Persalinan kala 2 adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai
hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan yang dimulai dengan
pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi.
Lamanya kala dua menurut Friedman adalah
1 jam untuk primigravida dan 15 menit untuk multigravida. Pada kala 2 yang
berlangsung lebih dari 2 jam pada primigravida atau 1 jam pada multipara
dianggap sudah abnormal oelh mereka yang setuju dengan pendapat Friedman, tetapi
saat ini hal tersebut tidak mengindikasikan perlunya melahirkan bayi dengan
forceps atau vakum ekstraksi.
Kontraksi selama kala dua adalah sering,
kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60-90
detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya.
Tanda-tanda bahwa kala 2 persalinan
sudah dekat
·
Ibu merasa ingin meneran (dorongan
meneran/doran)
·
Perineum menonjol (perjol)
·
Vulva vagina membuka (vulka)
·
Adanya tekanan pada spincter anus
(teknus)
·
Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
·
Meningkatnya pengeluaran darah dan
lendir
·
Kepala telah turun didasar panggul
·
Ibu kemungkinan ingin buang air besar
Diagnosis pasti
·
Telah terjadi pembukaan lengkap
·
Tampak bagian kepala janin melalui
bukaan introitus vagina
Perubahan fisiologi kala 2 persalinan
·
Kontraksi, dorongan otot-otot dinding
uterus
·
Pergeseran dinding uterus
·
Ekspulsi janin
Kontraksi uterus dan dorongan otot-otot
dinding uterus
dorongan otot2 dinding uterus =>
kontraksi>>> => ketuban pecah => kepala terdorong memasuki
vagina => terjadi penekanan kepada kepala bayi => terjadi fleksi =>
kontraksi makin kuat (efek umpan balik+) => Ferguson’s refleks
Pergeseran organ dasar panggul
penekanan kepala => pergeseran organ
dasar panggul => anterior : kandung kemih terdorong ke abdomen, posterior :
rektum => musculus levator ani berdilatasi => perineum menonjol =>
kepala terlihat di vulva => crowning => ekspulsi
Pemantauan Ibu
·
Periksa nadi ibu setiap 30 menit
·
Pantau frekuensi dan lama kontraksi
setiap 30 menit
·
Memastikan kandung kemih kosong melalui
bertanya kepada ibu secara langsung sekaligus dengan melakukan palpasi
·
Penuhi kebutuhan hidrasi, nutrisi
ataupun keinginan ibu
·
Periksa penurunan kepala bayi melalui
pemeriksaan abdomen (pemeriksaan luar) setiap 30 menit dan pemeriksaan dalam
setiap 60 menit atau kalau ada indikasi
·
Upaya meneran ibu
·
Apakah ada presentasi majemuk atau tali
pusat disamping kepala
·
Putaran paksi luar segera setelah bayi
lahir
·
Adanya kehamilan kembar setelah bayi
pertama lahir
Pemantauan janin
Saat bayi belum lahir
·
Lakukan pemeriksaan DJJ setiap selesai
menera atau setiap 5-10 menit
·
Amati warna air ketuban jika selaputnya
sudah pecah
·
Periksa kondisi kepala, vertex, caput,
molding
Saat bayi lahir
·
Nilai kondisi bayi (0-30 detik) dengan
menjawab 2 pertanyaan, apakah bayi menangis kuat dan atau tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak aktif atau lemas?
