SISTEM
ENDOKRIN
Oleh:
SEMESTER I
KELOMPOK II
KELAS NON
REGULER
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SURABAYA
PRODI
KEBIDANAN KAMPUS BANGKALAN
2012 / 2013
NAMA KELOMPOK
1. Mulinda Imanati (14 / NONREG)
2. Putri Arinda Apriliani (15 / NONREG)
3. Agustin Dwi Settyowati (16 / NONREG)
4. Agnes Ayu Kartika Dewi (17 / NONREG)
5. Anggraini Lutfi Yana (18 / NONREG)
6. Ilmiyah (19 / NONREG)
7. Ladya Ismi Liana (20
/ NONREG)
8.
Azzah Izdihar (21
/ NONREG)
9.
Devy Alrina Sari (22
/ NONREG)
10.
Dwi Kartika Sari (23
/ NONREG)
11.
Devi Putri Samantha (24
/ NONREG)
12.
Deva Putri Samantha (25
/ NONREG)
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas terselesaikannya makalah ini dengan judul “Kelenjar Endokrin”.
Makalah ini disusun sesederhana mungkin agar lebih
muda dipahami tentang bagaimana proses kerja dari saraf dan indra kita. Tanpa
kita sadari betapa sangat berartinya organ tubuh kita, dari itu kita harus tahu
bagaimana kerja sistem tubuh kita dalam memenuhi kebutuhan diri kita
sendiri.Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan
pengetahuan tentang sistem kelenjar endokrin.Selain itu makalah ini juga
sebagai syarat tugas dari mata kuliah Biodas (Biologi Dasar dan Biologi
Perkembangan).
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini, dapat memberi
manfaat kepada para pembaca sebagai dasar untuk lebih memudahkan dalam
mempelajari Biologi lebih lanjut. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan mudah karena
dukungan dan doa yang telah diberikan, penyusun mengucapkan banyak terima
kasih. Segala saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan dan
dengan ini diucapkan banyak terima kasih.Wassalam.
Bangkalan, 22 November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.....…………………………………………….............................…........3
DAFTAR
ISI ………………………………………………………………..................….........4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang……………………………......................………………............................5
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................5
1.3 Tujuan
Penulisan....................................................................................................................6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian ……................…………….......................................................……………......7
2.2 Hormon …………….….……………….........................................…..............……….........7
2.3 Mekanisme
Kerja Hormon dan Macam-Macam Kelenjar Endokrin....................................10
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan ………………..……………….……………………………........….....…….40
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................................41
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tubuh
manusia terdiri dari berbagai sistem. Ibarat sebuah mesin yang saling terhubung
agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusiapun demikian. Tiap - tiap
sistem tersebut saling mempengaruhi dan membutuhkan. Berbagai sistem dalam
tubuh manusia tersebut tidak pernah lepas dari pengaruh hormon. Tentu saja karena
fungsi hormon dalam tubuh sangat penting.
Dalam
tubuh manusia, hormon adalah “si penyampai pesan”. “Pesan” yang disampaikan
berupa pesan kimiawi. Hormon mengantarkan “pesan” tersebut pada sel-sel atau
kelompok sel. Seperti tubuh yang tidak bisa lepas dari istilah hormon,
hormonpun ternyata tidak bisa lepas dari sebuah sistem. Sistem yang dimaksud adalah sistem endokrin.
Sistem
endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar
endokrin. Kelenjar endokrin mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon.
Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid yang mengatur kerja
proses fisiologis tubuh.
1.2Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian sistem Endokrin?
1.2.2 Apakah pengertian hormon?
1.2.3 Bagaimana mekanisme kerja hormon dan
macam-macam kelenjar endokrin?
1.3Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian sitem endokrin.
1.3.2 Mengetahui pengertian hormon.
1.3.3 Mengetahui bagaimana mekanisme kerja hormone
dan macam-macam kelenjar endokrin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sistem endokrin adalah sistem yang bekerja
dengan perantara zat – zat kimia (Hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin. Kelenjar endokrin merupakan
kelenjar buntu (sekresi internal) yang mengirim hasil sekresinya lansung
kedalam darah dan cairan limfe. Hasilnya sekresinya beredar dalam jaringan
kelenjar tanpa melewati saluran (duktus).Permukaan sel kelenjar menempel pada
dinding stenoid / kapiler darah.Hasil sekresi dari kelenjar endokrin disebut
hormon.
Hormon merupakan bahan yang di hasilkan oleh organ tubuh yang memiliki
efek regulatorik spesifik terhadap aktifitas organ tertentu.Setelah di sekresi
oleh kelenjar endokrin, hormon diangkut oleh darah ke jaringan sasaran untuk
memengaruhi / mengubah kegiatan jaringan tersebut.Hormon yang di hasilkan dapat
berupa satu macam hormon (hormon tunggal) dan lebih dari satu (hormon ganda).
Sistem endokrin terdiri dari atas kelenjar –
kelenjar endokrin yang bekerja sama dengan sistem saraf yang mempunyai peranan
penting dalam pengendalian kegiatan organ – organ tubuh.
Kelenjar endokrin merupakan kelompok sel yang
terdiri atas deretan sel berbentuk lempengan atau gumpalan yang di sokong oleh
jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler sinusoid yang
berasal dari embrional. Sel endokrin berintegrasi untuk mengatur dirinya dalam
berbagai macam cara yang rumit dengan melibatkan sistem saraf.
2.2 Hormon
Hormon adalah penghantar (transmiter) kimiawi
yang di lepas dari sel – sel khusus kedalam aliran darah dan selanjutnya di
bawa oleh sel – sel tanggap (responsive cells) tempat terjadinya khasiat
tersebut (menurut Starling).Hormon disintesis dalam jaringan dan di angkut oleh
sistem sirkulasi untuk bereaksi pada sel – sel yang berdekatan dalam
jaringan.Molekul yang dihasilkan oleh jaringan tertentu, setelah dikeluarkan
langsung masuk ke dalam darah untuk dibawa ke tempat tujuan.Secara khusus
hormone dikaitkan dengan kimia organic yang mempunyai aktivitas tinggi meskipun
hanya diberikan dalam jumlah yang sangat sedikit.
Hormon yang dihasilkan langsung di sekresikan
ke dalam pembuluh darah langsung ke tempat yang membutuhkan, setibanya di
tempat organ tujuan, hormon melakukan kegiatan yang spesifik yaitu mengatur
proses metabolisme dari organ tujuan.
Struktur kimiawi hormon dapat digolongkan
menjadi bagian – bagian seperti berikut :
1.
Derivate asam amino
Dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus
medulla supraren dan neuro hipofisis, yang termasuk dalam hormon ini adalah epinefrin dan noorepinefrin hasil
modifikasi dari asam aminotyrosin.
Asam amino atau peptida berasal dari T3 (Tiroksin), T4 (Triodo Tironin)
kemudian di bawa plasma darah menuju 1. sel target (sel yang melakukan
pertumbuhan), supaya tumbuh melakukan anabolisme( sintesa zat protein yang
merupakan senyawa penting untuk membuat hormone, sel enzim. 2. Sel metabolisme
(reaksi biokimia/fisiologi) dilakukan dengan cara katabolisme (penguraian
zat-at yang di uraikan seperti glukosa mngalami glikolisis menjadi glukosa 6
phospat, dan lemak yang di bongkar dengan enzyme lipase menjadi asam lemak dan
glikogen.
2.
Peptide / derivate Peptida
Derivate peptide di buat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan
alat pencernaan yaitu hipofisis bagian depan (adenohipofisis) , tiroid,
paratiroid dan pangkreas. Peptide bersirkulasi bebas dalam plasma 5 – 10 menit.
3.
Steroid
Hormone steroid mempunyai inti cyclo – pentane perhidro phenantren,
dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium testis, ovarika dan
korteks supraren, lalu bersirkulasi dalam plasma dan terikat pada transport
protein kira – kira 60 – 100 menit.
Dimana prosesnya adalah steroid dibawa masuk ke inti, bekerja sebagai
operator memindahkan repressor, steroid memerintahkan promotor, promotor
memerintahkan gen structural (ADN rantai sense) berisi kodogen di perintahkan
agar melakukan transkripsi ( kodogen sense mencetak ARN messenger), selanjutnya
ARN messenger keluar dari inti menuju ribosom, setelah menuju ribosom ARN
messenger di lakukan sebagai pedoman translasi ( membawa asam amino). Asam
amino satu dengan yang lain melakukan polimerisasi hasilnya protein, kemudian
protein akan di keluarkan dari sel dengan exositosis.
4.
Asam Lemak
Hormone prostaglandin satu – satunya hormone yang termasuk kategori ini
yang merupakan biosintesis dari dua asam lemak yaitu asam lemak arachidonic dan
di – homo – gama – linolenik
5.
Hormone Perkembangan (development hormone)
Hormon yang memegang peranan dalam perkembangan dan pertumbuhan serta
dalam biologi reproduksi, mulai dari kandungan sampai usia remaja. Hormon ini
dihasilkan oleh kelenjar gonad.
6.
Hormon Metabolisme (metabolic hormon).
Proses homoestatis gula (glukosa) dalam tubuh di atur oleh bermacam –
macam hormon diantaranya glucocorticoid, glucagon, dan katekolamin.
7.
