1. Irmawati (R/19)
2. Lita
Kartika P (R/20)
3. Iva
Alfianai H (R/21)
4. Fitria
Juli A (R/22)
5. Fatihatul
Jannah F (R/23)
6. Arinda
Dian A (R/24)
7. Ilmiyah (R/25)
8. Dwi
Ajeng P (R/26)
9. Robiatul
Agustini (R/27)
10. Dara Puspita S (R/28)
11. Lusi
Febriandar T (R/29)
12. Desy Anggraini (R/30)
13. Eviyanti Pupitasari (R/31)
14. Kandi Jala L (R/32)
15. Lailatul Munawwaroh (R/33)
16. Nanik Daniati (R/34)
17. Noor Farha S (R/35)
18. Novia Eka N (R/36)
19. Sawalina
Nur Fauzia (R/37)
20. Virdaurul Jina n (R/38)
21. Yuliana Mila Dhellen (R/39)
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
PRODI D-III KEBIDANAN KAMPUS
BANGKALAN
TAHUN AJARAN 2012-2013
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan limpahan berkah dah rahmat-Nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “MAKALAH KOMUNIKASI DAN KONSELING DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN tentang KOMUNIKASI EFEKTIF”dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliahKomunikasi dalam Praktik
Kebidanan.
Makalah ini dapat tersusun atas bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
banyak terima kasih, kepada :
1. Ns.
Sutio Rahardjo, SPd selaku dosen pengajar mata kuliah Mutu Layanan Kesehatan dan Kebijakan
Kesehatan.
2. Serta
pihak-pihak yang telah membantu memberi
masukan demi kelancaran penulisan
ini.
Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini, jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kepada semua pembaca, saran dan kritik yang bersifat membangun kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah dapat bermanfaat. baik
penulisan maupun pembaca. Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih.
Bangkalan, 12 Maret 2013
Penyusun
Daftar Isi
I. Pendahuluan
..........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang
....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah
..............................................................................................................5
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................5
II Pembahasan ..........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Komunikasi
......................................................................................................6
2.2 Proses Komunikasi Efektif
.................................................................................................7
2.3 Unsur-unsur
dalam membangun komunikasi efektif .........................................................8
2.4
Tahapan Komunikasi Efektif ...............................................................................................9
2.5
Langkah-langkah Komunkasi Efektif ...............................................................................10
2.6
Tehnik Komunikasi Efektif ...............................................................................................12
2.7 Hambatan Atau Faktor yang Mempengaruhi
Komunikasi ...............................................16
2.8
Kriteria Keberhasilan Komunikasi ....................................................................................18
III
Penutup
...............................................................................................................................19
Kesimpulan
.............................................................................................................................19
Saran
.......................................................................................................................................21
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sepanjang
rentang daur kehidupannya manusia sesungguhnya melakukan komunikasi dari mulai
manusia itu masih dirahim ibunya, lalu dilahirkan sampai dengan menjelang
meninggal atau kematiannya. Karena itu komunikasi tidak bisa dipisahkan dari
setiap individu yang hidup. Komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting
bagi individu dalam melakukan interaksi. Kadangkala individu merasakan
komunikasi menjadi tidak efektif karena kesalahan dalam menafsirkan pesan yang
diterimanya. Hal ini disebabkan karena setiap manusia mempunyai keterbatasan
dalam menelaah komunikasi yang disampaikan. Kesalahan dalam menafsirkan pesan
bisa disebabkan karena persepsi yang berbeda-beda.
Hal
ini juga sering terjadi pada institusi pelayanan kesehatan, misalnya pasien
sering komplain karena tenaga kesehatan tidak mengerti maksud pesan yang
disampaikan pasien, sehingga pasien tersebut menjadi marah dan tidak datang
lagi mengunjungi pelayanan kesehatan tersebut. Atau contoh lain adalah selisih
faham atau pendapat antara tenaga kesalahan karena salah mempersepsikan
informasi yang diterima yang berakibat terjadinya konflik antara tenaga
kesehatan tersebut.