Kondisi yang harus diatasi sebelum
penatalaksanaan kala 2
·
Syok
·
Dehidrasi
·
Infeksi
·
Preeklampsia/eklampsia
·
Inersia uteri
·
Gawat janin
·
Penurunan kepala terhenti
·
Adanya gejala dan tanda distosia bahu
·
Pewarnaan mekonium pada cairan ketuban
·
Kehamilan ganda/kembar
·
Tali pusat menumbung/lilitan tali pusat
Persiapan penolong persalinan
·
Sarung tangan dan barier protektif
lainnya
·
Tempat persalinan yang bersih dan steril
·
Peralatan dan bahan yang diperlukan
·
Tempat meletakan dan lingkungan yang
nyaman bagi bayi
·
Persiapan ibu dan keluarganya (asuhan
sayang ibu, bersihkan perineum dan lipat paha, kosongkan kandung kemih,
amniotomi dan menjelaskan peran suami/pendamping)
Penatalaksanaan kala 2
·
Setelah pembukaan lengkap, pimpin ibu
untuk meneran apabila timbul dorongan spontan untuk melakukan hal itu
·
Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara
kontrkasi
·
Berikan pilihan posisi yang nyaman bagi
ibu
·
Pantau kondisi janin
·
Bila ingiin meneran tapi pembukaan belum
lengkap, anjurkan ibu untuk bernafas cepat atau biasa, atur posisi agar nyaman,
dan upayakan untuk tidak meneran hingga pembukaan lengkap
MENOLONG PERSALINAN SESUAI APN
Melihat tanda dan gejala kala 2
·
Mengamati tanda dan gejala kala 2
Menyiapkan peralatan pertolongan
persalinan
·
Memastikan perlengkapan, bahan dan
obat-obatan esensial yang siap digunakan. Mematahkan mapul oksitosin 10 unit
dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai didalam partus set
·
Mengenakan baju penutup atau celemek
plastik
·
Melepaskan semua perhiasan yang dipakai
dibawah siku. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang megalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk 1x pakai/handuk pribadi yang bersih
·
Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat
tinggi
·
Menyiapkan oksitosin 10 unit kedalam
spuit (dengan memakai sarung tangan) dan meletakannya kembali di partus set
tanpa dekontaminasi spuit
Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan
janin baik
·
Membersihkan vulva dan perineum,
menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas
atau kasa yang sudah dibasahi air DTT
·
Dengan menggunakan teknik aseptik,
melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah
lengkap (bila ketuban belum pecah maka lakukan amniotomi)
·
Mendekontaminasi sarung tangan
·
Memeriksa DJJ setelah berakhir setiap
kontraksi (batas normal 120-160x/menit)
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk
membantu proses pimpinan meneran
·
Memberitahukan ibu bahwa pembukaan sudah
lengkap dan keadaan janin baik, membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman
·
Meminta bantuan keluarga untuk
menyiapkan posisi ibu untuk meneran
·
Melakukan pimpinan meneran saat ibu
mempunyai dorongan kuat untuk meneran
Persiapan pertolongan kelahiran
·
Jika kepala telah membuka vulva dengan
diameter 4-5 cm, meletakan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan
bayi
·
Meletakan kain yang bersih dilipat 1/3
bagian dibawah bokong ibu
·
Membuka partus set
·
Memakai sarung tangan steril
Memulai meneran
·
Jika pembukaan belum lengkap,
tenteramkan ibu dan bantu pilihkan posisi yang nyaman
·
Jika ibu merasa ingin meneran namun
pembukaan belum lengkap, berikan semangat dan anjurkan ibu untuk bernafas cepat
dan bersabar agar jangan meneran dulu
·
Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu
merasa ingin meneran, bantulah ibu memilih posisi yang nyaman untuk meneran dan
pastikan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
·
Jika pembukaan sudah lengkap namun belum
ada dorongan untuk meneran, bantu ibu memilih posisi yang nyaman dan biarkan
berjalan-jalan
·
Jika ibu tidak merasa ingin meneran
setelah pembukaan lengkap selama 60 menit, anjurkan ibu untuk memulai meneran
pada saat puncak kontraksi, dan lakukan stimulasi puting susu serta berikan
asupan gizi yang cukup
·
Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit,
lakukan rujukan (kemungkinan CPD, tali pusat pendek)
Cara meneran
·
Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan
dorongan alamiahnya selama kontraksi
·
Jangan menganjurkan untuk menahan nafas
selama meneran
·
Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan
segera beristirahat diantara kontraksi
·
Jika ibu berbaring miring atau setengah
duduk, ibu mungkin merasa lebih mudah untuk meneran jika ibu menarik lutut
kearah dada dan menempelkan dagu ke dada
·
Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat
bokong saay meneran
·
Jangan melakukan dorongan pada fundus
untuk membantu kelahiran bayi. Dorongan pada fundus meningkatkan resiko
distosia bahu dan ruptur uteri
Menolong kelahiran bayi
·