Hormon trofik (trophy hormon)
Hormon yang dihasilkan struktur khusus dalam pengaturan fungsi kelenjar
endokrin yaitu kelenjar hipofisis yang di kategorikan sebagai hormon perangsang
pertumbuhan yaitu folikel stimulating hormon (FSH) pada ovarium dan proses
spermatogenesis hormon penguning (lutein hormon)
8.
Hormon pengatur metabolisme air
dan mineral
Kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolism
kalsium dan fosfor. Meningkatnya produksi kalsitonin menyebabkan menurunnya
kalsium dan fosfor dalam darah sehingga terjadi peningkatan ekskresi kalsium,
fosfor, natrium , kalium, dan magnesium melalui ginjal.
9.
Hormon pengatur system kardiovaskular
Eprinefrin (eprinephrine) dihasilkan oleh kelenjar adrenal bagian
medulla.Efek dari hormon ini tergaantung dari reseptor setiap organ tujuan,
sebagai contoh pada jantung mengakibatkan peningkatan konduksi dan kontraksi
jantung.
2.3 Mekanisme Kerja Hormon dan Macam-Macam Kelenjar
Endokrin
Kelenjar hipofisis adalah interaksi hormon
dengan makromolekul spesifik di sebut Resepptor
hormon yang terdapat dalam sel jaringan. Reseptor hormon bisa berada di
permukaan sel (cell surface reseptor) dan bisa dalam sitoplasma sel (inter
selular reseptor). Reseptor tersebut membentuk suatu komplek hormon reseptor
yang akan memengaruhi sel.
Kelenjar endokrin terdiri atas kelenjar –
kelenjar berikut ini :
1)
Kelenjar hipofisis
2)
Kelenjar tiroid
3)
Kelenjar paratiroid
4)
Kelenjar timus
5)
Kelenjar suprarenal
6)
Kelenjar pienalis
7)
Kelenjar pankreatika
8)
Kelenjar kelamin
a.
Kelenjar testika
b.
Kelenjar ovarika
2.3.1 Kelenjar
Hipofisis
Kelenjar
hipofisis adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak (sela
turiska), fossa pituitaria os spenoid, besarnya kira –kira 10 x 13 x 6 mm dan
beratnya sekitar 0.5 gram.Kelenjar ini
memegang peranan penting dalam mengatur sekresi hormon dari semua organ
endokrin, kegiatan hormon yang lain, dan memengaruhi pekerjaan kelenjar yang
lain.
Pada
hipofisis terletak tanggung jawab agar setiap kelenjar bersama – sama dapat
melaksanakan fungsi dengan baik dan ter koordinasi. Fungsi hipofisis dapat
diatur oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus
yang dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan hipotalamus akibat rangsangan
susunan saraf pusat.Horrmon – hormon yang mengatur fungsi hiposfisis disebut
Hypophysiotropic Hormone yang dihasilkan oleh sel-sel Neuro Sekretorisyang terdapat dalam hipotalamus.
Kelenjar
hipofisis mempunyai tiga lobus yaitu lobus Anterior,Lobus Intermedia,dan Lobus
Posterior.Lobus Posterior mendapat persarafan dari nukleus suppra optic dan
paraventrikular di hipotalamus, sedangkan lobus anterior mendapat suplai darah
dari pembuluh darah hipofisis portal. Secara embrionik ke tiga lobus ini
berasal dari jaringan yang berbeda.
a. Lobus anterior (Adenohipofisis)
Berasal
dari kantong rathke (2 tulang rawan) yang menempel pada jaringan otak lobus
posterior menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai pengendali produksi
dari semua organ endokrin yang lain.
SOMATOTROPIK HORMON
(GROWTH HORMONE)
Hormon
sematotropik adalah hormon pertumbuhan yang berfungsi merangsang pertumbuhan
tulang.Jaringan lemak dan Visera penting pada individu yang masih muda untuk
pertumbuhan.Efek langsung (efek anti insulin) memerlukan adanya kortisol untuk
meningkatkan lipolisis dan glukosa darah.
Efek
tidak langsung merangsang hati untuk membentuk somatomedin (sekelompok peptida) untuk meningkatkan pertumbuhan
tulang rawan dan kerangka serta meningkatkan sintesis protein, dan meningkatkan
proliferasi sel.
Pengaturan sekresi GH.Hormon pertumbuhan ini dikendalikan oleh system saraf pusat. Stress,
gerak badan, suhu dingin, anastesi, pembedahan, dan pendarahan akan
meningkatkan sekresi Growth hormone.
Factor – factor yang meningkatkan sekresi GH
adalah sebagai berikut :
1)
Keadaan yang memerlukan energy (menurunkan glukosa darah)
2)
Keadaan yang meningkatkan asam amino tertentu dalam darah.
3)
Rangsangan stress
4)
Tidur
Growth hormonememengaruhi berbagai metabolism
dalam tubuh.
1)
Metabolism protein. Merangsang pembentukan kolagen.
2)
Metabolism elektrolit. Menahan N, P, Ca, K, dan Na dengan cara
meningkatkan absorbs ion Ca diseluruh pencernaan, menurunkan eksresi ion Ca dan
ion K lewat ginjal.
3)
Metabolism karbohidrat. Mempunyai efek diabetogenik karena
meningkatkan pelepasan glukosa dari sel hati dan menurunkan kepekaan sel
terhadap insulin.
4)
Metabolism lemak. Meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam
plasma darah
HORMON TIROTROPIK
(THYROID STIMULATING HORMONE / TSH)
Hormon tirotropik (TSH) mengendalikan
kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin.Sel – selnya besar berbentuk
polyhedral dan mengandung granula kecil yang berdiameter 50 – 100 nm.Fungsinya
merangsanag pembesaran tiroid, menambah ambilan (uptake) yodium dan menambah
sintesis tiroglobulin. Hormon – hormon dari kelenjar tiroid menyebabkan
menurunnya jumlah sel – sel tirotropik yang merupakan reseptor terhaap Thyroid.
HORMON
ADRENOKORTIKOTROPIK (ACTH)
Mengendalikan
kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks
kelenjar suprarenal. Selnya mengandung Secretory
Granules berdiameter 375-550 nm,merupakan sel terbesar yang dapat ditemukan
dalam sel-sel hipofisis. Sel ini menyintesis hormon ACTH dan Betalipoprotein,diproduksi
dan disimpan dalam sel Basofil Hipofisis Anterior,dan mempunyai efek terhadap
Suprarenal dan Ekstra Adrenal.
HORMON
GONADOTHROPIN
Hormon
Gonadothropin menghasilkan
hormon-hormon berikut ini.
1)
Folicle Stimulating Hormone (FSH)
Sel-selnya
berbentuk Angular terdapat diseluruh Hipofisis,mengandung Secretori Granula
diameter 275-375.FSH merangsang perkembangan folikel de graf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa pada
Testis merangsang Gametogenesis laki-laki.
2)
Luteinizing hormone (LH)
Mengendalikan
sekresi estrogen dan progesteron dalam ovarium, memengaruhi Luteinisasi pada
wanita.Hormon ini pada laki-laki disebut sebagai Interstisial Cell Stimulating Hormone (ICSH) yang memengaruhi
produksi testosterone dalam testis.
PROLAKTIN ATAU LUTEOTROPIC HORMONE (LTH)
Hormon
ini memulai dan memperttahankan laktasi dengan memngaruhi langsung kelenjar –
kelenjar susu di mamae. Prolaktin dihasilkan oleh sel – sel laktotrof di
hipofisis bagian depan dengan bantuan hormon lain. Hormon ini mempunyai
kemampuan untuk merangsang pertumbuhan payudara dan merangsang produksi air
susu.
Akibat
pengaruh hormon estrogen, kadar prolaktin pada perempuan akan meningkat lebih
tinggi sesudah menjadi perempuan dewasa (pubertas). Selama kehamilan kadar prolaktin
akan terus meningkat sejak dini sampai mendekati kelahiran. Setelah lahir,
kadar prolaktin akan mulai menurun.Sekresi prolaktin di atur dan di awasi oleh
hipotalamus.
B. Lobus Posterior
(Neuro Hipofisis)
Berasal
dari Evaginasi atau penonjolan dasar dari ventrikel otak.Ke tiga lobus ini
menghasilkan hormon Vasopresin atau arginen vasopresin.
Vasopresin atau Arginen Faso prefin (APV) adalah anti diuretic hormon (ADH) yanhgbekerja
melalui reseptor – reseeptor tubulidistal dari ginjal untuk menghemat air dari
mengonsentrasi urine dengan menambah aliran osmotic dari lumina – lumina ke
intestinum medulla yang membuat kontraksi otot polos.Dengan demikian ADH
memelihara konstannya Osmolaritas(konsentrasi
larutan) dan volume cairan dalam tubuh.
ADH ini bekerja di ginjal.
Ginjal
ADH
membuat kita tidak kencing, prosenya adalah aldosteron mereabsorbsi, menyerap
kembali natrium ( sifat menarik air) sehingga di dalam pembuluh darah
tekananannya meningkat. Di pembuluh darah terjadi hipertensi. Sehingga
mereabsorbsi natrium sifat menarik air lalu urin berkurang.
Pengaturan sekresi vasopressin atau arginen
vaso previn adalah sebagai berikut.
a.
Perubahan tekanan osmotic efek plasma (osmo reseptor)
b.
