ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
SUB TOPIK
I. Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan
II. Kebutuhan Fisik ibu hamil
III. Perubahan Psikologis Ibu Hamil dan Pemenuhan
Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester I,II,III
IV. Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang
|
I.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu
faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status
kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan
memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas,
rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan
kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :
Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu
dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental
ibu, karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan
atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna
bagi ibu dan janinnya
Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan
pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya
Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat.
Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang
kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat
berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak
Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika
kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa
nifas pun dapar berjalan dengan lancar
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi.
Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam
keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun
Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka
dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat
pelayanan kesehatan terdekat.
Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang
sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan
menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita
anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada
janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang
tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat
normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.
Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak
mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani
seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk
dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang
terlalu asin.
Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan
biasanya terdiri dari :
Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat
mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan
perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak
tertangani dengan baik.
Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam
menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan,
mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil
akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani
kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Yang terakhir adalah Faktor lingkungan sosial, budaya
dan ekonomi. Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat
istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah
gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok,
bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia
berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan
dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi
ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak
kalah penting adalahpersonal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan
dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra
yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses
kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan
kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan
persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak
awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat
berjalan dengan baik.
Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah
suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis
yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan
demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat
dilalui dengan aman.
II.Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Sesuai Tahap Perkembangan
1. Kebutuhan Imunisasi Pada Ibu Hamil Trimester I, II,
III
Imunisasi
|
Interval
|
Durasi Perlindungan
|
TT1
TT2
TT3
TT4
TT5
|
Selama kunjungan antenatal pertama
4 minggu setelah TT1
6 bulan setelah TT2
1 tahun setelah TT3
1 tahun setelah TT4
|
-
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun (seumur hidup)
|
2. Kebutuhan Traveling Pada Ibu Hamil Trimester I, II, III
1. Boleh asal konsultasi lebih dahulu
2. waktu terbaik adalah pada usia kehamilan trimester
II (minggu ke 13 sampai ke 28)
3. Trimester I akan menganggu karena mual, kelelahan,
resiko abortus
4. Trimester III akan menganggu karena beban perut
makin besar, kelelahan, resiko prematur.
3. Kebutuhan Persiapan Laktasi Pada Ibu Hamil Trimester I,
II, dan III
1. Penyuluhan langsung maupun melalui sarana audio
visual
2. Dukungan psikologis untuk ibu dalam menghadapi
persalinan dengan tujuan agar ibu meyakini kemampuannya dan keberhasilannya
menyusui
3. Pemeriksaan payudara
4. Pemeriksaan putting susu
5. Senam hamil
PERSIAPAN LAKTASI
1. Persiapan laktasi bagi ibu hamil harus diperhatikan
untuk kesejahteraan bayi dan perkembangannya
2. Persiapan laktasi di mulai dengan memakan makanan
yang banyak mengandung protein dan karbohidrat yang dapat membentuk ASI baik
bagi ibu maupun bayinya
3. ASI biasanya sudah keluar saat umur kehamilan 20-22
minggu
Anjuran yang diberikan pada ibu tentang ASI pada saat hamil
:
1. Mempelajari tentang ASI, laktasi dan rawat gabung
serta bahaya susu formula
2. Memutuskan akan memberikan ASI kepada bayi sekurang-kurangnya
sampai berusia 4-6 bulan
3. Belajar keterampilan menyusui
4. Meningkatkan gizi dan kesejahteraan ibu.
Langkah-langkah Persiapan Ibu Menyusui Secara Mental
1. Memberikan dorongan pada ibu dengan menyakinkan
bahwa ibu mampu menyusui
2. Menyakinkan ibu akan keuntungan menyusui ASI
3. Membantu mengatasi keraguannya karena pernah
bermasalah ketika menyusui pada pengalaman sebelumnya
4. Mengikutsertakan suami atau keluarga lain yang
berperan dalam keluarga
5. Memberikan kesempatan pada ibu untuk bertanya setiap
dia membutuhkan.