Saat kepala bayi membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain,
letakan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan
tidak mengahmbat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat saat kepala lahir
·
Dengan lembut menyeka muka, mulut dan
hidung bayi dengan kain atau kasa bersih
·
Memeriksa lilian tali pusat dan jika
kendurkan lilitan jika memang terdapat lilitan dan kemudian meneruskan segera
proses kelahiran bayi
·
Menunggu hingga kepala bayi melakukan
putaran paksi luar secara spontan
·
Tempatkan kedua tangan dimasing-masing
sisi kedua muka bayi
·
Menelusurkan tangan mulai dari kepala
bayi yang berada dibagian bawah kearah perienum tangan membiarkan bahu dan
lengan posterior lahir ke tangan tersebut
·
Menelusurkan tangan yang berada diatas
anterior dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangga saat punggung dan kaki
lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
Penanganan bayi baru lahir
·
Menilai bayi dengan cepat, kemudian
meletakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi lebih rendah dari
tubuhnya
·
Segera mengeringkan bayi, membungkus
kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat
·
Menjepit tali pusat menggunakan klem
kira-kira 3 cm dari pusat/umbilical bayi
·
Memegang tali pusat dengan satu tangan
smabil melindungi bayi dari gunting, dan tangan yang lain memotong tali pusat
diantara dua klem tersebut
·
Mengganti handuk basah dan menyelimuti
bayi dengan kain atau selimut bersih, menutupi bagian kepala, membiarkan tali
pusat terbuka
·
Memberikan bayi kepada ibunya dan
menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendakinya
Yang harus diperhatikan pada saat
pengeluaran bayi
·
Posisi ibu saat melahirkan bayi
·
Cegah terjadinya laserasi atau trauma
·
Proses melahirkan kepala
·
Memeriksa lilitan tali pusat pada leher
bayi
·
Proses melahirkan bahu
·
Proses melahirkan tubuh bayi
·
Mengusap muka, mengeringkan dan rangsang
taktil pada bayi
·
Memotong tali pusat
Gejala dan tanda distosia bahu
·
Turtle sign adalah kepala terdorong
keluar tetapi kembali kedalam vagina setelah kontraksi atau ibu berhenti
meneran
·
Tidak terjadi puataran paksi luar
apabila kepala telah lahir
·
Kepala tetap pada posisinya (dalam
vagina) walau ibu meneran sekuat mungkin
MEKANISME PERSALINAN NORMAL
Adalah gerakan janin yang mengakomodasikan diri terhadap
panggul ibu
Penyesuaian diri berupa : fleksi, rotasi
dari janin. Hal ini sangat penting untuk kelahiran melalui vagina oleh karena
janin tersebut harus menyesuaikan diri dengan ruangan yang tersedia didalam
panggul. Diameter-diameter yang lebih besar dari janin harus menyesuaikan diri
dengan diameter yang paling besar dari panggul ibu agar janin bisa masuk
melalui panggul untuk dilahirkan.
Panggul dan fetal skull
Tubuh janin
Letak : hubungan poros panjang janin ke
poros panjang ibu
·
Membujur
·
Melintang
·
Miring/oblique
Letak bayi
Presentasi : menunjukkan pada bagian bawah janin memasuki
jalan masuk panggul bagian atas
·
Kepala : verteks, sinpital, dahi, muka
·
Bokong : murni, lengkap, presentasi kaki
·
Bahu
Sikap
·
Flexi : dagu melekat ke dada
·
Lurus
·
Ekstensi : occiput mendekat ke belakang
Posisi :hubungan antara bagian terendah janin dan sisi panggul
ibu
Synclitisma/Asynclitisma
·
Synclitismus : sutura sagitalis berada
pada pertengahan antara simpisis pubis dengan promontorium
·
Asynclitismus : sutura sagitalis
mendektai simpisis pubis atau promontorium
Tengkorak kepala janin
Terdiri dari 5 tulang, 4 sutura dan 2
ubun-ubun
Batasan tengkorak kepala dalam
persalinan
·
Ubun-ubun anterior : dibentuk oleh
pertemuan sutura frontalis, sagitalis dan coronaria, berbentuk segi empat (diamond)
·
Ubun-ubun posterior : dibentuk dari
sutura sagitalis dan lamboidea, berbentuk seperti segitiga
·
Sutura sagitalis : sutura antara 2
tulang pariental, yang merupakan petunjuk synclitismus
·
Molding : perubahan bentuk kepala
(kepala tumpang tindih) sebagai penyesuaian kepala saat melewati panggul
·
Caput succadenum : pembengkakan
edematous diatas kepala janin yang diakibatkan oleh tekanan kepala saat
melewati rongga panggul
Diameter
·
Jarak biparietal : merupakan diameter
melintang terbesar dari kepala janin, dipakai dalam definisi penguncian
(engagement)
·
Jarak suboccipitobregmatika : jarak
antara batas leher dengan occiput ke anterior fontanella, ini adalah diameter
yang berpengaruh membentuk presentasi kepala
·
Jarak occipitomental : merupakan
diameter terbesar dari kepala janin. Ini adalah diameter yang berpengaruh untuk
membentuk presentasi dahi
MEKANISME PERSALINAN
·
Turunnya kepala dibagi menjadi dua yaitu
masuknya kepala dalam pintu atas panggul, dan majunya kepala
·
Pembagian ini terutama berlaku pada primigravida.