Jika
kesalahan penerimaan pesan terus menerus berlanjut dapat berakibat pada
ketidakpuasan baik dari pasien maupun tenaga kesehatan. Kondisi ketidak puasan
tersebut akan berdampak pada rendahnya mutu pelayanan yang diberikan tenaga
kesehatan, dan larinya pasien kepada institusi pelayanan kesehatan lainnya yang
dapat memberikan kepuasan. Untuk menghindari rendahnya mutu pelayanan yang
diberikan tenaga kesehatan (perawat) dan hilangnya pasien atau pelanggan ke
tempat lain maka alangkah sangat bijaksana dan tepat, jika suatu institusi
pelayanan kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanannya. Salah satu
bentuknya adalah dengan meningkatkan kemampuan komunikasi yang baik dan tepat
bagi perawat. Berikut akan dibahas secara detail komunikasi yang baik dan
efektif.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Pengertian komunikasi?
1.2.2 Apa Proses Komunikasi Efektif?
1.2.3 Apa Unsur-unsur dalam membangun
komunikasi efektif?
1.2.4
Apa Tahapan Komunikasi Efektif?
1.2.5
Apa Langkah-langkah Komunkasi Efektif?
1.2.6
Apa Tehnik Komunikasi Efektif?
1.2.7
Apa Hambatan Atau Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi?
1.2.8
Apa Kriteria Keberhasilan Komunikasi?
1.3 Tujuan
1.2.1 Agar Mahasiswa dapat mengerti
pengertian komunikasi
1.2.2 Agar Mahasiswa dapat mengerti Proses Komunikasi Efektif
1.2.3 Agar Mahasiswa dapat mengerti Unsur-unsur dalam membangun komunikasi
efektif
1.2.4
Agar Mahasiswa dapat mengerti
Tahapan Komunikasi Efektif
1.2.5
Agar Mahasiswa dapat mengerti
Langkah-langkah Komunkasi Efektif
1.2.6
Agar Mahasiswa dapat mengerti
Tehnik Komunikasi Efektif
1.2.7
Agar Mahasiswa dapat mengerti
Hambatan Atau Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
1.2.8
Agar Mahasiswa dapat mengerti
Kriteria Keberhasilan Komunikasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin
Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama.
Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berartikita berusaha agarapa yang
disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.
Beberapa
definisi komunikasi adalah:
1. Komunikasi adalah kegiatan
pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh
pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi(Astrid).
2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku
atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan
(Roben.J.G).
3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan
informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
4. Komunikasi adalah berusaha untuk
mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
5. Komunikasi adalah penyampaian dan
memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses
sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).
6. Komunikasi
efektif dipandang sebagai suatu hal yang penting dan kompleks (Mingay, 2005: 2;
dan Soller, Lesgold, Linton dan Goodman, 1999: 1-8).
7. Menurut
Stephen Covey, justru komunikasi merupakan ketrampilan yang paling penting
dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar jam di saat kita sadar dan
bangun untuk berkomunikasi.
8. Johnson,
Sutton dan Harris (2001: 81) Menurut mereka, komunikasi efektif dapat terjadi
melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi, aktivitas
kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang relevan.
Komunikasi
(communicare, latin) artinya berbicara atau menyampaikan pesan, informasi,
pikiran, perasaan yang dilakukan seseorang kepada yang lain dengan mengharapkan
jawaban, tanggapan, dari orang lain (Hohenberg : 1978). Komunikasi bermula dari
sebuah gagasan yang ada pada diri seseorang yang diolah menjadi sebuah pesan
dan disampaikan atau dikirimkan kepada orang lain dengan menggunakan media
tertentu. Dari pesan yang disampaikan tersebut kemudian terdapat timbale balik
berupa tanggapan atau jawaban dari orang yang menerima pesan tersebut. Dari
proses terjadinya komunikasi itu, secara teknis pelaksanaan, komunikasi dapat
dirumuskan sebagai kegiatan dimana seseorang menyampaikan pesan melalui media
tertentu kepada orang lain dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh
kemampuannya, penerima pesan menyampaikan tanggapan melalui media tertentu pula
kepada orang yang menyampaikan pesan itu kepadanya (Agus M. Hardjana
:Komunikasi intrapersonal dan interpersonal, 2003).
Menurut
Thomas Leech dalam bukunya "Say it like Shakespeare", ada lima
komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu:
(1) Pengirim pesan (sender), (2) Pesan yang dikirimkan (message), (3) Bagaimana
pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), (4) Penerima pesan
(receiver), (5) Umpan balik (feedback). Leech menambahkan, bahwa untuk
membangun komunikasi yang efektif, setidaknya kita harus menguasai empat
keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu membaca-menulis (bahasa tulisan) dan
mendengar-berbicara (bahasa lisan). Begitu pentingmya, banyak orang
menghabiskan waktunya untuk melakukan,paling tidak,salah satu keempat
keterampilan itu.