Perubahan volume cairan ekstra sel (stress reseptor)
c.
Peningkatan osmolalitas (konsentrasi larutan) plasma dan penurunan
volume plasma merangsang sekresi vasopresin
d.
Penurunan osmolalitas dan peningkatan volume plasma menghambat sekresi
vasopresin
e.
Osmoreseptor (konsentrasi natrium) terdapat di hipotalamus dan stress
reseptor system kadiovaskular bertekanan rendah dan tinggi
f.
Rangsangan angiotensin II (senyawa peptidase), adrenalin, kortisol,
estrogen, dan progesterone, susunan saraf pusat dan peningkatan suhu tubuh.
c.
Lobus Intermedia
MELANOCYTE
STIMULATING HORMONE (MSH)
MSH
dihasilkan oleh hipofisis pars intermedius dan di dapati pada manusia dalam
fase kehidupan fetus. Peran MSH dan proses fisiologisnya berperan pada kulit.
Bagian
ini terpisah dari lobus anterior oleh sisa kantong ratkhe yang di sebut celah
ratkhe.Pada manusia sel lobus intermedia tidak bergranula dan terkadang di
temukan juga koloid yang fungsinya tidak di ketahui.
1. Pars
distalis
Bagian
ini meliputi 75% dari kelenjar hipofisis yang hampir seluruhnya terbungkus
dalam suatu kapsul fibrosa yang padat.Parenkimnya berbentuk korda yang saling
anastomosis dan kelompok sel epitelnya di sokong oleh jaringa-jaringan serat
reticular yang antara sel-selnya terdapat kapiler
sinusoid.Jenis sel lain dapat terlihat dalam kelompok sel alfa dan sel beta
dengan penggunaan teknik pewarnaan. Granula khusus untuk jenis sel yang berbeda
akan bersekresi dan berubah kembali pada keaadan inaktif.
2. Pars
intermedia
Sebuah
lapisan tipis sel-sel dan vesikel-vesikel yang mengandung koloid (lengketan
partikel), berbentuk polygonal, kecil, berwarna pucat, dan bergranula.Lapisan
ini merupakan polipeptida yang mempengaruhi produksi melanin.
3. Pars
tuberalis
Arah
Bagian ini mebentuk suatu lapisan yang berhubungan erat dengan banyak pembuluh
dan tersusun memanjang dalam kelompok korda yang pendek, membentuk kuboid,
serta sitoplasmanya mengandung granula halus dan sejumlah glikogen.
4. Kromofil
Kromofil
mudah terwarnai dan mudah di kenali pada sajian biasa.Pada sel ini, sitoplasma
yang lebih besar di penuhi oleh granula spesifik, sedangkan yang kecil di pakai
untuk membedakan 2 tipe asidofil.
a. Asidofil
alfa (orangeofil) : granula selnya bereaksi pada pewarnaan jingga. Sel ini
merupakan sel yang mensekresi hormone penimbun (ACTH), somatotropin hormone,
dan pertumbuhan bagian epifise tulang.
b. Basophil
(sel beta) bereaksi positif kuat karena kadar konsentrasi glikoprotein dalam
granula sekretorik. Sebagian besar tipe basophil bereaksi dengan pewarnaan
sederhana. Basophil beta menyekresi hormone tirotropik (TSH), mempertahankan,
dan merangsang epitel tiroid dengan memberikan ekstak hormone.
c. Basofil
delta : merupakan sel yang tak berwarna dengan fuksi aldehida yang meliputi gonodotrof dan kortikotrof.
·
Gonodhotrof
adalah suatu apparatus golgi yang berkembang dengan baik dan menghasilkan FSH
yang merangsang pertumbuhan folikel ovarium pada wanita dan mengaktifkan
seminiferous pada testis untuk menghasilkan spermatozoa pada laki-laki. LH
menyempurnakan kematangan folikel, ovulaso, pembentukan korpus luteum, dan
mengubah folikel yang sudah rupture menjadi korpus luteum. Pada laki-laki, ICSH
merangsang testis memproduksi androgen untuk mempertahankan organ reproduksi
tambahan dengan ciri seks sekunder.
·
Kortikotrofmenyekresi
ACTH, merangsang pertumbuhan kosteks suprarenal dan merangsang glukokortikoid,
dan meningkatkan melanocyte stimulating
hormone (MSH) untuk meningkatkan sintetis melanin.
5.Neurohipofisis
Serat saraf neurohipofisis tidak
bermielin yang berperan menyusun trakttus hipotalamus hipofisialis sejalan
sampai neurohipofisis.Badan selnya terletak dalam nukleus supra optikus dan
para ventrikularis hipotalamus.Pituisit menyerupai neuroglia di bagian susunan
saraf pusat dengan jalur sitoplasma yang pendek dan bercabang. Pituisit
terdapat diseluruh hipofisis terutama dalam pars nervosa, berfungsi untuk
menyongkong susunan saraf pusat. Neurohipofisis menghasilkan dua macam hormon
yaitu hormon oksitoksin dan hormon vasopresin.
1. Hormon
oksitoksin: dilepas dari ujung saraf, meyebabkan otot polos uterus berkontraksi
dalam stadium akhir kehamilan, dan juga kontraksi sel mioepitel pada alveoli
dan saluran keluar kelenjar mammae.
2. Hormon
vasopresin: memengaruhi ginjal untuk memproduksi urin pekat. Dengan demikian
hormon ini menahan air dengan meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan
duktus koligentis ginjal. Air meninggalkan tubulus dan duktus sehingga terjadi pemekatan
urin.
Pembuluh
darah
Lobus anterior disuplai oleh beberapa
arteri hipofisialis superior cabang dari karotis interna dan sirkulasi
lingkarang willis. Kapiler jaringan ini mencurahkan isinya ke vena yang
berjalan ke bawah, mulai dari sekitar tangkai hipofisis hingga mencapai kapiler
sinusoid lobus anterior.
Sistem vena menghubungkan eminensia mediana
dengan kapiler sinusoidadenohipofisis.Menyusun sistem portal hipofisis
merupakan jalan penting dalam pengaturan fungsi adenohipofisis.Arteri
hipofisialis inferior merupakan cabang arteri karotis interna. Vena dari lobus
anterior dan posterior akan mengosongkan isinya ke sinus kavernosus.
Persarafan
Neurohipofisis adalah traktus hipotalamo
hipofisialis yang berasal dari nukleus supra optikus dan para
ventrikularis.Saraf ini tak bermielin dan berjalan ke bawah sebagai tangkai
infundibulum ke prosesus infundibularis.
2.3.2
Kelenjar tiroid
Tiroid merupakan
kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah, melekat pada tulang laring,
sebelah kana depan trakea, dan melekat pada dinding laring. Kelenjar ini
terdiri atas 2 lobus (lobus dextra dan lobus sinistra) yang saling berhubungan,
masing-masing lobus teebalnya 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar 2,5 cm.
Kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroksin.Pembentukan hormon tiroid tergantung dari jumlah
yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh.Sumber utama untuk memelihara
keseimbangan yodium adalah yadium dalam makanan dan air minum.
Struktur mikroskopis
-
Letaknya di bagian depan
-
Tingginya setinggi vertebrata cervical 5 sampai 7
-
Beratnya 20 sampai 30 gram
-
Bentuknya seperti huruf U / H
-
Ada dua lobus lateralis, kanan dan kiri
-
Setiap lobus di bagi menjadi apex, basis dan 3 permukaan
3 permukaan itu adalah lateralis, medial, dan
posterial. Lalu kemudian tiap lobus di bagi menjadi lobulus, tiap lobulus
mengandung 20-30 folicle.
-
Pembuluh darahnya adalah anteria tiroidea superior dan inferior.
-
Sarafnya nervous fagus.
Kelenjar ini
terdiri atas folikel seperti kelenjar
asiner berdinding selapis sel. Bila sedang aktif sel ini berbentuk kuboid
yang tinggi, sedangkan bila sedang isatirahat sel ini berbentuk pipih dan
bagian tengah asinernya terisi koloid senyawa triglobulin, tirosin, dan hormon
kelenjar tiroid.
Sekresi
hormon tiroid
Hormon
tiroid dari sel kelenjar memerlukan bantuan TSH untuk endositosis koloid oleh
mikrofili.Enzim proteolitik berfungsi untuk memecahkan ikatan hormon Triiodothyronine (T3) dan Tetraiodothyronine (T4) dari triglobulin
kemudian melepaskan T3 dan T4 ke peredaran darah. Saat didistribusikan melalui
plasma akan terikat pada protein plasma Protein
Bound Iodine (PBI). Sebagian besar PBI T4 dan sebagian kecil PBI T3 akan
terikat pada protein jaringan yang bebas dalam keadaan seimbang.
Reaksi
yang diperlukan untuk sintesis dan sekresi hormon tiroid.
1.
Transpor
aktif dari plasma ke dalam tiroid dan lumen dari folikel-folikel dibantu oleh Thyrotrop Stimulating Hormone (TSH)
2.
Dalam
kelenjar tiroid, iodidda dioksidasi sehingga menjadi iodin yang aktif dan
dibantu oleh TSH.
3.
Idiotirosin
mengalami perubahan kondensasi oksidatif dengan bantuan peroksidase. Reaksi ini
terjadi dalam molekul triglobulin dan memberntuk iodothyronine di antara T4 dan T3 yang terikat pada tirosin dalam
kelenjar tiroid dan didapat dalam bentuk tirosin.