Masuknya kedalam pintu atas panggul pada primigravida (yang baru pertama kali
hamil) sudah terjadi pada bulan terkahir kehamilan tetapi pada multigravida
(yang sudah pernah hamil sebelumnya) biasanya baru terjadi pada permulaan
persalinan.
·
Masuknya kepala kedalam pintu atas
panggul biasanya dengan sutura sagitalis, melintang dan dengan fleksi yang
ringan
·
Masuknya sutura sagitalis terdapat
ditengah-tengah jalan lahir, ialah tepat diantara simpisis dan promontorium,
maka kepala dikatakan dalam synclitismus dan synclitismus os parietal depan dan
belakang sama tingginya
·
Jika sutura sagitalis agak ke depan
mendekati simpisis atau agak kebelakang mendekati promontorium maka posisi ini
disebut asynclitismus. Pada pintu atas panggul biasanya kepala dalam
asynclitismus posterior yang ringan.Asynclitismus posterior ialah jika sutura sagitalis mendekati simpisis
dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan. Asynclitismus anteriorialah jika sutura sagitalis mendekati promontorium
sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang
·
Majunya kepala pada primigravida terjadi
setelah kepala masuk kedalam rongga panggul dan biasanya baru dimulai pada kala
2. Pada multigravida sebaiknya majunya kepala dan masuknya kepala kedalam
rongga panggul terjadi bersamaan. Yang menyebabkan majunya kepala : Tekanan
cairan intrauterin, tekanan langsung oleh fundus pada bokong, kekuatan meneran,
melurusnya badan janin oleh perubahan bentuk rahim
·
Penurunan terjadi selama persalinan oleh
karena daya dorong dari kontraksi dan posisi, serta peneranan selama kala 2
oleh ibu
·
Fiksasi
(engagement) merupakan tahap penurunan pada
waktu diameter biparietal dari kepala janin telah masuk panggul ibu
·
Desensus merupakan
syarat utama kelahiran kepala, terjadi karena adanya tekanan cairan amnion,
tekanan langsung pada bokong saat kontraksi, usaha meneran, ekstensi dan
pelurusan badan janin
·
Fleksi, sangat
penting bagi penurunan kepala selama kala 2 agar bagian terkecil masuk panggul
dan terus turun. Dengan majunya kepala, fleksi bertambah hingga ubun-ubun
besar. Keuntungan dari bertambahnya fleksi ialah ukuran kepala yang lebih kecil
melalui jalan lahir yaitu diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan
diameter suboccipito frontalis (11,5 cm). Fleksi disebabkan karena janin
didorong maju, dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul,
serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan dorongan dan
tahanan ini terjadilah fleksi, karena moment yang menimbulkan fleksi lebih
besar dari moment yang menimbulkan defleksi.
·
Putaran
paksi dalam/rotasi internal,
pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari
bagian depan memutar ke depan ke bawah sympisis. Pada presentasi belakang
kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang
akan memutar kedepan kebawah simpisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk
kelahiran kepala karena putara paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan
posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan
pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam tidak terjadi tersendiri, tetapi
selalu kepala sampai ke hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai di
dasa panggul. Sebab-sebab putaran paksi dalam : Pada letak fleksi, bagian
belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala. Pada bagian terendah
dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit yaitu pada sebelah depan
atas dimana terdapat hiatus genetalis antara M. Levator ani kiri dan kanan.
Pada ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior
·
Rotasi internal dari kepala janin akan
membuat diameter enteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala akan
menyesuaikan diri dengan diameter anteroposterior dari panggul
·
Ekstensi, setelah
putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul, terjadilah ekstensi
atau defleksi dari kepala. Hal ini terjadi pada saat lahir kepala, terjadi
karena gaya tahanan dari dasar panggul dimana gaya tersebut
membentuk lengkungan Carrus, yang mengarahkan kepala keatas menuju lubang vulva
sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Bagian leher
belakang dibawah occiputnya akan bergeser dibawah simpisis pubis dan bekerja
sebagai titik poros. Uterus yang berkontraksi kemudian memberi tekanan tambahan
atas kepala yang menyebabkan ekstensi kepala lebih lanjut saat lubang
vulva-vagina membuka lebar. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu
mendesaknay ekbawah dan satunya kerena disebabkan tahanan dasar panggul yang
menolaknya keatas. Resultantenya ialah kekuatan kearah depan atas.