2.2
Proses Komunikasi
Efektif
Suksesnya
proses komunikasi sehingga dapat menghasilkan komunikasi yang efektif tentu
saja dipengaruhi oleh banyak factor baik itu factor komunikator maupun dari
komunikan.
Factor tersebut
antara lain :
1.
Pesan
yang dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik
perhatian komunikan. Untuk meracang suatu pesan yang dapat menarik perhatian
ini sebaiknya sebagai komunikator harus mencari tahu dulu karakteristik orang
yang akan kita beri pesan. Selain itu komunikator harus mempunyai kemampuan
sebagai penyampai pesan yang menarik dan mudah dipahami.
2. Pesan harus
menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara
komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti. Sebaiknya pesan
disampaikan dengan beberapa metode dan tidak hanya secara lisan. Pesan yang
disampaikan dengan melibatkan beberapa panca indera misalnya dapat dilihat,
didengar, diraba akan lebih mudah dimengerti daripada pesan itu hanya
disampaikan secara lisan.
3. Pesan harus
membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk
memperoleh kebutuhan tersebut. Jadi pesan harus sesuai harapan atau sesuai
kebutuhan penerima pesan. Pesan yang disampaikan akan terasa membosankan dan
tidak ada arti bagi penerima pesan apabila pesan itu tidak dubutuhkan.
4. Pesan harus
menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan dimana komunikan digerakkan
untuk memberikan tanggapan sesuai yang dikehendaki. Solusi pemecahan masalah
harus dikemukakan untuk dapat membantu klien keluar dari masalahnya
2.3 Unsur-unsur dalam membangun komunikasi
efektif :
1. Berhadapan
2.
Mempertahankan
kontak mata
3.
Membungkuk
ke arah klien
4.
Mempertahankan
sikap terbuka
5.
Tetap
relax
Berbicara
tentang minat atau awareness di pihak komunikan, dapat dikemukakan bahwa minat
akan timbul bilamana ada unsure-unsur sebagai berikut :
·
Tersedianya
suatu hal yang menarik minat.
·
Terdapat
kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan lainnya, sehingga apa yang
menonjol itu menumbuhkan perhatian.
·
Terdapat
harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang
dimaksudkan.
2.4 Tahapan Komunikasi
Efektif
Gambaran umum proses komunikasi dijelaskan
sebagai berikut.
- Tahap Ideasi (Ideation), yaitu tahap
proses penciptaan gagasan, pesan atau informasi. Pada umumnya ideasi
muncul karena ada rangsangan dari luar atau ada kebutuhan untuk
berkomunikasi pada diri peserta.
- Tahap Penyandian (Encoding), yaitu proses
penyusunan gagasan atau pesan menjadi suatu bentuk informasi (simbol,
lambang, sandi) yang akan dikirimkan; termasuk pemilihan dan penentuan
cara maupun alat(media)untuk menyampaikannya.
- Tahap Pengiriman (Transmitting), merupakan
kegiatan penyampaian pesan atau informasi yang terjadi di antara peserta
komunikasi. Pengiriman pesan ini dapat dilakukan dengan cara berbicara
(verbal/lisan), atau non-verbal dengan tulisan, gambar, warna atau gerakan
(kial); disampaikan secara langsung atau melalui media tertentu.
- Tahap Penerimaan (Receiving), yakni proses
penerimaan atau pengumpulan pesan yang terjadi pada para peserta
komunikasi. Penangkapan atau pengumpulan pesan ini dapat terjadi dengan
cara mendengarkan, membaca, mengamati atau memperhatikan, tergantung pada
cara dan alat yang digunakan dalam berkomunikasi tersebut.
- Tahap Penafsiran (Decoding), yakni usaha
pemberian arti terhadap informasi/pesan di antara peserta komunikasi.
Peserta komunikasi yang berkepentingan, melalui proses berpikir, berusaha
menginterpretasikan atau menafsirkan informasi yang telah terkumpul dalam
pikirannya. Pengertian “berpikir” di sini diartikan secara luas, baik
menggunakan pikiran manusia (komunikasi manusiawi) maupun naluri binatang
(komunikasi dengan hewan) dan sistem memori mekanis yang terdapat dalam
mesin atau peralatan otomatis.