4.
Tahap
terakhir pelepasan iodothyronine yang
bebas ke dalam darah, setelah triglobulin dipecah (hidrolisis) oleh suatu
protesi, T4 dan T3 bebas dalam kelenjar tiroid dapat lepas dalam darah.
Efek
T4 dan T3
1.
Kalorigenik: meningkatkan konsumsi oksigen
disemua jaringan kecuali pada orang dewasa (otak, limpa, hipofisis anterior,
testis, uterus, dan kelenjar limfe). Efek T3 dan T4 tergantung pada jumlah
ketekolamin. Merangsang metabolisme zat dalam sel glikogenolisis dalam sel hati
metabolisme protein dan lemak pada tulang dan otot meningkatkan produksi panas.
2.
Pertumbuhan
dan perkembangan: T3 dan T4 merangsang sekresi growth hormone dan memperkuat
efek growth hormone untuk memengaruhi sel-sel saraf dan perkembangan mental
pada anak balita dan janin.
Pembuluh
darah
Kapiler darah dan limfe membentuk pleksus yang erat
dalam mengitari folikel sehingga membantu melintasnya hormone ke dalam lumen
kapiler.Susunan pembuluh darah menunjukkan bahwa terdapat gelombang dalam darah
yang disuplai ke daerah yang berbeda pada kelenjar.
Persarafan
Sejumlah besar serat saraf tak bermielin terdapat
pada dinding arteri tiroid dan sebagian besar mempunyai fungsi
vasomotor.Beberapa saraf simpatis berakhir pada lamina basal folikel yang menunjukkan
rangsangan saraf dalam memengaruhi fungsi tiroid melalui pengaruh langsung pada
sel folikel terutama pada aktivitas tiroid yang merangsang sekresi hipofisis
anterior.
2.3.3. Kelenjar
paratiroid
Kelenjar paratiriods terletak diatas selaput yang
membungkus kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid terdiri atas dua pasang (4
buah) yang terletak di belakang tiap lobus dari kelenjar tiroid, masing-masing
dua disebelah kiri dan sua disebelah kanan, besarnya setiap kelenjar kira-kira
5x5x3 mm dengan berat antara 25-30 mg. Berat keseluruhan kelenjar paratiroid ±
120 mg.
Kelenjar paratiroid menghasilkan hormone
paratiroksin yang merupakan suatu peptida yang terdiri atas 84 asam
amino.Hormone paratiroksin adalah suatu kesatuan hormon yang diperlukan untuk
menaikkan kalsium serum sebanyak 1 mg% dalam waktu 16-18jam. Osteoblas dan fibroblas mempunyai reseptor untuk hormon paratiroid
dan dapat mempengaruhi secara langsung,tetapi tidak mempunyai reseptor-reseptor
untuk hormon pratiroid dilaksanakan secara tidak langsung.
Setiap kelenjar pratiroid diliputi oleh sebuah
simpai tipis yang memisahkannya dari kelenjar tiroid.septa halus menjulur
kedalam kepala membawa pembuluh darah dan syaraf kedalam kelenjar.jaringan
ikat simpai dan septa (sekat pemisah) mengandul sel lemak yang jumlahnya
bertambah dengan bertambahnya usia .folikel koloid terlihat kecil dan lebih
banyak dijumpai pada usia tua.
Kelenjar
paratiroid menghasilkan parathormon ,suatu protein yang terdiri atas sebuah
rantai polipeptida tunggal penting dalam pengaturan metabolisme
kalsium.penurunan konsentrasi kalsium plasma akan dikuti peningkatan hormon dan
akan menarik kalsium dari tulang.kerja hormon ini disebabkan kemampuanya
merangsang perubahan selosteogenik menjadi osteoklas , sedangkan peningkatan
konsentrasi kalsium akan menerunkan kadar ion fosfat.hilangnya aktifitas
belajar paratiroid mengakibatkan peningkatankadar fosfat dalam darah.
PEMBULUH DARAH
DAN SYARAF
Pembuluh
darah besar mengikuti septa (sekat pemisah ) kedalam bagian kelenjar.suatu
jaringan halus kapiler bertingkap yang terletak dalam parenkim kelenjar.saraf
yang tidak bermielin kemungkinan bersifat vasomotor dengan jumlah sedikit.
2.3.4
Kelenjar Timus
Kelenjar timus dalam rongga mediastinum di
belakang os sternum dadalam rongga toraks kira-kira setinggi bifurkasi
(struktur pemisah ) trakea,warnanya kemerah-merahn dan terdiri atas duo
lobus.pada bayi baru lahir ,bentuknya sangat kecil,dan beratnya kira-kira10
gram.ukuranya bertambah setelah masa remaja antara 30-40 gram dan setelah
dewasa akan mengerut.perkembangan timus bervariasi sesuai umur seseorang
.perkembanganya mencapi maksimum pada pubertas kemudian berangsur
menyusut.timus memililki dua lobus yang saling berhubungan secara erat dan
bersatu dalam jaringan ikat.sebuah lobus terdiri atas ribuan lobulus yang
masing – masing ada korteks dan medula.kelenjar timus merupakan sumber faktor
yang dibawa darah untuk menginduksi diferensiasi sel induk limfolit yang mampu
berpartisipasi dalam reaksi kekebaln.
Diantara bukti tentang adanya aktivitasi endokrin
pada timus peka terhadap hormon tiroid.ukuran timus akan mengecilnya sementara
dewasaanya kelamin bertambah.hal ini disebabkan hambatan yang diberikan oleh
steroid gonad.steroid adrenal juga mengahambat timus,pengaruh ini dipakai
parameter untuk kortikosteroid.
PEMBULUH DARAH
Arteri
yang memperdaarai timus berasal dari arteri torasika interna dan arteri
tiroidea inferior.cabang-cabangnya berjalan sepanjang trabekula yang
diselebungi oleh retikulat epitel yang memasuki lobus perbatasan korteks dan
medula.arterioela bercabang banyak kapiler-kapilernya memasok darah korteks dan
sedikit yang memasok ke medula.darah yang melalui venula pasca kapiler
berproliferasi ke korteks memasuki
sistem pembuluh darah.darah venula kembali ke tuberkula interlobularis dan
selanjutnya ke vena brakiosepalika dan vena tiroidea.
PEMBULUH LIMFE
Dalam
timus tidak terdapat pembuluh aferendan sinus limfe.pembuluh eferen terutama
berjalan ke jaringan ikat interlobular.
PERSARAFAN
Jumlah
cabang nervus dan nervus simpatis mencapai timus sedikit.saraf terutama
tersebar pada dinding pembuluh darah.
PERKEMBANGAN TIMUS
Pertumbuhan
timus mulanya mempunyai lumen sempit.segera setelah menutup,terjadi
proleferasisel epitel dan berdiferensiasi.sebagian dari sel tersebut berubah
menjadi sel retikular epitel pada akhir bulan kedua kehamilan.
Timosit
atau limfoit berasal dari sel mensekim yang masuk kedalam timus yang sedang
berkembang .limfosit berproliferasi cepat dan epitel berubah menjadi masa sel
retikuler.pada saat terbentuk,lobulus dan jaringan ikat akan membentuk septa
(ikat pemisah) dan trabekula (jaringan penyambung )
2.3.5
Kelenjar Suprarenalis / Adrenal
Kelenjar
suprarenalis berbentuk ceper dan terdapat pada bagian atas dari ginjal.
Beratnya sekitar 5-9 gram dan berjumlah dua buah sesuai dengan jumlah
ginjal.kelenjar ini terdiri atas dua bagian yaitu bagian luar(korteks) yang
berasal dari sel-sel n bagian sebelah dalam disebut mesodermal yang berasal
dari sel –sel ektodermal.
Berdasarkan
perbedaan dri zat yang dihasilkan , fungsi dan peranan dalam mengatur kehidupan
sel dalam tubuh juga berbeda.bagian korteks menghasilkan hormon-hormon yang
dikategorikan sebagai hormon steroid,sedangkan medula menghasilakn katekolamin.
Korteks
Adrenal
Bagian
luar korteks adrenal berwarna kekuning-kuningan dan menghasilkan
kortisol.Bagian luar di sebut korteks karena terdiri atas sel-sel epitel besar
yang berisi lipoid di sebut foam cells dan terdiri atas zona glomerulosa
(lapisan luar),zona fasikulata (lapisan tengah yang paling besar),dan zona
retikularis (lapisan dalam langsung mengelilingi medula).Pemeliharaan struktur
tubuh dan aktivitas sekresi dari korteks suprarenal di pengaruhi oleh ACTH dari
lobus anterior hipofosis.Korteks adrenal menghasilan hormon kortikostoroid dan
hormon kelamin.
Kortikosteroid
(Kortikoid)
Mengandung
struktur dasar nukleus cyclopentano perhidropenatrane.Fungsi dari
kortikosteroid adalah memproduksi sekitar 30 jenis kortikosteroid,tetapi hanya
beberapa yang mempunyai aktivitas biologik yang jelas.Pengaturan sekresi
glukortikoid di rangsang oleh ACTH dari adenohipofisis.Melalui pengaruh
trofiknya,ACTH mempertahankan struktur dan perdarahan korteks adrenal terutama
pada zona fasikulata dan zona retikularis.