·
Setelah subocciput tertahan pada pinggir
bawah sympisis maka yang dapat maju karena kekuatan tersebut diatas adalah
bagian yang berhadapan dengan subocciput, maka lahirlah berturut-turut pada
pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi hidung dan mulut dan akhirnya dagu
dengan gerakan ekstensi. Subocciput yang menjadi pusat pemutaran disebut
hypomoclion
·
Rotasi
eksternal/putaran paksi luar,
terjadi bersamaan dengan perputaran interior bahu. Setelah kepala lahir, maka
kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi
pada leher yang etrjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut putaranrestitusi. Restitusi adalah
perputaran kepala sejauh 45ᴼ baik kearah kiri atau kanan bergantung pada arah
dimana ia mengikuti perputaran menuju posisi oksiput anterior. Selanjutnya
putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischidicum.
Gerakan yang terakhir ini adalah gerakan paksi luar yang sebenarnya dan
disebabkan karena ukuran bahu, menempatkan diri dalam diameter anteroposterior
dari pintu bawah panggul.
·
Ekspulsi, setelah putaran paksi luar bahu depan sampai
dibawah sympisis dan menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang.
Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah
dengan paksi jalan lahi mengikuti lengkung carrus (kurva jalan lahir).
MOLDING (Molase)
Adalah perubahan bentuk kepala sebagai akibat penumpukan
tulang tengkorak yang saling overlapping satu sama lain karena belum menyatu
dengan kokoh dan memungkinkan terjadinya pergeseran sepanjang garis sambungnya.
Molding melibatkan seluruh tengkorak kepala, dan merupakan hasil dari tekanan
yang dikenakan atas kepala janin oleh struktur jalan lahir ibu. Sampai
batas-batas tertentu, molding akan memungkinkan diameter yang lebih besar bisa
menjadi lebih kecil dan dengan demikian bisa sesuai melalui panggul ibu
MANUVER TANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH
DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN
MANUVER
|
ALASAN
|
Letakkan telapak tangan pada bagian vertex yang
terlihat, sambil hati-hati agar jangan membiarkan tangan masuk kedalam
vagina. Lakukan penekanan terkendali dan tidak menghambat kepala janin untuk
keluar
|
Jari-jari tangan didalam vagina bisa membawa masuk
organisme dan meningkatkan resiko robekan perineum. Tekanan yang dilakukan terhadap
kepala pada saat ini akan membantu kepala agar fleksi sehingga daerah
subocciput menyentuh pinggir bawah simpisis pubis dan proses pengekstensian
dimulai
|
Dengan tangan lainnya, support perineum untuk
mencegah kepala terdorong keluar terlalu cepat sehingga merusak perineum.
Tutupilah tangan yang mensupport perineum dengan handuk. Letakkan ibu jari
dipertengahan pada salah satu sisi perineum dan letakkan jari telunjuk
dipertengahan sisi perineum yang berlawanan. Secara perlahan tekanlah ibu
jari dan jari telunjuk kebawah dan kearah satu sama lain untuk mengendalikan
peregangan perineum.
|
Gerakan kebawah dan kedalam ini melibatkan jaringan
yang cukup dalam aksi tersebut dan mendistribusikan jaringan tambahan kearah
bagian tengah dan perineum yaitu daerah yang paling besar kemungkinannya
mengalami laserasi. Handuk akan mencegah tangan yang bersarung tangan terkena
kontaminasi secara tidak sengaja
|
Dengan cermat dan hati-hati perhatikan perineum saat
kepala janin terus muncul dan lahir, usaplah mulut bayi dengan jari yang
dibungkus kain kasa
|
Garis-garis putih yang tipis akan segera tampak
sebelum terjadinya perobekan pada perineum. Gunakan kain kasa untuk menghapus
lendir yang mungkin terhisap pada saat bayi mulai bernafas untuk pertama kali
|
Pada waktu kepala sudah lahir, luncurkan salah satu
jari tangan dari salah satu tangan ke leher bayi untuk memeriksa apakah ada
lilitan tali pusat disekeliling leher janin, biasanya tali pusat tersebut
hanya perlu dilonggarkan sedikit agar kepala janin bisa dilahirkan tanpa
kesulitan
|
Meluncurkan jari tangan ke leher bayi sampai ke
puncak punggungnya akan memungkinkan penolong untuk mengetahui dimana letak
tali pusatnya
|
Jika tali pusat melilit leher bayi dengan longgar,
upayakan agar tali pusat tersebut dapat dilonggarkan lewat kepalanya. Jika
lilitan tali pusat tersebut terlalu ketat untuk bisa dilepas lewat kepala
bayi, tetapi tidak terlalu ketat melilit leher bayi, lepaskan melalui bahunya
saat bayi lahir.