Masa Hamil
1. Mempelajari tentang ASI laktasi dan rawat gabung
serta bahaya susu formula
2. Memutuskan akan memberikan ASI kepada bayi
sekurang-kurangnya sampai bayi berusia 4-6 bulan
3. Belajar keterampilan menyusui
4. Meningkatkan gizi dan kesehatan ibu
5. Memakain BH yang membangu menyokong dan ukurannya
sesuai denga payudara
6. Memeriksa payudara dan putting
4. Kebutuhan Persiapan Persalinan Pada Ibu Hamil Trimester
I, II, III
A. Membuat rencana persalinan
1) Tempat persalinan
2) Memilih tenaga kesehatan terlatih
3) Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
4) Bagaimana transportasi ke tempat persalinan
5) Siapa yang akan menemani saat persalinan
6) Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana
cara mengumpulkan biaya tersebut
7) Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak
ada
B. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika
terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan tidak ada
C. Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi
kegawatdaruratan
D. Membuat rencana/pola menabung
E. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk
persalinan
5. MEMANTAU KESEJAHTERAAN BAYI
Biasanya pada ibu hamil trimester pertama belum terlalu
memperhatikan tentang perkembangan janin mereka. Namun baru pada trimester dua ibu
hamil lebih memperhatikan janin mereka dengan memantau perkembangannya.
Contohnya seperti pemeriksaan USG. Ibu itu dapat melihat gerakan janin yang ada
di perut mereka baik dengan 3 dimensi maupun 4 dimensi. Jika terjadi ketidak
normalan pada janin merekapun dapat terlihat sehingga dapat untuk mengetahui
sejak awal.
Selain itu ibu hamil juga bisa memantaunya dengan cara
memeriksa pada bidan, di situ akan diperiksa leopold dan akan didengar DJJ oleh
bidan. Selain itu ibu hamil dapat berkonsultasi baik keluhan maupun saran
kepada ibu bidan.
Ibu hamilpun dapat memantau tumbuh kembang janinnya sendiri
dengan cara lebih memperhatikan makanannya apakah sudah cukup gizi atau belum.
Pola istirahat pun dapat lebih dijaga karena sebaiknya ibu hamil tidak boleh
terlalu lelah, faktor lingkungan yang bersih dan nyaman pun sangat diperluka
bagi ibu hamil.
6. KETIDAKNYAMANAN DAN CARA MENGATASI PADA IBU HAMIL
Pada masa kehamilan sering terjadi masalah-masalah pada si
ibu baik pada fisiknya maupun psikologisnya, khususnya pada alat genitalia
eksterna dan interna pada payudara. Masalah ini kemungkinan terjadi karena
pengaruh dari perubahan hormon, adapun masalah yang terjadi pada trimester I,
II, III dan penangananya.
A. Masalah pada Triwulan I dan Mengatasinya
1. Nyeri Ulu Hati
Penyebab : peningkatan hormon estrogen dan progesteron
sehingga motilitas otot polos gastro intestinal menurun (GI), asam lambung >
menyebabkan ulcus dan nyeri ulu hati.
Penanganannya:
- Hindari makanan keras yang susah dicerna
- Makan dengan porsi kecil 5 – 6 kali sehari
- Hindari makanan yang merangsang, seperti pedas, lemak
dan mengandung gas
- Dapat juga diberikan vit. B kompleks, sedative, kalau
perlu
2. Rasa mual dan muntah (morning sickness)
Ini terjadi pada bulan pertama kehamilan, timbul pada pagi
hari yaitu saat perut kosong. Penyebabnya belum diketahui secara pasti,
kemungkinan akibat dari perubahan hormonal, rasa mual dan muntah ini dapat kita
jumpai pada 50-70% kehamilan.
Penanganannya :
- Hindari perut kosong atau perut dalam keadaan kenyang
- Hindari rangsangan berupa bau-bauan
- Hentikan kebiasaan merokok
- Makan makanan kering yang mengandung RH sebelum
bangun dari tempat tidur dan tetap di tempat tidur hingga tenang.