- Tahap Respon (Pemberian Tanggapan), merupakan
tindak lanjut dari penafsiran yang telah dilakukan, yakni pemberian reaksi
terhadap pesan yang telah disampaikan. Jadi para peserta komunikasi
menggunakan arti atau makna suatu pesan sebagai dasar untuk memberikan
reaksi. Apabila respon/reaksi yang diberikan “sesuai” dengan maksud
pengirim pesan berarti terjadi komunikasi yang efektif; dan sebaliknya
apabila “tidak sesuai” berarti terjadi mis-communication.
- Tahap Balikan (Feedback), berlangsung
seiring dengan tahap-tahap komunikasi lainnya, yang berupa gejala atau
fenomena yang dapat dijadikan petunjuk keberhasilan atau kegagalan suatu
proses komunikasi. Jadi pengertian feedback ini harus dibedakan dengan
hasil (respons).
2.5 Langkah-langkah Komunkasi
Efektif
Berikut ini
adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan oleh produsen atau pemasar di
dalam menciptakan dan mengembangkan komunikasi efektif terhadap konsumen, yaitu
(Kotler & Amstrong, 2005):
1. Mengidentifikasi target
audiens perusahaan.
Langkah awal yang perlu untuk
dilakukan adalah mengidentifikasi siapa yang menjadi target audiens perusahaan.
Target audiens perusahaan bisa merupakan calon konsumen potensial atau
pelanggan perusahaan serta orang – orang yang berperan dalam memberikan
pengaruh dan mempunyai otoritas dalam pengambilan keputusan pembelian.
2. Menetapkan sasaran – sasaran
komunikasi yang ingin dicapai.
Untuk dapat menetapkan sasaran
komunikasi yang tepat maka pemasar harus memahami tahapan – tahapan normal yang
dilalui oleh seorang konsumen sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian.
Tahapan tersebut, terdiri dari enam tahap dikenal dengan istilah buyer
readiness stage. Berikut tahapan dari buyer readiness stage, yaitu:
a. Awareness adalah kesadaran
konsumen atas sebuah produk atau merek tertentu.
b. Knowledge adalah pengetahuan
konsumen atas sebuah produk atau merek tertentu.
c. Liking adalah perasaan suka
konsumen atas sebuah produk atau merek tertentu.
d. Preference adalah preferensi
konsumen atas sebuah produk atau merek tertentu
e. Conviction adalah keyakinan
konsumen atas sebuah produk atau merek tertentu.
f. Purchase adalah pembelian
konsumen atas sebuah produk atau merek tertentu.
Pemasar perlu untuk mengetahui
posisi konsumen pada tahapan dalam buyer readiness stage sehingga dapat menetapkan
sasaran komunikasi yang efektif.
3. Mendesain pesan yang hendak
dikomunikasikan.
Hal yang harus diperhatikan di
dalam mendesain sebuah pesan yang akan dikomunikasikan adalah:
a. Message Content
Isi dari
sebuah pesan dibagi menjadi tiga jenis yaitu: rational appeals, emotional
appeals, dan moral appeals. Rational appeals berarti isi pesan yang disampaikan
berkaitan dengan apa yang menjadi minat dari target audiens. Emotional appeal
berarti isi pesan yang disampaikan berkaitan dengan campuran emosi dari target
audiens. Sedangkan moral appeals berarti isi pesan yang disampaikan berkaitan
dengan nilai – nilai dari target audiens.
b. Message Structure
Sebuah pesan
yang akan disampaikan kepada target audiens memiliki tiga pilihan struktur
pesan, yaitu:
1. Memberikan
kesimpulan pada akhir pesan yang disampaikan atau memberikan kesempatan kepada
target audiens untuk membuat kesimpulan sendiri.
2. Menempatkan
pendapat yang kuat di awal pesan atau di akhir pesan.
3. Menampilkan
hanya kelebihan sebuah produk atau selain menampilkan kelebihan produk dan juga
menampilkan keterbatasan suatu produk.
c. Message
Format
Format sebuah
pesan berhubungan dengan pembuatan dan pemakaian dari headline, coppy,
ilustrasi, dan warna. Pemasar harus dapat mengkombinasikan dengan baik elemen –
elemen yang dapat digunakan dalam menyusun sebuah format pesan yang baik untuk
dapat menarik perhatian target audiens dan meningkatkan efektivitas sebuah
pesan.
4. Memilih media dalam
komunikasi pesan.