Jika tali
pusat tersebut melilit leher bayi dengan ketat, pasanglah dua buah klem pada
tali pusat tersebut dengan segera. Pastikan ibu mendapatkan penjelasan
tentang apa yang penolong lakukan, dan sebaiknya ibu hanya bernafas pendek
saja dan tidak meneran.
|
Tali pusat yang ketat bisa menyebabkan terjadinya
hipoksia bayi. Menaganjurkan ibu bernafas pendek-pendek akan mencegah meneran
dan mencegah lilitannya menjadi lebih ketat.
|
Tunggulah sampai terjadi rotasi eksternal pada
kepala bayi. Setelah kepala bayi berputar menghadap ke paha ibu, letakkan
tangan pada kedua sisi kepala bayi, tangan kebawah untuk melahirkan bahu
anterio, kemudian tangan mengarah keatas lagi untuk melahirkan bahu posterior
|
Menunggu, dan tidak melakukan manuver tangan hingga
restitusi kepala selesai adalah penting untuk keselamatan kelahiran tersebut.
Dalam kelahiran yang normal perlu melakukan intervensi agar kepala bayi
berputar, sambil menunggu beri dukungan pada ibu
|
Setelah bahu dilahirkan, letakan salah satu tangan
dibawah leher bayi untuk menopang kepala, leher dan bahunya, sedangkan 4 jari
tangan yang satu lagi menopang lengan dan bahu anterior. (sementara melakukan
hal tersebut, bungkukan badan secukupnya untuk mengamati perineum dan
memastikan bahwa tidak ada tekanan berlebihan pada perineum)
|
Badan bayi haruslah meluncur keluar dengan dituntun
oleh tangan sepanjang kurva jalan lahir (Carus) dan menopangnya dari tekanan
yang berlebihan oleh perineum ibu. Pemegangan yang seperti ini akan
memungkinakan penolong untuk mengendalikan kelahiran tubuh bayi
|
Pada saat badan bayi dilahirkan, luncurkan tangan
atas kebawah badan bayi, dan selipkan jari telunjuk diantara kaki bayi dan
terus ke bawah hingga menggenggam kedua pergelangan kaki bayi
|
Bagaimana licinnya bayi, cara seperti ini akan
menghasilkan pegangan yang aman
|
Lahirkan tubuh bayi dalam gerak lengkung yang rata
(ingat kurva carus) keluar supaya kepalanya sekarang ditopang oleh permukaan
telapak tangan yang satu lagi. Tangan yang menopang kepala hendaknya lebih
rendah dari tubuh bayi.
|
Hal ini akan membuat bayi berada dalam ketinggian
yang sama dengan plasenta dan mencegah bayi terlepas atau terkena tekanan
yang berlebihan terhadap jaringan bayi. Merendahkan posisi kepala bayi akan
mendorong pengeluaran lendir sementara bayi dikeringkan
|
Sementara mengevaluasi kondisi bayi, keringkanlah
lalu letakkan bayi diatas abdomen ibu
|
Bayi saat ini harus sudah mulai bernafas, kering,
dan kontak dengan kulit ibu sedapat mungkin untuk mencegah hipotermia, untuk
mendorong terciptanya ikatan batin serta pemberian ASI
|
Sumber :
Simkin P & Ancheta R. 2005. Buku
Saku Persalinan.EGC. Jakarta
Varney, Kriebs JM, Gegor CL. 2002. Buku
Saku Bidan.EGC. Jakarta
MHN. 2008. Asuhan Persalinan
Normal depkes RI.Jakarta
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Asuhan
Intrapartum. Depkes RI. Jakarta
Saifuddin, Abdul bari. 2002. Buku
Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBPSP.Jakarta
Oxorn H. Patologi dan Fisiologi
Persalinan
Varney, Helen. 1997. Varney’s
Midwifery. Jones and Barlett. New York
Sastrowinata, S. 1983. Obstetri
Fisiologi. Unpad.Bandung
Depkes RI. 2003. Standar
Asuhan Kebidanan Bagi Bidan di Rumah sakit dan Puskesmas
Direktorat Keperawatan dan Keteknisan
Medik
Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik. Depkes RI. jakarta