3. Mengidam
Peningkatan intake kalori karena perubahan psikologis selama
kehamilan. Mengidam sering terjadi pada bulan pertama kehamilan, akan tetapi
menghilang dengan semakin tuanya kehamilan.
Penangannya :
- Berikan nasehat akan makanan seimbang agar kebutuhan
nutrisi terpenuhi
- Berikan pengawasan pada klien untuk jenis makanan yang
tidak merugikan secara ketat
- Berikan intake protein
- Berikan suplai zat besi dan vitamin
- Konseling ke ahli gizi
- Konseling kebutuhan emosional jika perlu
4. Gangguan kencing
Biasanya pada bulan pertama kehamilan ibu merasa ingin sering
kencing. Ini terjadi karena kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai
membesar, selain itu juga dipengaruhi oleh hormon Aldosteron yang dapat
meningkatkan vaskularisasi pembuluh darah.
Penangannya :
- Kurangi minum waktu akan tidur, agar istirahat tidak
terganggu
- Kegel exercise otot pubis
- Bila ada keluhan saat BAK rujuk ke dokter, gunakan
pembalut kalau perlu
- Tentramkan hati ibu dengan memberi penjelasan bahwa
keadaan ini adalah fisiologis.
5. Obstipasi
Kesulitan BAB yang dialami oleh ibu hamil, disebabkan oleh
otot tractus digestivus menurun akibat pengaruh hormon progesteron yang
mengakibatkan motilitas sel. Cerna berkurang. Kateron lebih lama di usus,
absorbsi air meningkat, dan pengeringan dari faeces, terjadi penekanan uterus
terhadap colon dan rectum.
Penangannya :
- Berikan minum ± 6 gelas sehari
- Diet mengandung tinggi serat
- Exercise ringan
- Tidak boleh memberikan obat-obat yang mengandung laxatif
- Berikan penjelasan keadaan yang sedang dialami
6. Epulis
Hypertropi dan hyperemis pada gusi sampai dengan
meningkatnya estrogen.
Penangananya :
- Berikan penjelasan bahwa hal ini adalah normal pada setiap
kehamilan akan berhenti secara spontan sebelum melahirkan.
- Perawatan gigi dan mulut yang baik, gunakan sikat yang
lembut dan kumur air hangat.
- Mengontrol gigi dengan teratur
- Makanan yang seimbang, peemasukan buah-buahan segar dan
cairan
- Potong makanan yang keras dalam bentuk yang kecil
- Merujuk klien dengan gangguan gigi serius.
7. Varices
Timbulnya varices dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam
masa kehamilan ditambah oleh faktor hormonal juga adanya bendungan vena dalam
panggul.
Penangananya :
- Hindari bekerja sambil berdiri terlalu lama
- Hindari pakaian yang terlalu ketat
- Waktu istirahat kaki hendaknya ditinggikan dan tungkai
jangan digantung
- Gunakan stoking
8. Flour Albus Meningkat
Karena serviks dirangsang oleh hormon estrogen dan
progesteron maka menjadi hypertropi dan hiperaktif mengeluarkan banyak mukosa.
Umumnya peningkatan cairan dalam vagina pada kehamilan tanpa sebab patologis
dan sering tidak menimbulkan keluhan.
Penangananya :
- Jaga kebersihan vulva dan pakaian dalam
- Gunakan pembalut wanita
- Rujuk ke dokter bila pengeluaran cairan berlebihan dan
menyebabkan rasa gatal
9. Mudah Lelah, Malaise, Fatique
Tidak diketahui penyebabnya dengan jelas, mungkin adanya
peningkatan estrogen dan progesteron, peningkatan HCG dan intake nutrisi yang
kurang.
