Kontes SEO Gudangpoker.com

Kunjungi

Selasa, 28 Desember 2010

dulu

Pohon begitu hijau

Langit begitu bIru

Tapi itu dulu

Yang kita lihat sekarang

hanya kosong diliputi debu

semua begitu putih dan luas

semua begitu ramah dan sejuk

tapi itu dulu

sekarang yang tersisa hanyalah

asap dan tanah gersang

kenapa semua mati?

Kenapa semua musnah?

Masih sempatkah kita bertanya tentang semua itu?

Tidak,,tentu tidak

Waktu sudah tak mau menunggu kita lagi

Semuanya sudah muak

Menunggu perubahan yang tak pernah kita mulai

Lalu kapan?

tangisan ibu kita...

Berapa kalipun ibu kita menjerit...

Kita tak mau tahu,,

Padahal ,,

Ombak dulu tenang

Hujan juga ramah....

Matahari senantiasa tersenyum pada kita,,,

Tapi kenapa...

Kita yang harus bisu

Kita acuh dan mengabaikan mereka

Padang hijau kini hilang

Rumput-rumput enggan tumbuh

Burung-burung tak lagi berkicau

Haruskah ibu kita kehilangan semua ini

Setelah apa yang dia berikan?

Apakah pantas kita tetap diam

Ataukah kita meneruskan apa yang ada sekarang

Itu ada diantara kita dan bencana....

sampai kapan....

Saat kita melangkah di tengah padang hijau

Kita tersesat

Kemudian jatuh

Sebuah lorong gelap menertawakan kita

Saat itu aku bertanya

Sampai kapan aku berdiri di padang hijau

Sampai kapan Kupu-kupu hinggap di ilalang yang kering

Sampai kapan Matahari dan malam akan berganti

Sampai kapan Kaki ini melangkah melewati lorong sepi

Sampai kapan Pelangi akan menanti hujan

Sampai kapan Sajakmu mengiringi laguku

Sampai kapan hujan turun saat gerimis reda

Sampai kapan Aku termenung di dalam sini

Sampai kapan Pula kita tetap disini

Lalu Sampai kapan kau bersedia memelukku erat seperti ini

Mulutmu yang ingin berbisik pun

Tak kuasa merapuhkan hatiku yang telah retak

Aku tahu dan aku mengerti

Aku paham dan berpura-pura bisu

Karena aku masih ingin kau tetap disini

Bersamaku......

aku yang menyakitimu....

Pernah dikatakan bahwa cinta itu rasa

Rasa yang begitu indah

Karena banyak emosi didalamnya

Kau terjebak olehku disaat yang salah

Kau anggap aku dapat mengerti apa itu cinta

Tetapi,,

Yang aku tahu adalah benci

Ketika aku sadarkau begitu kerap memegangku

Disaat akan jatuh

Timbul rasa dihatiku

Tapi itu bukan cinta

Melainkan sebuah pertanyaan yang tidak bisa aku jawab

“apakah aku harus menyakitimu?”

Aku ini adalah duri mawar

Pemberi rasa sakit yang cantik

Orang bodoh seperti apa yang ingin mendekatiku

Tapi kau tetap tersenyum dan mencoba

Sampai darah hitam keluar dari tubuhmu

Aku tak tega melihatmu begini

Aku ini sebuah “mati” bagimu

Aku tak sanggup lagi menahan ini

Lalu apakah yang kau lakukan padaku ini cinta??

Apakah cinta sebegini menyakitkan???

cintaku,, matimu bukan???

Aku selalu berpikir bahwa,,

Di dalam aku tak ada makna

Sampai-sampai aku takut

Kau menemukanku dalam keadaan seperti ini

Aku takut

Akan kebiruan hatiku yang kaku

Telah lama dipenuhi luka

Hingga mengeras

Aku takut

Saat kedatanganmu membawakanku secangkir air

Dengan maksud untuk menghilangkan hausku

Tetapi.,,

Itu membuat luka-lukaku perih

Dan menjadi rapuh

Aku takut

Akan kerapuhan yang kau berikan

Aku takut akan ombak yang sebenarnya tak ada

Aku ingin tahu

Aku ini adalah sebuah kekosongan belaka

Yang mungkin akan banyak kau temukan disela-sela kata mati

Tetapi kenapa kau memilihku???

Apakah kau bertekad untuk menghamiri kematianmu sendiri

Fallen angel

Sayap terakhir yang hampir patah

Berusaha tuk mempertahankan

Tapi,,

Sia-sia belaka...

Karena,,

Tak punya penyangga

Malaikat yang kehilanggan sayapnya,,

Berarti telah mati

Dianggap mati

Dihapus dalam daftar

Meski raga masih hidup

Tetapi hati telah mati

Tak bisa merasa

Yang ada hanya kosong

Melingkupi hati,, kemudian menjadi hitam

Hati yang patah itu,,

Kini menjadi

Sunyi melebihi malam

Gelap melebihi hitam

Dingin melebihi es

Apa yang lebih mengerikan dari pada ini?

Bagi malaikat,,

Dan begitulah kenyataannya....