Persalinan Kala 2 (dua) Disertai Model Gambar
batasan persalinan kala II
dimulai saat pembukaan serviks lengkap dan berakhir dengan
lahirnya seluruh tubuh janin.
tanda gejala kala II
ibu ingin meneran (dorongan meneran/doran)
perineum menonjol (perjol)
vulva membuka (vulka)
tekanan anus (teknus)
meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
kepala telah turun di dasar panggul
diagnosis pasti
pembukaan lengkap
kepala bayi terlihat pada introitus vagina
Fase kala II (Aderhold dan robert)
fase I : fase tenang, mulai dari pembukaan lengkap samapi
timbul keinginan untuk meneran
faseII : fase peneranan, mulai dari timbulnya kekuatan untuk
meneran samapi kepala crowning (lahirnya kepala)
fase III : fase perineal, mulai sejak crowning kepala janin
sampai lahirnya seluruh badan bayi
Kontraksi
sangat kuat dengan durasi 60-70 detik, 2-3 menit sekali
sangat sakit dan akan berkurang bila meneran
kontraksi mendorong kepala ke ruang panggul yang menimbulkan
tekanan pada otot dasar panggul sehingga timbul reflak dorongan meneran
persiapan persalinan
1. persiapan ibu dan keluarga
1. persiapan ibu dan keluarga
memastikan kebersihan ibu, sesuai prinsip Pencegahan Infeksi
(PI)
perawatan sayang ibu
pengosongan kandung kemih/2 jam
pemberian dorongan psikologis
2. persiapan penolong persalinan
perlengkapan pakaian
mencuci tangan (sekitar 15 detik)
3. persiapan peralatan
ruangan
penerangan
tempat tidur
peralatan persalinan
bahan
amniotomi
indikasi amniotomi
jika ketuban belum pecah dan serviks telah membuka
sepenuhnya
Cara melakukan amniotomi
Cara melakukan amniotomi
diantara kontraksi, lakukan Pemeriksaan Dalam (PD), sentuh
ketuban yang menonjol, pastikan kepala telah engaged dan tidak teraba adanya
tali pusat atau bagian2 kecil lainnya(bila tali pusat dan bagian2 yang kecil
dari bayi teraba, jangan pecahkan selaput ketuban dan rujuk segera)
pegang 1/2 klem kocher/kelly memakai tangan yang
lain, dan memasukkan ke dalam vagina dengan perlindungan 2 jari tangan
kanan yang mengenakan sarung tangan hingga menyentuh selaput ketuban dengan
hati2.
saat kekuatan his sedang berkurang, dengan bantuan jari2
tangan kanan anda goreskan klem kocher untuk menyobek 1-2 cm hingga pecah
biarkan cairan ketuban membasahi jari tangan yang digunakan
untuk pemeriksaan
tarik keluar dengan tangan kiri 1/2 klem kocher/kelly dan
rendam dalam larutan klorin 0,5%. tetap pertahankan jari2 tangan kanan anda di
dalam vagina untuk merasakan turunnya kepala janin dan memastikan tetap tidak
teraba adanya tali pusat, setelah yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba
tali pusat, keluarkan jari tangan kanan dari vagina secara perlahan.
evaluasi warna cairan ketuban, periksa apakah ada
mekonium(kotoran bayi) atau darah
celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tanagn kedalam
larutan klorin 0,5% lalu lepaskan sarung tanagan dalam kondisi terbalik dan
biarkan terendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
cuci kedua tangan
periksa kembali denyut jantung janin
catat pada partograf waktu dilakukan pemecahan selaput
ketuban, warna air ketuban dan DJJ
# Keuntungan amniotomi
memungkinkan pengamatan atas cairan amniotik terutama ada
atau tidaknya mekonium
dimana pemantauan DJJ secara terus menerus didindikasikan,
maka elektroda dapat diletakkaan langsung ke atas kulit kepala janin, yang
memungkinkan pelacakan yang lebih baik daripada yang diperoleh dengan menempatkan
elektroda diatas abdomen ibu
kateter perekam bis aditempatkan di dalam uterus dan dapat
mengukur tekanan intrauterin secara langsung dan akurat
lamanya persalinan bisa diperpendek
bukti2 yang ditemukan akhir2 ini menunjukkan bahwa amniotomi
dan stimulasi slauran genital bawah menyebabkan peningkatan dalam
prostaglandin, dan hal ini selanjutnya menyempurnakan kontraksi uterus
# kerugian amniotomi
tekanan diferensial yang meningkat diekitar kepala janin bis
amenimbulkan cacatnya tulang kepala janin
berkurangnya jumlah cairan amniotik bisa menmabah kompresi
tali pusat
# sementara amniotomi dini bisa mempercepat pembukaan
cerviks, namun bis apula menyebabkan berkurangnya aliran darah ke plasenta.