Penangananya :
- Cegah terjadinya anemi
- Istirahat yang cukup
- Intake nutrisi yang adekuat
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian roboransia
10. Perubahan Payudara dan Perasaan Nyeri
Penyebabnya karena hipertropi kelenjar mammae dan
peningkatan vaskularisasi serta adanya hiperpigmentasi areola dan putting susu
yang disebabkan oleh stimulasi hormon MSH (Melanophore Stimulating Hormone)
Penangananya :
- Sokong dengan BH ibu hamil dengan lapisan yang empuk untuk
menahan payudara
- Bersihkan areola dan putting susu dengan air hangat, baby
oil dan keringkan.
B. Masalah Ibu Hamil Pada Trimester II
1. Kram otot
Penyebab :
- Karena tekanan syaraf pada ekstrimitas bawah oleh uterus
yang besar
- Faktor yang memperberat pencapaian sirkulasi perifer
kurang
- Penyerapan kalsium oleh janin meningkat sesuai dengan
kebutuhan pertumbuhan tulang dan gigi
2. Anemia
Penyebab : kekurangan nutrisi, zat besi, folic acid,
hemoglobinopati.
Penanganan :
- Kolaborasi untuk mendapatkan SF dan vit C
- Konsul tentang pemberian diet
- Beri nutrisi yang adekuat
- Istirahat yang cukup
3. Perubahan Libido
Penyebab : pengaruh antara psikologis, hormonal dan
perubahan emosi
Penanganan :
- Anjurkan klien dan pasangannya
- Komunikasi yang baik dengan pasangannya
- Kasih sayang, kontak fisik yang dilakukan dialihkan ke
kontak psikis.
4. Pruritus
Penyebab : belum diketahio secara pasti
Penanganan :
- Pastikan kuku wanita hamil, pendek dan bersih untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya masalah baru
- Oleskan air hangat atau lotion
5. Hiperpigmentasi, jerawat
Fisiologi rangsangan dari hormon mellanosit (dari pituitari
anterior) biasanya akan hilang pada masa nifas.
Penanganan :
- Kuku hendaknya pendek dan bersih
- Ciptakan suasana yang nyaman
C. Masalah Ibu Hamil Pada Trimester Tiga
1. Haemoroid
Penyebab :
- Pelebaran vena dari anus
- Hemoroid dapat bertambah besar dalam kehamilan karena
adanya kongesti darrah dalam rongga panggul
- Relaksasi dari otot halus pada bowel, memperbesar
konstipasi dan tertahannya gumpalan
Penanganan :
- Hindari konstipasi
- Beri rendam duduk hangat/dingin
- Bila mungkin gunakan jari untuk memasukkan kembali
hemoroid ke dalam anus dengan pelan-pelan
- Bersihkan anus dengan hati-hati sesudah defekasi
- Olesi jeli ke dalam rectum sesudah defekasi
- Usahakan BAB yang teratur
- Beri kompres dingin kalau perlu
- Ajarkan klien tidur dengan posisi knee chest 15 menit/hari
- Ajarkan kegel exercise untuk mengutamakan perineum dan
mencegah hemoroid
- Konsul ke dokter sebelum menggunakan obat hemoroid.
2. Obstipasi
Sama dengan TM II
3. Sering kencing
4. Pruritis
5. Gangguan Pernapasan
Nafas dangkal terjadi pada 50% wanita hamil, ekspansi
diafgrama terbatas karena pembesaran uterus, dimana rahim membesar mendesak
diafragma ke atas
Penanganan :
- Latihan nafas melalui senam hamil
- Tidur dengan bantal yang tinggi
- Makan tidak terlalu banyak
- Hentikan merokok
- Konsul ke dokter bila ada kelainan asma dll
- Berikan penjelasan bahwa hal ini akan hilang setelah
melahirkan
6. Oedema
Penyebab :
- Peningkatan sodium yang banyak dan meningkatnya
permeabilitas kapiler sehubungan dengan peningkatan hormon estrogen
- Peningkatan tekanan vena
- Penurunan vena kembali ke struktur awal
- Varices vena dengan kongesti
- Defisiensi diet protein
- Peningkatan diet sodium
Penanganan :
- Meningkatkan periode istirahat, berbaring pada posisi
miring kiri
- Tingkatkan kaki bila duduk, pakai stoking
- Tingkatkan intake protein
- Menurunkan intake KH selama mereka meretensi cairan di
jaringan
- Minum 6-8 gelas cairan sehari untuk membantu diuresis
natural
- Anjurkan klien untuk melaporkan tanda toxemia, pre
kelampsi, oedema, kelebihan BB, sakit kepala, pandangan kabur, penurunan urine
output.
