Senin, 26 Oktober 2009
Cindy Rera 1
Cindy Rera
Aku bingung. Tiba-tiba saja tubuhku berada di rumah besar itu. Kenapa aku mengikuti sebuah realiti show murahan hanya karena tergiur hadiah 100jt yach, gumamku. Demi untuk mengisi perut, aku memaksakan tubuh untuk memasuki rumah itu.
“baiklah,sepertinya lebih baik kita mulai saja sekarang”kata seorang pembawa acara.
“mari kita perkenalkan 5 peserta yang berhasil lolos seleksi cinderlela show yang baru pertama di kota X. yang melalui pertimbangan dewan juri diambil dari seluruh kota X.”
Aku kembali bingung, sesak sekali disana. Penuh gemerlapan lampu foto wartawan tv yang sepertinya sedang siaran langsung. Wah sepertinya ini bukan sekedar reality show murahan, batinku.
Aku mencoba berada di depan barisan saat nama Iminda disebutkan.
”iminda, seorang gadis sederhana yang bersekolah di sma negeri terbaik di kota X, sman 9 x”lanjut pembawa acara itu.
Aku masih terus berjuang agar berada di depan barisan. Berdesak-desakan. Sampai akhirnya nama yasha diumumkan.
”yasha, seorang gadis yang mungkin telah kita kenal di dunia entartaiment ini, karena dia ini seorang model majalah remaja yang sekarang sedang populer di kalangan remaja” sambungnya.
”ahhhh....”kataku sambil menghela nafas.
Aku putus asa. Sepertinya aku telah jauh dari kata terlambat..
”dan pasti aku dimarahi oleh produser reality show ini”
Akhirnya aku memutuskan untuk diam ditempat. Aku sudah bosan menyeret-nyeret tubuh masuk jauh lebih dalam untuk sesuatu yang tidak dia inginkan.
”inoze, seorang gadis yang tercatat sebagai pengusaha paling muda di kota x”
Aku hanya bisa mendengar jelas kata-kata pembawa acara itu. Dengan tetap menunduk sambil berfikir alasan kenapa aku pulang cepat pada adik-adikku yach.
”cindy, seorang gadis yang cukup dikenal karena ayahnya adalah pengusaha terkemuka di kota x”
”ahhh...........mungkin aku harus pulang” lanjutku lemas.
Saat aku berbalik, rasa bersalah pun timbul dihatiku. Dia masih ragu. Menghentikan langkah sejeneak adalah langkah yang dia ambil.
Seorang kru tv mulai mendekati pembawa acara. Dia membisikkan sesuatu padanya. Agak kecewa ekspresi pembawa acara itu lesu. Setelah kru itu berbalik, pembawa acara pun melanjutkan kalimatnya.
”maaf, sepertinya salah satu peserta yang lolos seleksi berhalangan hadir. Tetapi.......pihak kru tv kami akan segera menjemput dia. Baiklah kita lanjutkan saja acara berikutnya.”
Nah aku dapat mendengar jelas semuanya. Aku pun melanjutkan langkah sesaat setelah itu. Sampai sebuah tangan kekar menggandeng tanganku erat, dan mengangkatnya ke atas.
”nah mungkin itu dia, peserta terakhir, rera. Seorang gadis yang sederhana.”teriak pembawa acara spontan”
Aku lantas menoleh pada tangan itu. Bisa kulihat wajahnya tertutupi jaket dan kacamata. Kuperjelas pandanganku, kemudian aku sadar.
”lucid!!!!!”teriakku
”diam bodoh”Katanya lembut sambil tersenyum
”kau ingin mengikuti acara ini kan?. Kalau begitu cepat maju sana!” lanjutnya.
Aku senyum tanda setuju. Ahhhh......lucid, aku sayang padamu, batinku. Kulanjutkan langkahku kedepan sampai ke arah si pembawa acara itu. Jelas aku tersipu malu. Tapi sepertinya mereka baik, mereka menerimaku dengan senyum cerah.
”baiklah kini acara selanjutnya, foto bersama semu finalis reality show cinderlela. Tapi sebelum itu semua finalis harus di make over terlebih dahulu”
___>_<___
to be continued
sumber gambar: www.photobucket.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Your CommEnT........