Sekresi ACTH di atur oleh mekanisme
umpan balik negatif kortisol sedangkan kortikosteron langsung pada produksi
ACTH di adenohipofosis melalui hipotalamus.Pada pagi hari sekresi ACTH akan
naik dan menurun pada malam hari.Selain itu,stres meningkatkan sekresi ACTH dan
sekresi kortisol.
Pengaturan
mineralokortikoid adalah sebagai berikut.
1.Renin-angiotensin.
Apabila volume darah atau tekanan darah ke ginjal menurun,sel junkta glomeralis ginjal akan merangsang
untuk masuk ke dalam rongga pengasingan yang ada di dalam.Selama menjadi
angiotensin I dengan bantuana suatu jenis enzim diubah menjadi angiotensin
II.Angiotensin II tersebut akan merangsang sel-sel zone gromerolus pada korteks
adrenal untuk melepaskan aldosteron.Aldosteron akan meningkatkan retensi
Na,Cl,dan air sehingga volume darah akan kembali normal.
2.Kadar ion Na dan ion
K plasma.Apabila ion Na plasma turub dan ion K plasma maka sekresi aldosteron
akan meningkat.
3.ACTH. Ada dalam dosis
yang kecil dan peranya sangat kecil sekali.Dalam konsenrasi tinggi, ACTH dapat
merangsang pelepasan aldosteron.
Kelainan
Mineralokortikoid anatara lain :
1) Insufisiensi
adrenal. Pada insufisiensi adrenal, Na banyalk terbuang,sedangkan K diretensi
sehingga kadar ion K plasma meningkat.Bila tidak segara ditanggulangi,kadar Na
plasma akan menjadi sangat rendah, sama halnya dengan volume plasma sehingga
tekanan darah akan turun dan menganggu sirkulasi yang akhirnya akan terjadi
syok.
2) Hiper
aldosteron
a. Primer
: terjadi karena tumor sel zona glomerulosa yang menghasilkan aldosteron secara
berlebihan di sebut sindrom Conn, yang di tandai dengan hipernatremia,
hipertensi tanpa udema , hipokalemia, otot rangka lemah, dan aritmia jantung.
b. Sekunder
: Peningkatan kadar renin angiotensin karena dehidrasi yang di akibatkan oleh
pendarahan,kegagalan jantung, dan sirosis hepatis.
HORMON
KELAMIN KORTEKS ADRENAL
Mempunai
efek kortikosteroid,hormon androgenik,atau protein anabolanik yang mempunyai
sruktur dan aktivitas yang mempunyai hormon seks.Androgen yang di ekskresi oleh
suprarenal adalah dehidroepiandosteron(DHEA)
dan aldostero stenedion. Hormon ini
menyebabkan retensi dan nitrogen,fosfor,kalium,natrium dan klorida dalam jumlah
yang besar pada wanita.Sekresi dari hormon ini di atur oleh ACTH.
Efek
Hormon Kelamin adalah sebagai berikut.
1. Androgen :
terutama 17 ketosteroid dehidroepiandosteron di samping testoteron,pada keadaan
fisiologik dan tidak mempunyai efek maskulinisasi yang berarti meningkatkan
anabolisme protein dan merangsang pertumbuhan.
2. Estrogen :
pada keadaan fisiologis tidak mempunyai efek feminisasi yang berarti.
Kelainan
Fungsi Korteks Adrenal dapat berupa hipofungsi dan hiperfungsi.
Hipofungsi
: penyakit Addison (kerusakan seluruh zona) dengan tanda-tanda gabungan yang di
sebabkan oleh kekurangan kortisol,aldosteron,dan androgen,disertai kelebihan
ACTH.
Hiperfungsi
: meliputi tiga sindroma yaitu sindroma Cushing,hiperaldosteronisme,dan sindrom
androgenital dengan gejala maskulinisasi pada wanita dan feminisasi pada
laki-laki.
MEDULA
Sel
medula berbentuk lonjong,tersusun dalam kelompok korda pendek dan saling
beranastomosis,Sel ini mempunyai inti besar, siptoplasma nya mengandung granula
halus, dan mengandung sedikit ganglio autonom.Medula terdiri atas sel-sel yang
menghasilkan hormon epinefrin dan norepinefrin yang mengandung sel sel ganglion
simpatis dan kelenjar medula adrenal.Kelenjar medula adrenal dapat membentuk
dan melepaskan adrenalin di samping noradrenalin.Dalam medula adrenal
norepinefrin akan diubah oleh enzim yang di rangsang oeh kortisol.
Pembentukan , Penyimpanan , dan Pelepasan Katekolamin
Pada
dasarnya katekolamin (adrenalin dan noradrenalin ) terbentuk melalui suatu hidrosilasi dan dekarbolasi asam amino felanin dan tiroksin.Tiroksin ditranspor ke
dalam sel yang menyekresi katekolamin di tonsil.
Pengaturan sekresi katekolamin
Perangsangan
sistim saraf simpatis dapat melepaskan noradrenalin dari ujung saraf simpatis
dan melepaskan noradrenalin serta adrenalin dari kelenjar adrenal . Pada
keadaan tertentu dapat merangsang pelepasan katekolamin dari medula adrenal
(keadaan darurat) dengan gejala-gejala sebagai berikut :
-
Marah dingin dan rasa
takut
-
Keadaan glukosa plasma
rendah (hipoglikemia)
-
Tekanan darah darah
rendah (hipotensi)
-
Anoksia otak
(kekurangan oksigen di otak)
-
Asfiksia (kekurangan
oksigen)
-
Meningkatkan kadar
angiotensin.
Efek katekolamin
Penggiatan
reseptor beta meningkatkan sintesa siklik AMP yang menimbulkan pengaruh
inhibisi pada sel yang bersangkutan kecuali pada otot jantung terjadi
sebaliknya yang di pengaruhi oleh reseptor
alfa yang dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah (pengaruh
vasokontruksi dari nonadrenalin), meningkatkan glokogenesis (meningkatkan gula
darah) , meningkatkan netabolisme oksidatif glukosa didalam sel , dan
meningkatkan pembentukan energi dari panas.
Pembuluh darah
kelenjar
suprarenal mempunyai suplai vaskular yang banyak yaitu arteri yang menyuplai
tiap kelenjardan percabangan arteri setelah mencapai kelenjar (arteriol).
Pembuluh darah tersebut menembus sampai memasuki sinusoid kapiler korteks yang
lain langsung menuju medula dan mencurahkan isinya ke pleksusu kapiler .Darah
vena yang berasal dari korteks dan modula mencurahkan isinya ke sistem venolus
yang bergabung untuk membentuk vena medularis. Oleh karena itu , medula
mempunyai suplai darah ganda baik berasal dari kapiler korteks maupun dari
arteri medularis. Pembuluh darah limfatik hanya ditemukan pada kapsula dan
dalam jaringan ikat yang mengelilingi vena yang besar.
Persarafan
Sejumlah
saraf tak bermielin memasuki korteks dalam berkas-berkas kecil. Sebagian besar
serta mengikuti trabekulla ke medula dan berakhir sebagai serat ganglion di antara sel medula .Setiap sel medula dapat
dipersarafi dan rangsangan terhadap saraf menyebabkan pelepasan epunefrin dalam
jumlah yang besar sementara saraf menghambat akrivitas sekresi sel medula.
2.3.6 Kelenjar Pienalis (EPIFISE)
Kelenjar
pienalis terdapat di dalam fertikel otak, berbentuk kecil dengan berwarna merah
seperti sebuah camera.Kelenjar ini menonjol mesensefalon ke atas dan ke
belakang kolilkus superior.Fungsi kelenjar ini belum diketahui dengan
jelas.Kelenjar ini menghasilkansekresi interna dalam membantu pankreas dan
kelenjar kelamin berperan penting dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin
berperan penting dalam mengatur aktivitas seksual reproduksi manusia. Kelenjar
pienalis merupakan badan kecil berbentuk kerucut dihubungkan melalui suatu
tangkai dengan tap ventrikel III dan membentuk suatu simpai tipis yang mempunyai septa ke dalam organ dan
membagi secara lengkap ke dalam lobulus yang terdiri atas sel epiteloid disebut pinealosit.
Sel neuroglia berperan sebagai unsur
penyokong.
Glandula
pienalis diatur oleh rangsangan saraf yang ditimbulkan oleh cahaya yang
terlihat oleh mata, menyekresi melotonin, dan zat lain yang serupa lalu
melewati aliran darah atau cairan ventrikel III ke glandula hipofisis anterior
menghambat sekresi hormon gonadtropin dan gonad lalu berinvolusi.
Pienalis menyekresi melatonin untuk memodifikasi fungsi kelenjar kelamin yang
berhubungan dengan pengaturan waktu haid dan memberikan pengaruhi pada
perkembangan kelenjar kelamin untuk kematangan seksual.
Pembuluh Darah dan Saraf
Sejumlah
kecil pembuluh darah dan saraf baik bermielin maupun tidak, menyuplai kelenjar
ini.Kapiler dalam kelenjar terdiri atas tipe yang tipis dan dan bertingkap.
Serat saraf berasal dari bagian simpatis
susunan saraf otonomdan menunjukkan ujung saraf berakhir pada sel
pineal, tidak pada pembuluh darah sel otot polos.