Pemasar dapat
memilih dua jenis dari saluran komunikasi yaitu komunikasi personal dan
komunikasi non personal. Komunikasi personal melibatkan percakapan antara dua
orang atau lebih bisa melalui tatap muka, telepon, surat, dan internet.
Sedangkan komunikasi non personal bisa dilakukan melalui media cetak (koran,
majalah, brosur), media siaran (televisi, radio), media display (billboard,
rambu, poster), dan media online (internet)
5. Memilih sumber pesan
Sumber pesan
adalah pihak yang dijadikan sumber di dalam penyampaian pesan. Kesalahan dalam
pemilihan sumber pesan akan memberikan dampak atas hasil dari komunikasi
pemasaran yang dilakukan. Pemasar dapat menggunakan opinion leader dan bahkan
karakter film kartun untuk menjadi sumber pesan.
6. Mengumpulkan respon balik
dari target audiens.
Tahap akhir
yang harus dilakukan pemasar adalah mengumpulkan respon balik dari target
audiens atas kegiatan komunikasi yang telah dilakukan. Respon balik ini sangat
penting sebab jika respon balik konsumen terhadap suatu komunikasi pemasaran
negatif maka pemasar dapat dengan segera mengubah strategi program komunikasi
produknya.
2.6 Tehnik Komunikasi Efektif
14 Kemampuan
Komunikasi Yang Efektif
1. Berikan
kesan bahwa anda antusias berbicara dengan mereka – Beri mereka kesan bahwa
anda lebih suka berbicara dengan mereka daripada orang lain di muka bumi ini.
Ketika anda memberi mereka kesan bahwa anda sangat antusias berbicara dengan
mereka dan bahwa anda peduli kepada mereka, anda membuat perasaan mereka lebih
positif dan percaya diri. Mereka akan lebih terbuka kepada anda dan sangat
mungkin memiliki percakapan yang mendalam dengan anda.
2. Ajukan pertanyaan tentang minat mereka
– Ajukan pertanyaan terbuka yang akan membuat mereka berbicara tentang minat dan
kehidupan mereka. Galilah sedetail mungkin sehingga akan membantu mereka
memperoleh perspektif baru tentang diri mereka sendiri dan tujuan hidup mereka.
3. Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka – Rasakan bagaimana perasaan mereka
pada saat ini dengan mengamati bahasa tubuh dan nada suara. Dari sudut pandang
ini, anda dapat menyesuaikan kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara anda sehingga
mereka akan merespon lebih positif.
4. Tunjukkan rasa persetujuan: Katakan kepada
mereka apa yang anda kagumi tentang mereka dan mengapa – Salah satu cara
terbaik untuk segera berhubungan dengan orang adalah dengan menjadi jujur dan memberitahu mereka mengapa anda menyukai atau mengagumi mereka. Jika
menyatakan secara langsung dirasakan kurang tepat, cobalah dengan pernyataan
tidak langsung. Kedua pendekatan tersebut bisa sama-sama efektif.
5. Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang
mereka katakan – Jangan terlalu berfokus pada apa yang akan Anda katakan
selanjutnya selagi mereka berbicara. Sebaliknya, dengarkan setiap kata yang
mereka katakan dan responlah serelevan mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa anda
benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan dan anda sepenuhnya terlibat
di dalam suasana bersama dengan mereka. Juga pastikan untuk bertanya setiap
kali ada sesuatu yang tidak mengerti pada hal-hal yang mereka katakan. Anda
tentu saja ingin menghindari semua penyimpangan yang mungkin terjadi dalam
komunikasi jika anda ingin mengembangkan hubungan yang sepenuhnya dengan orang
tersebut.
6. Beri mereka kontak mata yang lama –
kontak mata yang kuat mengkomunikasikan kepada orang lain bahwa anda tidak
hanya terpikat oleh mereka dan apa yang mereka katakan tetapi juga menunjukkan
bahwa anda dapat dipercaya. Ketika dilakukan dengan tidak berlebihan, mereka
juga akan menganggap anda yakin pada diri anda sendiri karena kesediaan anda
untuk bertemu mereka secara langsung. Akibatnya, orang secara alami akan lebih
memperhatikan anda dan apa yang anda katakan.
7. Ungkapkan diri anda sebanyak mungkin –
Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan seseorang adalahdengan
mengungkapkan diri seterbuka mungkin. Bercerita tentang kejadian yang menarik
dari hidup anda atau hanya menggambarkan contoh lucu dari kehidupan normal
sehari-hari. Ketika anda bercerita tentang diri anda, pastikan untuk tidak menyebutkan
hal-hal yang menyimpang terlalu jauh dari minat mereka atau bahkan berlebihan.