7. Perubahan libido
Penyebab :
- Wanita mungkin mengalami sakit ulu hati dan gangguan
pencernaan. Mungkin juga hemoroid atau hal lain yang mengurangi nafsu seksual
- Kelelahan dan perubahan yang berhubungan dengan tuanya kehamilan
mungkin terjadi pada trimester 3, seperti kurang tidur dan ketegangan
- Rasa letih yang berlebihan disebabkan perubahan hormon
yang dapat mengurangi daya tarik seksual
- Rasa takut menyebabkan kecemasan yang dapat menyebabkan
pasangan menghindari, mengekspresikan hubungan seksual.
- Bila ada kehamilan yang lalu pernah mengalami perdarahan
yang berulang maka aktifitas seksual dipandang sebagai ancaman terhadap janin
- Nyeri waktu coitus disebabkan karena uterus terdorong ke
bawah
- Pengaruh janin menimbulkan penurunan seksual
Penanganan :
- Menjelaskan dan memberikan support pada ibu maupun suami
bahas perubahan atau masalah seksual selama kehamilan adalah normal dan dapat
disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan psikologis
- Diharapkan keluarga ibu dan suami menerima hal ini
- Jelaskan pada ibu dan suaminya bahwa kehamilan muda atau
tua jangan melakukan hubungan seksual dalam frekuensi yang sering
- Jelaskan pada keluarga perlu pendekatan memberikan kasih
sayang pada istri untuk mengalihkan rangsangan seksual secara fisik menjadi
kontak psikis.
Evaluasi penemuan masalah yang terjadi dan aspek-aspek yang
menonjol pada wanita hamil
- Nyeri pembesaran payudara
- Rasa kelelahan yang sangat
- Mual dan muntah
- Kenaikan berat badan
- Perubahan uterus
- Perubahan kulit
- Sering BAK
- Sulit tidur
- Sakit pinggang
- Nyeri pada tungkai
2. Mengevaluasi data dasar
- Kaji ulang data yang dikumpulkan apakah telah lengkap dan
akurat
3. Mengevaluasi manajemen asuhan
- Dilakukan keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar sudah sesuai dengan
kebutuhan dalam masalah
4. Pengakajian data fokus
- Riwayat kehamilan sekarang
Menanyakan pada ibu perasaan kunjungan ini dan menanyakan
masalah yang mungkin timbul
- Pemeriksaan keadaan umum
Emosi dan tanda-tanda vital
- Pemeriksaan fisik
Mengukur tinggi fundus uteri, palpasi abdomen, menghitung
DJJ
5. Perencanaan
- Memberikan konseling terhadap ketidaknyamanan normal yang
dialami, menanyakan pada ibu kondisi nutrisi, tambahan zat dan anti tetanus.
- Mengajari ibu mengenai
a. Pemberian ASI
b. KB
c.Latihan olah raga ringan
d. Istirahat, nutrisi
e. Perkembangan janin
8. TANDA BAHAYA PADA IBU HAMIL
A. Pengertian Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil
Tanda bahaya pada ibu hamil adalah adanya tanda atau gejala
yang menunjukkan ibu atau bayi yang dikandungnya dalam keadaan bahaya.