Kelenjar
Pankreas
Pankreas
adalah suatu alat tubuh yang berbentuk agak panjang terletak retroperitonialdalam abdomen bagian atas,
di depan vertebra lumbalis I dan III. Kepala pankreas terletak dekat dengan
kepala duodenum, sedangkan ekornya sampai ke limpah pankreas mendapat darah
dari artei lienalis dan arteri masenterika superior.Duktus patreatikus bersatu
dengan duktus koledukus dan masuk ke duodenum.Pankreas mengahsilkan dua
kelenjar yaitu kelenjar endoktrin dan kelenjar eksokrin.
Pankreas
menghasilkan kelenjar endokrin yang terdiri atas kelompok sel yang membentuk
pulau-pulau langerhans. Pulau – pulau langerhans berbentuk oval dan tersebar di
seluruh pankreas. Dalm tubuh manusia terdapat 1 – 2 juta pulau – pulau
langerhans yang dibedakan atas granulasi dan pewarnaan, setengah dari sel ini
menyekresi hormon insulin.
Pulau
– pulau langearhans menghasilkan 4 jenis sel :
- Sel – sel A
(alfa). Sekitar 20 – 40% memproduksi
glukagon menjadi faktor hiperglikemik yang dirangsang oleh kadar gula yang
rendah, mempunyai anti insulin like
aktif, dan mengandung gelembung sekretorik dengan granula homogen
kepadatan rendah. Glukagon melepaskan glukosa degan glikogenolisis
sehingga dapat menaikkan gula darah dan melepaskan peptida aktif termasuk
hormon ACTH.
- Sel – sel B
(beta).Sekitar 60 – 80% fungsimya
membuat insulin. Sel ini lebih banyak mengandung glanula. Ciri khasnya
dari sel ini adalah terdapat kristaloid
rhomboid yangmerupakan penghasil insulin. Selain itu sel ini bekerja
terhadap membran sel untuk memudahkan transpor glukosa ke dalam sel
sehanigga kadar gula darah menurun.
- Sel – sel
C.Sekitar 5 – 15% membuat
somatostatin, tidak berglanula, dan berbentuk poligonal tak teratur. Inti
sel ini berbentuk bundar dan terletak di tengah mitokondria, sedangkan
yang berbentuk batang terletak dalam glanula.
- Sel - sel D.Sekitar
1% mengandung dan menyekresi pankreatik polipeptida. Sel ini berjumlah
lebih sedikit dan terletak berdekatan dengan sel A. Selain itu,sel
tersebut berisi gelembung kecil dalam pulau langerhans di daerah kepal
pankreas dan melepaskan somatostatin yang dapat menghambat sekresi insulin
dan glukosa.
Pembuluh
Darah
Pendarahan pankreas berasal dari cabang
– cabang arteri seliaka dan arteri mesenterikal superior, sedangkan venanya
kembali ke sistem portal.Pembuluh darah besar berjalan dalam jaringan ikat
interlobural, sedangkan pembukuh kecil masuk ke dalam lobulus. Dari pembuluh
darah ini, arteriol masuk ke dalam pulau – pulau langerhans yang cabangnya
menjalin kapiler yang luas untuk memperdarahi sel A dan sel D, kemudian
memperdarahi sel B yang letaknya lebih ketengah. Setelah memperdarahi pulau
pulau langerhans, arterior kemudian menuju jaringan eksokrin dan memberikan
interaksi antara sel – sel dengan pulau – pulau langerhans dan antara sel – sel
dengan jaringan asinus untuk menaikkan getah pankreas.
Persarafan
Saraf otonom pankreas berasal dari
ganglion seliaka atau sistem simpatis dan vagus (parasimpatis) dengan beberapa
sel ganglion dalam jaringan ikat interlobural.
Insulin
Merupakan protein kecil yang terdiri
atas dua rantai asam amino yang satu sama lainnya dihubungkan oleh ikatan
disulfida, sebelum dapat berfungsi ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar dalam membran
sel.
Pengaturan
Sekresi Insulin
Sekresi insulin dikendalikan oleh kadar
glukosa darah.Kadar glukosa darah yang berlebihan akan merangsang sekresi insulin dan bila kadar glukosa
normal atau rendah maka sekresi insulin akan berkurang.Glukosa ke dalam darah
tanpa dipengaruhi oleh adanya insulin langsung dapat merangsang sekresi
insulin,fruktosa merangsang insulin dalam derat sedang.
2.3.7
Kelenjar Gonad
Kelenjar gonad adalah testis pada pria
dan ovarium pada wanita.Kelenjar ini mempunyai fungsi endokrin dan
reproduksi.Sebagai kelenjar endokrin,testis menghasilkan estrogen dan
progesteron untuk memproduksi sel telur.
Gonad
dan kelenjar-kelenjar asesoris pada waktu lahir mempunyai ukuran yang lebih
kecil dan tidak berfungsi.Pada masa pubertas,kelenjar gonad menjadi aktif dan
sifat kelamin sekunder mulai nampak.Selain itu,juga terjadi peningkatan sekresi
gonadotropin(FSH dan LH) disebabkan oleh kepekaan hipotalumus terhadap inhibisi
(hambatan) steroin menurun.
Sistem
Hormon Reproduksi Pria
Fungsi reproduksi pria dapat dibagi
menjadi tiga golongan yaitu: 1)
Spermatogenesis untuk pembentukan sperma; 2)Pelaksanaan kerja
seksual,pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai hormon (fungsi endokrin)
yang berhubungan dengan fungsi reproduksi adalah efek hormon seks pria pada
organ seks tambahan; 3) metabolisme sel dan fungsi tubuh lain.
Testis
menghasilkan beberapa horrmon seks pria yang dinamakan androgen.Salah satu
diantaranya testeron lebih banyak dan lebih kuat dari yang lain.Testeron
bertanggung jawab akan efek hormon pria.Totesteron dibentuk oleh sel
interstisal leydig yang terletak pada interstial antara tubulus seminalis
ferus,sekresi androgen (hormon seks pria) . Misalnya kelenjar adernal
menyekresi androgen dalam keadaan normal tidak menyebabkan sifat maskulinasi
yang bermakna.
Pengaturan
Spermatogenesis
FSH merangsang
spermatogenesis , sedangkan LH merangsang sekresi testoseron dan mempertahankan
spermatogenesis.Kerja FSH dan tetosteron terlaksana dengan jalan merangsang sel sertoli untuk membentuk senyawa yang
diperlukan untuk maturasi sperma.Sekresi FSH diatur melalui mekanisme umpan
balik negatif yaitu peningkatan sekresi dan sel sertoli.
Efek
Testeron
1.Pada
janin :merangsang diferensiasi dan perkembangan
alat genital ke arah pria,pengatur pola jantan(pria), dan pengontrolan
hipotalamus terhadap sekresi gonadotropin setelah pubertas.
2.Pada
pubertas: mempengaruhui sifat kelamin sukendur
yaitu perkembangan bentuk tubuh,perkembangan alat genital,distribusi
rambut,pembesaran laring, dan sifat agresif.
Sistem
Hormon Reproduksi Wanita
Fungsi seksual dan reproduksi
wanita dibagi dalam dua fase yaitu persiapan tubuh untuk konsepsi dan kehamilan
(periode kehamilan).
Sistem
Hormon Wanita
1.Lutenizing
hormone-realising hormone (LHRH)/Hormon
releasing hipotalamus:
Hormon dari hipotalamus
dihasilkan di perikarion neuron hipotalamus,terikat oles reseptor gonadotrofin
untuk merangsang produksi hormon
leutanizing dan merangsang folicle
stimulating hormone dan penurunan produksi pelepasan gonadotrofin.
2.Hormon hipofisis
anterior yaitu FSH dan LH yang disekresi akibat respon terhadap relasing hormon
di hipotalamus berfungsi untuk memicu sintesis steroid di ovarium.
Pembentukan reseptor
LH: hormon disekresi akibat respon terhadap releasing hormone di hipotalamus
untuk memicu sintesis steroid di
ovarium. Peningkatan konsentrasi Pembentukan reseptor LH di lapisan granulosa
mulai terjadi apabila terdapat peningkatan konsentrasi gonadotrofin praovulasi meskipun belum terdapat ovulasi LH yang
dapat dijumpai dalam jumlah besar dalam sel-sel granulosa dan zalir folikel,
meletakkan dasar kerja korpus luteum
selama fase luteal.
Selama proses ovulasi,
di dalam sel granulosa terjadi perubahan sintesis steroid dari estrogen menjadi
progesteron. Pada proses pecahnya folikel sampai terjadinya ovulasi,
vaskularisasi pada lapisan granulosa akan meningkat sehingga jumlah progesteron
juga akan meningkat dalam serum.
Hormon
ovarium (Estrogen dan Progesteron)
Disekresi oleh ovarium
akibat respon terhadap dua hormon dari kelenjar hipofisis.Korpus luteum membuat
steroid estrogen maupun progesteron merangsang pertumbuhan dan diferensiasi
saluran reproduksi wanita serta struktur yang terpengaruh dengan bermacam-macam
sistemik.