Anda dapat membiarkan mereka mengetahui lebih jauh tentang diri anda seiring
berjalannya waktu.
8. Berikan kesan bahwa anda berdua berada di
tim yang sama – Gunakan kata-kata seperti “kami, kita ” untuk segera
membangun sebuah ikatan. Bila anda menggunakan kata-kata tersebut, anda
membuatnya tampak seperti anda dan mereka berada di tim yang sama, sementara
orang lain berada di tim yang berbeda.
9. Berikan mereka senyuman terbaik anda –
Ketika anda tersenyum pada orang, anda menyampaikan pesan bahwa anda menyukai
mereka dan kehadiran mereka membawa anda kebahagiaan. Tersenyum pada mereka akan
menyebabkan mereka sadar ingin tersenyum kembali pada anda yang secara langsung
akan membangun hubungan antara anda berdua.
10.Menawarkan
saran yang bermanfaat – Kenalkan tempat makan yang pernah anda kunjungi,
film yang anda tonton, orang-orang baik yang mereka ingin temui, buku yang anda
baca, peluang karir atau apa pun yang terpikirkan oleh anda. Jelaskan apa yang menarik dari
orang-orang, tempat atau hal-hal tersebut. Jika anda memberi ide yang cukup
menarik perhatian mereka, mereka akan mencari anda ketika mereka memerlukan
seseorang untuk membantu membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan
selanjutnya.
11.Beri
mereka motivasi – Jika orang yang anda hadapi lebih muda atau dalam posisi
yang lebih sulit dari anda, mereka mungkin ingin mendengar beberapa kata
motivasi dari anda karena anda lebih berpengalaman atau anda tampaknya
menjalani kehidupan dengan baik . Jika anda ingin memiliki hubungan yang sehat
dengan orang tersebut, anda tentu saja tidak ingin tampak seperti anda memiliki
semuanya sementara mereka tidak. Yakinkan mereka bahwa mereka dapat melampaui
masalah dan keterbatasan mereka, sehingga mereka akan berharap menjadikan anda
sebagai teman yang enak untuk diajak bicara.
12.Tampil
dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang lain –
Umumnya, orang ingin berada di sekitar orang-orang yang akan mengangkat mereka,
bukannya membawa mereka ke bawah. Jika anda secara konsisten memiliki tingkat
energi yang lebih rendah daripada orang lain, mereka secara alami akan menjauh
dari Anda menuju seseorang yang lebih energik. Untuk mencegah hal ini terjadi,
secara konsisten tunjukkan dengan suara dan bahasa tubuh anda bahwa anda
memiliki tingkat energi yang sedikit lebih tinggi sehingga mereka akan merasa
lebih bersemangat dan positif berada di sekitar Anda. Namun jangan juga anda
terlalu berlebihan berenergik sehingga menyebabkan orang-orang tampak seperti
tidak berdaya. Energi dan gairah yang tepat akan membangun antusiasme mereka.
13.Sebut
nama mereka dengan cara yang menyenangkan telinga mereka – nama seseorang
adalah salah satu kata yang memiliki emosional yang sangat kuat bagi mereka.
Tapi hal itu belum tentu seberapa sering anda katakan nama seseorang, namun
lebih pada bagaimana anda mengatakannya. Hal Ini dapat terbantu dengan cara
anda berlatih mengatakan nama seseorang untuk satu atau dua menit sampai anda
merasakan adanya emosional yang kuat. Ketika anda menyebutkan nama mereka lebih
menyentuh dibanding orang lain yang mereka kenal, mereka akan menemukan bahwa
anda lah yang paling berkesan.
14.Tawarkan
untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju – Ada beberapa hal yang dapat
anda lakukan untuk memajukan persahabatan anda dengan seseorang: tawaran untuk
makan dengan mereka, berbicara sambil minum kopi, melihat pertandingan
olahraga, dll. Meskipun jika orang tersebut tidak menerima tawaran anda, mereka
akan tetap tersanjung bahwa anda ingin mereka menjalani persahabatan ke tingkat
yang lebih dalam. Di satu sisi, mereka akan memandang anda karena anda memiliki
keberanian untuk membangun persahabatan bukan mengharapkan persahabatan yang
instan.