jadi keuntungan dalam bentuk persaliann yang lebih pendek bisa terelakkan oleh
efek merugikan yang potensial bisa terjadi pada janin, seperti misalnya
penurunan angka pH darah. beberpa penolong telah mencatat adanya perubahan
dalam pola DJJ setelah dilakukannya amniotomi.
Keluarnya mekonium pada presentasi kepala
keluarnya mekonium atau air ketuban yang bercampur mekonium
per vaginam pada presentasi kepala merupakan gejala gawat janin (fetal
distress). diduga ini sebagai hasil relaksasi spingter real dan peristaltik
yang bertambah sebagai akibat anoxis. faktor2 etiologisnya meliputi lilitan
tali pusat, partus lama, toxemia gravidarum. pada sebagian kasus tidak
diketahui penyababnya
insidensi keluarnya mekonium adalah sekitar 5%. kalau ini
merupakan sat2nya gejala maka kejadian lahir mati (stillbirth) adalah jarang,
tetapi jumlah bayi yang memerlukan resusitasi lebih banyak daripada
insidensinya secara keseluruhan
apabila terjadi pengeluaran mekonium maka DJJ harus diamati
dengan ketat. kalau ada perubahan yang berarti dalam irama dan
frekuensinya maka mungkin diperlukan persalinan segera untuk menyelamatkan
bayinya. meskipun demikian pengeluaran mekonium sendiri bukan merupakan
indikasi untuk penyelesaian persalinan secara operatif
pada presentasi bokong keluarnya mekonium disebabkan oleh
tekanan kontraksi uterus pada usus bayi dan bukan merupakan gejala atau gawat
janin.
Penatalaksanaan kala II
Gambar Penatalaksanaan Kala II Persalinan
setelah pembukaan lengkap, pmpin untuk meneran pabila timbul
dorongan spontan untuk melakukan hal itu
beristirahat diantara kontraksi
berikan posisi yang nyaman bagi ibu
pantau kondisi janin
bila ingin meneran, tapi pembukaan belumlengkap, anjurkan
bernafas cepat atau biasa, atur posisi agar nyaman, upayakan tidak meneran
hingga pembukaan lengkap
bila pembukaan sudah lengkap tetapi ibu tidak ingin meneran,
anjurkan untuk mobilisasi atau mengubah-ubah posisi hingga timbul dorongan
untuk meneran
bila kontraksi kuat tetapi ibu tidak ingin menran setealh 60
menit dari sejak pembuakaan lengkap, pimpin untuk meneran saat kontraksi puncak
(beri asupan yang cukup)
bila 60 menit setelah itu kelahiran bayi masih belum
terjadi, rujuk ibu ke fasilitas rujukan
1. Mulai Mengejan. Jika
sudah didapatkan tanda pasti kala dua tunggu ibu sampai merasakan adanya
dorongan spontan untuk meneran. Meneruskan pemantauan ibu dan bayi.
2. Memantau selama
penataksanaan kala dua persalinan. Melanjutkan penilaian kondisi ibu dan janin
serta kemajuan persalinan selama kala dua persalinan secara berkala. Memeriksa
dan mencatat nadi ibu setiap 30 menit, frekuensi dan lama kontraksi selama 30
menit, denyut jantung janin setiap selesai meneran, penurunan kepala bayi
melalui pemeriksaan abdomen, warna cairan ketuban, apakah ada presentasi
majemuk, putaran paksi luar, adanya kehamilan kembar dan semua pemeriksaan dan
intervensi yang dilakukan pada catatan persalinan.