Estrogen alami yang
menonjol adalah estradiol.Ovarium
hanya membuat estradiol merupakan
produk degradasi steroid-steroid pada wanita yang tidak hamil.Selama kehamilan
estradiol diproduksi oleh plasenta. Estrogen beredar terikat pada protein
plasma dan proses peningkatannya terjadi dalam hati yang melaksanakan peran
ganda dalam metabolisme estrogen. Urine wanita hamil banayak mengandung
estrogen yang dihasilkan oleh plasenta. Mekanisme aksi estrogen berfungsi untuk
mengatur ekskresi gen tertentu dalam sel yang bekerja sebagai sasaran.
Khasiat
umum estradiol adalah sebagai perangsang DNA
melalui RNA sehingga terjadi peningkatan sintesis protein.
Khasiat
khusus estradiol
1.
Pada
serviks :produksi estradiol meningkatkan fase
folikuler sekresi getah servik dalam mengubah konsentrasi getah pada saat
ovulasi menjadi encer dan bening memperlama perjalanan spermatozoa.
2.
Pada
vagina :estrodial menyebabkan perubahan selaput
vagina, meningkatkan produksi getah
dan kadar glikogensehingga
meningkatkan produksi asam laktat. Akibatnya nilai pH akan menjadi rendah
sehingga memperkecil terjadinya infeksi dan mempersiapkan spermatozoa dalam genetalia
wanita agar dapat menembus selubung ovum.
3.
Progesteron
:senyawa-senyawa ini memiliki aksi yang
bervariasi terhadap organ reproduksi wanita dan dibawa kondisi psikologig
sering bekerja secara sinergis dengan estrogen. Akan tetapi terkadang juga
bekerja saling menghambat (antagonistik). Steroid ini sangat penting dalam
mempersiapkan uterus untuk implantasi blastosit dalam memelihara kehamilan dan
mengatur organ asesori selama siklus reproduksi. Metabolisme progesteron yang
utama di dalam urine ialah pregnandiol dan
pregnantiol, senyawa ini dibuang
sebagai glukorunid.
Khasiat
umum progesteron :mempersiapkan tubuh
untuk menerima kehamilan dan merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan
implantasi, terjadi karena pengaruh estradiol menyintesis reseptor untuk
progesteron.
Khasiat
khusus progestern :
1. Pada endometrium :perubahan
sekretorik mencapai puncaknya pada hari ke-22 siklus haid normal. Apabila
progesteron terlalu lama mempengaruhi endometrium maka akan terjadi degenerasi
sehingga tidak cocok menerima nidasi.
2. pada serviks : pengaruh
progesteron mengurangi getah serviks dan molekul besar menjadi tebal sehingga
porsio dan serviks menjadi sangat sempit dan getah serviks menjadi kental.
3. Pada miometrium :
menurunkan tonus miometrium sehingga kontraksi berjalan lambat. Pada kehamilan
khasiat ini bermanfaat karena membuat uterus menjadi tenang.
4. Relaksin :
merupakan hormon larut dalam air yang trdapat pada ovarium. Plasenta dan uterus
memiliki aktivitas relaksin yang telah diisolasi dari ekstrak air ovarium yang
dimurnikan sebagian ditemukan pada waktu bersamaan dengan adanya steroid
ovarium.
Kontrol
endokrin tehadap ovarium.Ovarium merupakan organ
otonom yang kemampuan fungsionalnya dipengaruhi oleh banyak rangsangan dari
luar yang disalurkan ke sistem saraf pusat dan bereaksi secara
langsung.Kelenjar endokrin pada ovarium memiliki pengaruh modulasi terhadap
produksi gamet dan hormon gonadotrofin, pituiri yaitu FSH dan LH.
Pengaruh
biolik hormon ovarium.Pengaruh estrogen
menggiatkan jaringan pada jaringan seks asesori, dengan merangsang pembelahan
sel dalam lapisan yang lebih dalam sehingga menyebabkan penggantian lapisan
luar secara lebih cepat. Pembelahan sel yang cepat akan berlangsung terus
menerus dan merupakan faktor predisposisi
jaringan untuk menjadi kanker.
Siklus
Reproduksi
Perubahan siklik pada sistem reproduksi
diatur oleh hormon aksi pituitari anterior dan gonad.Hipotalamus otak merupakan
sumber faktor yang melintasi vena porta menuju adenohipofisis.Tempat tersebut
beraksi untuk menggiatkan pelepasan hormon yang berbeda kecepatannya.
Aktivitas hipotalamus dipersiapkan oleh
rangsangan lingkungan luar dan kadar hormon steroid di dalam sirkulasi. Organ
seks asesoris sebagian besar memiliki sifat seks sekunder yang berada dibawah
kontrol hormon gonad dan hormon ini dipersiapkan oleh gonadotrofin pituitari.
Prolaktin
Tirotropin Releasing Hormon (TRH)
menghasilkan prolaktin.Sel penghasil prolaktin adalah laktotrof.Hormon ini dijumpai plasma wanita dan pria yang normal.
Hormon hipofisis juga mengeluarkan Prolactin Releasing Hormone (PRH).Laju
sintesis prolaktin sebagian besar tidak ada kendali dari hipotalamus, dalam
bentuk sekresi dopamin ke dalam pembuluh portal. Laju sekresi normal dari
prolaktin pada pria dan wanita yang tidak hamil adalah 300 mg/menit/m2 dan laju
pembersihan metabolik 40-50 ml/menit.m2, waktu prolaktin adalah sekitar 50
menit.
Sekresi
prolaktin :dikendalikan oleh dopamin yang
disekresi ke dalam pembuluh aorta dari neuron yang berpuncak pada nukleus dan
berakhir pada eminensia mediana. Rangsangan
fisiologis prolaktin terjadi saat isapan bayi ketika menyusui dan rangsangan
taktil pada puting yang menimbulkan refleks neuroendokrin yang menyebabkan
pengeluaran prolaktin.
Endokrinologi
Kehamilan
Pada kehamilan, korpus luteum akan
dipertahankan oleh Hormon Chorionic Gonadotropin
( HCG) sampai 2 bulan kehamilan, selanjutnya fungsi korpus luteum akan
diambil alih oleh plasenta.
1.
Estrogen
: kadarnya meningkat dan dibentuk oleh
sel-sel tropoblas plasenta. Plasenta tidak mempunyai enzim hidroksilase yang
mengubah progesterone menjadi endro
stenedion sehingga diperlukan DHEA yang dibentuk oleh janin dan
diaromatisasikan menjadi estrogen. Fungsi estrogen pada kehamilan adalah untuk
meningkatkan aliran darah utero-plasenta.
2.
Progesterone
: dihasilkan oleh korpus luteum kehamilan
kemudian dihasilkan oleh sel-sel tropoblas plasenta. Fungsi progesterone adalah
menjaga myometrium dalam keadaan istirahat dan mencegah reaksi imunologik
terhadap antigen asing.
3.
Hormon
Chorionic Gonadotropin (HCG) : konsentrasi mencapai
puncak pada minggu ke-10 dan menurun paling rendah pada minggu ke-19 sampai 20
kehamilan. Fungsi hormon ini adalah mengatur produksi endrogen pada janin dan
membentuk korpus luteum menstruasi menjadi korpus luteum kehamilan.
Kelenjar
Endokrin Sistem Reproduksi
Hormon
wanita
1. Hormone
estrogen
Disekresikan
oleh sel-sel Trache intrafolikel
ovarium, korpus luteum, dan plasenta.sebagian kecil oleh korteks adrenal ,
estrogen mempermudah pertumbuhan folikel ovarium dan meningkatkan tuba uterus,
jumlah otot uterus, dan kadar protein kontraktil uterus. Estrogen mempengaruhi
organ endokrin dengan menurunkan sekresi FSH. Dalam beberapa keadaan, estrogen
menghambat sekskresi LH dan pad keadaan lain akan meningkatkan LH. Estrogen
meningkatkan pertumbuhan duktus-duktus yang terdapat pada kelenjar mamae dan
merupakan hormone feminisme wanita
terutama disebabkan hormone androgen.Kerja estrogen pada uterus, vagina, dan
beberapa jaringan lainnya berhubungan dengan interaksi dan reseptor protein
dalam sitoplasma sel.
Pengaruh
terhadap organ seksual antara lain pembesaran ukuran tuba fallopi, uterus,
vagina, pengendapan lemak pada mons veneris, pubis, labia, serta mengawali
pertumbuhan mammae. Selain itu, pengaruh lainnya adalah kelenjar mammae
berkembang dan menghasilkan susu, tumbuh berkembang dengan cepat, tumbuh rambut
pubis dan aksila, serta kulit menjadi lembut.
2. Hormone progesterone
Dihasilkan
oleh korpus luteum dan plasenta.Hormone ini bertanggung jawab atas perubahan
endometrium dan perubahan siklik didalam serviks dan vagina. Progesterone juga
berpengaruh anti esterogenik pada sel-sel myometrium, menurunkan kepekatan otot
tersebut dan sensitivitas myometrium terhadap oksitosin dan aktifitas listrik
spontan , myometrium sementara meningkatkan potensial membrane, serta bertanggung
jawab meningkatkan suhu basal tubuh pada saat ovulasi. Efek progesterone
terhadap tuba falopii meningkatkan sekresi dan mukosa sedangkan pada kelenjar
mamae meningkatkan perkembangan lobules dan alveolus kelenjar mamae,
keseimbangan elektrolit, dan peningkatan sekresi air dan natrium.