2.7
Hambatan Atau Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
Hambatan-hambatan
komunikasi ialah segala macam bentukgangguan yang menghalangi proses komunikasi
agar berjalan efektif,faktor-faktor tersebut adalah Ganguan, kepentingan ,
motivasi terpendamdan prasangka.a. GangguanAda dua jenis gangguan yang menjadi
penghambat jalannyakomunikasi yang dapat diklasifikasikan dengan gangguan
semantikdan gangguan mekanik. Gangguan semantik adalah ganguan tentangbahasa
terutama yang berkaitan dengan perbedaan dan pemahaman bahasa yang digunakan
oleh komunikator maupun komunikan,sehingga menimbulkan dan salah paham.
Gangguan mekanik adalahgangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau
kegaduhan yangbersifat fisik, terutama yang berkaitan dengan alat atau media
yangdigunakan.b. KepentinganKomunikator yang tidak memperhatikan kepentingankomunikan
akan terjadi ketidak seimbangan antara keduanya, sehinggakomunikan hanya akan
mau melakukan komunikasi apabila adakepentingan yang berkaitan dengannya.c.
Motivasi TerpendamMotivasi adalah dorongan seseorang untuk mencapai
tujuan,keinginan maupun kebutuhannya, sehingga apabila komunikasi sesuaidengan
motivasi seseorang terutama komunikan, maka komunikasiakan dapat berjalan
secara efektif . Sebaliknya apabila komunikasitidak sesual dengan motivasi yang
terpendam dalam diri komunikan,maka komunikasinya mengalami hambatan.d.
PrasangkaPrasangka merupakan salah satu rintangan yang berat
dalamberkomunikasi, karena ila ada komunikan yang memiliki prasangkaterhadap
komunikator, maka kecurigaan komunikan kepadakomunikator akan menjadi
penghambat Selain itu juga adanya sikapmenentang dan berburuk sangka kepada
komunikator bisamemperburuk keadaan, tetapi apabila ko munikator mampu memberi
kesan yang baik dan mampu meyakinkan komunikan, makakomunikasi dapat berjalan
efektifJadi apabila diambil suatu kesimpulan, dari keseluruhanhambatan yang
telah dikemukakan adalah faktor yang terjadi dalamdiri komunikator dan
komunikan. Selain itu masih ada hambatandalam berkomunikasi yang disebabkan dad
lingkungan, yang menjadifaktor penghambat dalam berkomunikasi adalah hambatan
sosiologis,hambatan antropologis dan hambatan psikologis.
8
Hambatan sosiologis yang dipengaruhi adanya perbedaanmengenai pergaulan yang
ada di masyarakat selain itu juga kelas-kelasyang ada dalam masyarakat
menjadikan komunikasi tidak bisa sebebaskomunikasi individual atau komunikasi
pribadi. Dalam bermasyarakathambatan dalam berkomunikasi akan semakin besar,
karena semakinluas jangkauannya dan semakin banyak orang yang dihadapi.Hambatan
antropologis merupakan hambatan yang timbulkarena manusia yang satu dengan yang
lainnya memiliki perbedaanyang pada akhir nya menimbulkan perbedaan gaya hidup,
pendidikan,kebiasaan, dan sebagainya. Dengan adanya perbedaan itu
menjadikansulit seorang komunikator mengenali komunikannya. Sebaliknyaapabila
komunikator berhasil mengenali komunikan dan bisamenemukan persamaan maka
komunikasi akan dapat berjalan lancar.Hambatan psikologis sudah disinggung di
awal, bahwa dalamproses komunikasi apabila antara komunikator dan komunikan
tidakada Baling pengertian, terutama yang berkaitan dengan kondisi komunikan
yaitu kondisi psikologis seperti bingung, marah sedih dankondisi yang tidak
mengenakkan akan menjadikan komunikasi tidakefektif Kondisi yang lebih parah
lagi apabila komunikan menaruhprasangka pada komunikator, sehingga hal ini
merupakan hambatanberat bagi komunikator. Tetapi apabila antara komunikator
dankomunikan ada rasa empati yang mendalam maka proses komunikasidapat
dijalankan dengan baik.
Komunikasi sering mengalami gangguan
sehingga proses
komunikasi tidak seperti yang diharapkan. Banyak hal yang
dapat mempengaruhi komunikasi diantaranya :
5.
Situasi.
Interpretasi
suatu pesan
akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin
sama latar belakang budaya antara komunikator
dengan komunikan
maka komunikasi semakin efektif.