3. Posisi Ibu saat
Meneran. Membantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman baginya. Ibu
dapat berganti posisi secara teratur selama kala dua persalinan karena hal ini
sering kali mempercepat kemajuan persalinan.
Gambar Posisi duduk atau setengah duduk
Gambar Posisi Jongkok atau Berdiri
Gambar Posisi Merangkak atau berbaring miring ke kiri
4. Melahirkan kepala.
Bimbing ibu u/ meneran. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5
– 6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu. Saat
sub occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum dengan
dialas lipatan kain dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncat
kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir,
Mengusapkan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir dan
darah.
Gambar Melahirkan Kepala
5. Memeriksa Tali Pusat.
Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan bernapas cepat.
Raba leher bayi, apakah ada leletan tali pusat. Jika ada lilitan longgar
lepaskan melewati kepala bayi.
Gambar Memeriksa tali pusat
6. Melahirkan Bahu.
Setelah menyeka mulut dan hidung bayi hingga bersih dan memeriksa tali pusat,
tunggu hingga terjadi kontraksi berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala
bayi. Setelah rotasi eksternal, letakan satu tangan pada setiap sisi kepala bayi
dan beritahukan pada ibu untuk meneran pada kontraksi berikutnya. Lakukan
tarikan perlahan kearah bawah dan luar secara lembut (Kearah tulang punggung
ibu hingga bahu bawah tampak dibawah arkus pubis. Angkat kepala bayi kearah
atas dan luar (mengarah ke langit-langit) untuk melahirkan bahu posterior bayi.
Gambar Melahirkan Bahu
7. Melahirkan Sisa Tubuh
Bayi. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin
bagian posterior dengan ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan keempat
jari pada bahu dan dada/punggung janin, sementara tangan kiri memegang lengan
dan bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir.Setelah badan dan
lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah
janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara
kedua lutut janin)
Setelah seluruh badan bayi
lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi
menghadap kearah penolong. Nilai bayi, kemudian letakan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala lebih rendah dari badan (bila tali pusat terlalu pendek,
letakan bayi di tempat yang memungkinkan.
Gambar Melahirkan Tubuh Bayi
8. Memotong tali pusat. Segera
mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat.
Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari
klem pertama. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri,
dengan perlindungan jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem.
Gambar Memotong Tali Pusat
PENTING
bila melakukan pimpinan meneran:
bila melakukan pimpinan meneran:
ada tanda pasti kala II (pembukaan lengkap)
ibu ada dorongan kuat untuk meneran
selaput ketuban sudah pecah/dipecahkan
yang dilakukan/diperhatikan dalam pimpinan meneran:
dukungan kepada ibu yang akan melahirkan bayinya
posisi meneran (ibu dibebaskan untuk memilih posisi saat
melahirkan, insyaAlloh kita bahas nanti)
cara bernafas diantara/saat meneran
denyut jantung janin (DJJ) 120-160X/detik
batas waktu maksimum melakukan pimpinan meneran:
primipara(pertama kali melahirkan) : 120 menit
multipara(>1xmelahirkan)
: 60 menit
jika bayi belum lahir dalam batas waktu tersebut di atas,
segera lakukan rujukan
Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala II
sejak kehamilan yang lanjut uterus (rahim) dengan jelas terdiri dari dua bagian:
Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala II
sejak kehamilan yang lanjut uterus (rahim) dengan jelas terdiri dari dua bagian:
segmen atas rahim (SAR) yang dibentuk oleh corpus
uteri
segmen bawah rahim (SBR) yang terjadi dari isthmus uteri
SAR memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan
dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan dan mendorong bayi
keluar. SBR memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan
dan teregang yang akan dilalui bayi.
sifat kontraksi otot rahim
setelah kontraksi otot rahim tidak berelaksasi kembali ke
keadaan sebelum kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya
seperti sebelum kontraksi, yang disebut retraksi. dengan retraksi, rongga rahim
mengecil dan anak berangsur didorong ke bawah dan tidak banyak naik lagi ke
atas setelah his hilang. retraksi ini mengakibatkan SAR makin tebal dengan
majunya persalinan apalagi setelah bayi lahir.
kontraksi tidak sama kuatnya, tapi paling kuat di daerah
fundus uteri dan berangsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada SBR.
sebagian dari isi rahim keluar dari SAR diterima oleh SBR sehingga SAR makin
mengecil sedang SBR makin diregang dan makin tipis dan isi rahim pindah ke SBR
sedikit demi sedikit.