- Folicle
Stimulating Hormone (FSH)
Mulai ditemukan pada gadis umur 11 tahun dan jumlahnya terus-menerus bertambah tambah dewasa. FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan atau pemberian estrogen dalam jumlah yang ckup dalam keadaan yang terjadi pada kehamilan. - Luteinizing
Hormone (LH)
LH bekerja sama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel de graff. LH juga menyebabkan penimbunan substansi dari progesteron dalam sel granulosa. Apabila estrogen dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan pengurangan produksi FSH sedangkan produksi LH bertambah hingga tercapai suatu rasio. Produksi FSH dan LH dapat merangsang terjadinya ovulasi. - Prolaktin
(Luteotropin hormone= LTH)
Ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi dan banyak ditemukan pada urine wanita hamil, masa laktasi, dan menopause. Hormon ini dibentuk oleh sel alfa (ashidopil) dari lobus anterior kelenjar hipofisis. Fungsi hormon ini adalah untuk memulai mempertahankan produksi progesteron dari korpus luteum. Kelenjar hipofisis dirangsang dan diatur oleh pusat yang lebih tinggi yaitu hipotalamus untuk menghasilkan Gonadtrophin Releazing Factor Hormone (GRFH).
Sifat
Kimia Hormon Kelamin
1. Estrogen
: salah satu hormon yang disekresi oleh ovarium adalah estradiol. Sebagian
besar dibentuk oleh jaringan perifer dari androgen yang disekresi oleh sel
ovarium. Estriol adalah estrogen lemah yang merupakan produksi oksidasi yang
berasal dari estradiol. Perubahan terjadi terutama dalam hati. Potensial dari
estrogenik dianggap sebagai estrogen utama walaupun efek estrogenik dan estron
tidak dapat diabaikan.
2. Progestin
: yang paling penting progestin adalah progesteron. Bagian kecil progestin
hidroksiprogesteron disekresi bersama dengan progesteron mempunyai efek yang
sama. Pada wanita normal progesteron disekresi dalam jumlah cukup banyak selama
akhir siklus ovulasi dan progesteron juga disekresi oleh plasenta selama
kehamilan khususnya setelah kehamilan bulan keempat.
3. Sintesis Estrogen dan
Progesteron : keduanya disentesis dalam ovarium
terutama dari kolesterol yang berasal dari darah dalam jumlah kecil yang
diperoleh dari asetil koenzim untuk membentuk inti steroid yang tepat. Selama
sintesis, progesteron dan testosteron akan disintesis pertama kali, setelah itu
fase folikular dari siklus ovarium. Hampir semua testosteron dan sebagian besar
progesteron diubah menjadi estrogen oleh sel-sel granulosa swlama fase luteal
dari siklus jauh lenih banyak progesteron yang dibentuk yang semuanya akan
plasma wanita oleh ovarium.
Ovulasi
Pada
wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28 hari, beberapa saat sebelum
ovulasi dinding luar folikel yang menonjol akan membengkak dengan cepat dan
daerah kecil bagian tengah kapsul yang di sebut stigma akan menonjol seperti putting. Dalam waktu 30 menit
kemudian cairan mulai mengalir dari folikel melalui stigma sekitar 2 menit
kemudian folikel menjadi lebih kecil karena kehilangan cairannya. Stigma akan
robek lebih besr dan cairan yang lebih kental pada bagian tengah folikel
mengalami evaginasi keluar ke dalam
abdomen. Cairan kental ini membawa ovum yang di kelilingi oleh beberapa ratus
sel granulosa kecil yang di sebut korona
radiata.
Luteiniing Hormon (LH)
diperlukan untuk pertumbuhan.Pada akhir folikel dan ovulasi kecepatan sekresi
LH oleh kelenjar hipofisis anterior meningkat dengan cepat dan FSH juga
meningkat kira-kira 2-3 kali lipat pada saat bersamaan.Permulaan ovulasi
menunjukkan LH dalam jumlah yang besar, sehingga menyebabkan sekresi hormone
steroid folikular yang mengandung sejumlah kecil progresteron berlangsung 2
peristiwa di butuhkan untuk ovulasi. Peristiwa tersebut adalah:
1. Kapsul
folikel mulai melepaskan enzim proteolitik dari lisozom yang mengakibatkan
pelarutan dinding kapsul dan mengakibatkan membengkaknya seluruh folikel dan
degenerasi stigma.
2. Terjadi
pertumbuhan pembuluh darah baru yang berlangsung cepat ke dalam dinding
folikel, pada saat yang prostaglandin menjadi vasodilatasi akan di sekresi
dalam jaringan folikular.
Kedua efek ini selanjutnya akan
mengakibatkan transudasi plasma ke dalam folikel yang berperan pada
pembengkakan dan degenerasi stigma mengakibatkan pecahnya folikel di sertai
dengan pengeluaran ovum.
Siklus Seksual pada Pubertas
Bila
lonjakan LH praovulasi tidak cukup besar maka ovulasi tidak
berlangsung.Peristiwa ini di sebut sebagaiAnuvolatorik.Variasi
siklus seksual terus berlanjut tetapi mengalami perubahan dengan cara tidak
adaknya ovulasi menyebabkan korpus luteum gagal berkembang akibatnya hanpir
tidak ada sekresi progesterone selama akhir dari siklus. Siklus akan memendek
beberapa hari tetapi ritmenya terus berlanjut sehingga progesterone tidak di
butuhkan untuk mempertahankan siklus itu sendiri walaupun dapat mengubah
ritmenya. Siklus anovularikbiasanya
terjadi selama beberapa siklus pertama sesudah pubertas atau beberapa bulan
bahkan tahunan sebelum menopause.Hal ini karena mungkin lonjakan LH tidak cukup
kuat untuk merangsang terjadinya ovulasi.
Kelenjar Mamae
Kelenjar
mamae pada wanita mulai berkembang pada permulaan masa pubertas ( adolescent)
pada umur 11-12 tahun kelenjar mamae tumbuh menjadi besar pada sebelah lateral
linea aksilaris anterior/ media, sebelah kranial ruang interkostalis VII-VIII.
Struktur Kelenjar Mamae
Kelenjar
mame menyebar di sekita areola mamae
dan mempunyai lobus sekitar 15-20 lobus. Tiap lobus berbentuk pyramid dengan
puncak mengarah ke areola mamae.Masing
masing lobus di batasi oleh septum yang terdiri atas jaringan fibrosa yang
padat.Serat jaringan ikat fibrosa terbentang dari kulit ke fasia pektoralis dan
menyebar di antara jaringan kelenjar.
Tiap
lobus kelenjar mamae mempunyai saluran keluar yang di sebut dukstus laktiverus yang bermuara ke
papilla mamae.Pada daerah aerola mamae duktus laktiverus melebar disebut sinuslaktiverus.Pada daerah terminalis
lumen sinus ini mengecil dan dan bercabang-cababg ke alveoli.Di antara jaringan
kelenjar dan jaringan fibrosa ruangannya diisi oleh jaringan lemak yang
membentuk postur dari mamae sehingga permukaan mamae terlihat rata.Bagian
adalam kelenjar mamae dapat dipisahkan dengan mudah dari fasia dan kedudukan
mamae mudah bergeser.
Pembuluh Darah Mamae
Berasal
dari arteri mamaria interna dan
arteri torakalis lateralis.Vena supervisialis mamae mempunyai banyak
anastomosis dan bermuara ke vena mamaria interna dan vena torakalis
interna/epigastrika, sebagian besar bermuara ke vena torakalis lateralis.
Pembuluh Limfe Mamae
1. Aliran
limfe superfisialis 75% mengalir ke saluran torakalis lateralis berjalan
bersama arteri dan vena di pinggir lateral musculus pektoralis mayor kemudian
bermuara di nl. Aksilaris dan nl. Klavikularis.
2. Aliran
limfe provunda mengalir ke dinding torak menembus muskulus pektoralis mayor
bermuara ke nl.pektoralis sepanjang arteri dan vena mamaria interna.
3. Bagaian
median aliran limfe subkutan berhubungan antara keua mamae dan bermuara ke nl.
Supra klavikulari
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Sistem
endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi
organ-organ lain.
Kelenjar
endokrin (endocrineglarul) terdiri dari :
1. Kelenjar hipofise atau pituitari (hypophysisor
pituitary glanrl) yang terletak di dalam rongga kepala dekat dasar otak.
2. Kelenjar tiroid (thyroidglanrl) atau
kelenjar gondok yang terletak di leher bagian depan.
3. Kelenjar paratiroid (parathyroidglanrl)
dekat kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon yang
turut mengatur kadar calcium darah.
4. Kelenjar suprarenal (suprarenalglanrl)
yang terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan.
5. Pulau Langerhans (islets
oflangerhans) di dalam jaringan kelenjar pankreas.
6. Kelenjar kelamin (gonarl)laki di
testis dan indung telur pada wanita.
DAFTAR
PUSTAKA
Pearce
C.E. 1992. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2012/01/sistem-endokrin.htmlGibson, john. 1995. Anatomi dan
Fisiologi Modern. Jakarta. Pearce, Evelyn C., 1979. Anatomi dan
Fisiologi untuk para Medis. Erlangga. Jakarta. http://unsurhidup.blogspot.com/2012/02/makalah-sistem-endokrin.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Your CommEnT........