Ikatan
Kelompok atau Group
Semakin
tinggi pendidikan
akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.
2.8 Kriteria Keberhasilan
Komunikasi
1. Kepercayaan
penerima pesan (komunikan) terhadap komunikator serta keterampilan komunikator
berkomunikasi (menyajikan isi komunikasi sesuai tingkat nalar komunikan)
2. Daya
tarik pesan dan kesesuaian pesan dengan kebutuhan komunikan.
3. Pengalaman
yang sama tentang isi pesan antar komunikator dan komunikan
4. Kemampuan
komunikasi menafsirkan pesan, kesadaran, dan perhatian komunikan akan kebutuhannya
atas pesan yang diterima
5. Setting
komunikasi yang kondusif (nyaman, menyenangkan dan menantang)
6. Sistem
penyampaian pesan berkaitan dengan metode dan media yang sesuai dengan jenis
indera penerima pesan).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi
(communicare, latin) artinya berbicara atau menyampaikan pesan, informasi,
pikiran, perasaan yang dilakukan seseorang kepada yang lain dengan mengharapkan
jawaban, tanggapan, dari orang lain (Hohenberg : 1978).
Suksesnya proses komunikasi sehingga
dapat menghasilkan komunikasi yang efektif tentu saja dipengaruhi oleh banyak
factor baik itu factor komunikator maupun dari komunikan.
Unsur-unsur dalam membangun
komunikasi efektif
:
Berhadapan,Mempertahankan
kontak mata,Membungkuk ke arah klien,Mempertahankan sikap terbuka,dan Tetap
relax.
Tahapan
Komunikasi Efektif :
Langkah-langkah
Komunkasi Efektif
Berikut ini
adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan oleh produsen atau pemasar di
dalam menciptakan dan mengembangkan komunikasi efektif terhadap konsumen, yaitu
(Kotler & Amstrong, 2005):
1. Mengidentifikasi target
audiens perusahaan.
2. Menetapkan sasaran – sasaran
komunikasi yang ingin dicapai.
3. Mendesain pesan yang hendak
dikomunikasikan.
4. Memilih media dalam
komunikasi pesan.
5. Memilih sumber pesan
6. Mengumpulkan respon balik
dari target audiens.
Tehnik Komunikasi Efektif
14 Kemampuan Komunikasi Yang Efektif
1. Berikan kesan bahwa anda antusias berbicara
dengan mereka.
2. Ajukan
pertanyaan tentang minat mereka
4. Tunjukkan
rasa persetujuan: Katakan kepada mereka apa yang anda kagumi tentang mereka dan
mengapa
5. Dengarkan
dengan penuh perhatian semua yang mereka katakan
6. Beri
mereka kontak mata yang lama
7. Ungkapkan
diri anda sebanyak mungkin
8. Berikan
kesan bahwa anda berdua berada di tim yang sama
9. Berikan
mereka senyuman terbaik anda
10.Menawarkan saran yang bermanfaat
11.Beri mereka motivasi
12.Tampil dengan tingkat energi yang sedikit
lebih tinggi dibanding orang lain
13.Sebut nama mereka dengan cara yang
menyenangkan telinga mereka
14.Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah
lebih maju.
Kriteria
Keberhasilan Komunikasi
1. Kepercayaan
penerima pesan (komunikan) terhadap komunikator serta keterampilan komunikator
berkomunikasi (menyajikan isi komunikasi sesuai tingkat nalar komunikan)
- Daya tarik pesan dan kesesuaian pesan dengan
kebutuhan komunikan.
- Pengalaman yang sama tentang isi pesan antar
komunikator dan komunikan
- Kemampuan komunikasi menafsirkan pesan,
kesadaran, dan perhatian komunikan akan kebutuhannya atas pesan yang
diterima
- Setting komunikasi yang kondusif (nyaman, menyenangkan
dan menantang)
- Sistem penyampaian pesan berkaitan dengan
metode dan media yang sesuai dengan jenis indera penerima pesan).
3.2 Saran
Petugas kesehatan harus mampu menguasai
dan mempraktekan tentang bagaimana caranya untuk berkomunikasi dengan klien
karena komunikasi merupakan tombak utama dalam mengetahui kondisi klien .
petugas juga diharapkan agar dapat
menjadi komunikator yang baik dan dapat membuat pasien merasa nyaman selama
dilakukannya pelayanan kesehatan.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Your CommEnT........