Perubahan Bentuk Rahim
kontraksi, mengakibatkan sumbu panjang rahim bertambah
panjang sedang ukuran melintang maupun ukuran muka belakang berkurang
pengaruh perubahan bentuk rahim yaitu ukuran melintang
berkurang, rahim bertambah panjang. hal ini merupakan salah satu sebab dari
pembukaan serviks.
Ligamentum Rotundum
mengandung otot-otot polos dan kalau uterus berkontraksi,
otot-otot ini ikut berkontraksi hingga ligamentum rotundum menjadi pendek.
Perubahan Pada Serviks
agar anak dapat keluar dari rahim maka perlu terjadi
pembukaan dari serviks. pembukaan serviks ini biasanya didahului oleh
pendataran dari serviks.
Pendataran Dari Serviks
pemendekan dari canalis servikalis, yang semula berupa
sebuah saluran yang panjangnya 1-2cm, menjadi suatu lubang saja dengan pinggir
yang tipis
Pembukaan Dari Serviks
pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa suatu
lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubnag yang dapat dilalui
bayi, kira2 10 cm.
Faktor yang menyebabkan pembukaan serviks
otot2 serviks menarik pada pinggir ostium
waktu kontraksi SBR dan serviks diregang oleh isi rahim
terutama oleh air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada serviks
waktu kontraksi, bagian dari selaput yang terdapat diatas
kanalis servikalis ialah yang disebut ketuban.
Perubahan pada vagina dan dasar panggul
pada kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina
setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar
panggul ditimbulkan oleh bagian depan anak. oleh bagian depan yang maju itu,
dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding2 yang tipis. waktu kepala
sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke depan atas
dari luar, peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum
yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka.
Asuhan sayang ibu dan posisi meneran
1. asuhan sayang ibu
1. asuhan sayang ibu
asuhan yang aman, berdasarkan evidence based dan turut
meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu
membantu ibu merasa nyaman dan aman selama proses persalinan
yang menghargai kebiasaan budaya, praktek keagamaan dan kepercayaan serta
melibatkan ibu dan keluarga sebagai pembuat keputusan, secara emosional
sifatnya mendukung. asuhan sayang ibu melindungi hak-hak ibu untuk mendapatkan
privasi dan menggunakan sentuhan bila diperlukan
menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan
merupakan proses alamiah dan bahwa intervensi yang tidak perlu dan pengobatan
untuk proses alamiah harus dihindarkan.
berpusat pada ibu dan bukan pada petugas kesehatan dan
selalu melihat dahulu ke cara pengobatan yang sederhana dan non intervensi
sebelum berpaling ke teknologi
menjamin bahwa ibu dan keluarganya diberitahu tentang apa
yan g sedang terjadi dan apa yang bisa diharapkan
bidan harus memastikan seseorang yang telah dipilih ibu
untuk mendampingi selama persalinan(suami, ibu, mertua, saudara perempuan,
teman)
ibu yang memperoleh dukungan emosional selama persalinan
akan mengalami waktu persalinan yang lebih singkat, intervensi yang lebih
sedikit dan hasil persalinan yang lebih baik.
2. posisi meneran
tenaga kesehatan/bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin dan
melahirkan dalam posisi yang dipilihnya dan bukan posisi terlentang atau
litotomi
Gambar Posisi duduk atau setengah duduk
Gambar Posisi Jongkok atau Berdiri
Gambar Posisi Merangkak atau berbaring miring ke kiri
posisi terlentang bisa menyebabkan hipotensi karena bobot
uterus dan isinya akan menekan aorta, vena kava inferior serta pembuluh2 lain
dari sistem vena tersebut. hipotensi ini bisa menyebabkan ibu pingsan dan
seterusnya bisa mengarah ke anoreksia janin
posisi litotomi bisa menyebabkan kerusakan pada syaraf di
kaki dan di punggung dan akan ada rasa sakit yang lebih banyak di daerah
punggung pada masa postpartum(nifas)
posisi berjongkok, menggunakan gaya gravitasi untuk membantu
turunnya bayi serta dapat melebarkan rongga panggul
posisi duduk, memanfaatkan gaya gravitasi untuk membantu
turunnya bayi, serta memberi kesempatan bagi ibu untuk istirahat diantara
kontraksi
posisi berlutut, dapat mengurangi rasa sakit serta membantu
bayio dalam mengadakan rotasi posisi yang diharapkan (ubun-ubun kecil depan)
dan juga untuk mengurangi keluhan haemoroid
posisi berjongkok atau berdiri, dapat memudahkan dalam
pengosongan kandung kemih. kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat
penurunan bagian bawah janin.
posisi berjalan, berdiri dan bersandar. efektif dalam
membantu stimulasi kontraksi uterus serta dapat memanfaatkan gaya gravitasi.
dengan kebebasan untuk memutuskan posisi yang dipilhnya, ibu
akan lebih merasa aman. karena fokus utama kita adalah berpusdat kepada
kenyamanan klien(ibu) bukan nakes.
Asuhan kala II
1. Pemantauan ibu
tanda-tanda dan gejala kala II
ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan
atau vagina
perineum terlihat menonjol (perjol)
vulva-vagina dan spingter ani terlihat membuka
peningkatan pengeluaran lendir dan darah
evaluasi kesejahteraan ibu
tanda-tanda vital: tekanan darah (tiap 30 menit), suhu,
nadi(tiap 30 menit), pernafasan
kandung kemih
urine: protein dan keton
hidrasi: cairan, mual, muntah
kondisi umum: kelemahan dan keletihan fisik, tingkah laku
dan respon terhadap persalinan serta nyeri dan kemampuan koping
upaya ibu meneran
kontraksi tiap 30 menit
kemajuan persalinan
kemajuan persalinan cukup baik bila penurunan yang teratur
dari janin di jalan lahir serta dimulainya fase pengeluaran
lama kala II rata2 menurut Friedman adalah satu jam untuk
primigravida dan 15 menit untuk multipara
pada kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam bagi
primigravida atau 1 jam bagi multipara dianggap sudah abnormal oleh mereka yang
setuju dengan pendapat Friedman tetapi saat ini hal tersebut tidak
mengindikasikan perlunya melahirkan bayi dengan forceps atau vacum ekstraksi.
kontraksi selama kala II adalah sering, kuat dan sedikit
lebih lama, yaitu kira2 2 menit, yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi
tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya.
2. Pemantauan janin
a. denyut jantung janin (DJJ)
denyut dasar 120-160 x/menit
perubahan DJJ, pantau tiap 15 menit
variasi DJJ dari DJJ dasar
pemeriksaan auskultasi DJJ setiap 30 menit
b. warna dan adanya air ketuban
(jernih,keruh, kehijauan/tercampur mekonium)
c. penyusupan kepala janin
Kondisi yang harus diatasi sebelum penatalaksanaan kala II
syok
dehidrasi
infeksi
preeklampsia/eklampsia
inersia uteri
gawat janin
penurunan kepala terhenti
adanya gejala dan tanda distosia bahu
pewarnaan mekonium pada cairan ketuban
kehamilan ganda(kembar/gemelli)
tali pusat menumbung/lilitan tali pusat
Asuhan Dukungan
pemberian rasa aman, dukungan dan keyakinan kepada ibu bahwa
ibu mampu bersalin
membantu pernafasan
membantu teknik meneran
ikut sertakan serta menghormati keluarga yang menemani
berikan tindakan yang menyenangkan
penuhi kebutuhan hidrasi
penerapan Pencegahan Infeksi (PI)
pastikan kandung kemih kosong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Your CommEnT........