B. Tanda bahaya pada ibu hamil
1. Ibu tidak mau makan dan muntah terus menerus
2. Berat badan ibu hamil tidak naik, sejak kehamilan 4
bulan
3. Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan
4. Tekanan darah naik
5. tangan, kaki, wajah bengkak
6. Pusing diikuti kejang
7. Gerakan janin berkurang
8. Kelainan letak janin di dalam rahim
9. Ketuban pecah sebelum waktunya
C. Pencegahan bahaya pada ibu hamil
1. Istirahat yang cukup
2. Jalin hubungan dan komunikasi yang baik antar
anggota keluarga
3. Makan makanan yang bergizi
4. Jaga kebersihan diri
5. Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi di jalan lahir
6. Periksalah kehamilan lebih sering ke petugas
kesehatan (dokter, bidan, perawat, kebidanan)
7. Rencanakan persalinan ditolong oleh dokter
kebidanan, bidan
8. Rencanakan penggunaan alat kontrasepsi setelah
melahirkan
9. Tingkatkan beribadah
III.PERUBAHAN PSIKOLOGIS DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS
PADA IBU HAMIL TRIMESTER I,II DAN III
A.Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester I,II,III
Wanita dari remaja sampai usia sekitar empat puluh,
menggunakan masa kehamilan untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu.
Adaptasi ini merupakan proses sosial dan kognitif kompleks yang didasarkan pada
naluri tetapi dipelajari (rubbin, affonso). Untuk menjadi seorang ibu, seorang
remaja harus beradaptasi dari perasaan dirawat ibu menjadi seorang ibu yang
melakukan perawatan. Sebaliknya seorang dewasa harus mengubahkehidupan rutin
yang dirasa mantap menjadi suatu kehidupan yang tidak dapat diprediksi, yang
diciptakan seorang bayi (mercer 1981). Nulipara atau wanita tanpa anak menjadi
wanita yang mempunyai anak dan multipara wanita yang memiliki anak menjadi
wanita yang memiliki anak – anak. (lederman 1984). Seiring persiapannya untuk
menghadapi peran baru, wanita tersebut mengubah konsep dirinya supaya ia siap
menjadi orang tua begitu pula sama halnya dengan suami. Suami siap – siap untuk
menjadi seorang ayah.
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan
psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan
betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan bahwa dia sudah
memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang
ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya,
khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada
kemungkinan bayinya tidak normal. Wanitahamil secara ekstrim rentan. Dia takut
mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita lebih bergantung
dan menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk memberikan nasehat, seperti
mencari dukungan baru.
Sebagai seorang bidan kita harus menyadari adanya
perubahanperubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberi dukungan dan
memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaanpertanyaan.
Ada beberapa anggapan terhadap perubahan psikologi yang
terjadi selama kehamilan, hal ini berkaitan dengan beberapa perubahan biologik.
Kejadian dan proses psikologi ini diidentifikasi pada trimester kehamilan yang
akan dibahas dibawah ini.
1. Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan
trimester I
Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan
estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan
muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak
sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, biasanya pada awal
kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80 % kecewa, menolak, gelisah,
depresi dan murung. Kejadian gangguan jiwa sebesar 15 % pada trimester I yang
kebanyakan pada kehamilan pertama. Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita
yang mendatangi klinik menderita depresi terutama pada mereka yang ingin
menggugurkan kandungannya.
Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I
didasari pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran
sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan
proses belajar melalui serangkaian aktifitas.
Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan.
Penentuan membuat fakta wanita bahwa ia hamil.Trimester pertama juga sering
merupakan masa kekhawatiran dari penantian
Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu :
1. Taking On
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan
memulainya
dengan meniru dan melakukan peran ibu.
2. Taking In
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan
3. Letting Go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah
dilakukannya.
Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada
tahapan aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada
tahap taking on. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda -
tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang
terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya
masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin
diberitahukannya kepada orang lain atau dirahasiakannya.
Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan
fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka
khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multigravida,
kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu. Banyak wanita hamil yang
mimpi seperti nyata, dimana hal ini sangat menggangu. Mimpinya seringkali
tentang bayinya yang bisa diartikan oleh ibu apalagi bila tidak menyenangkan.
Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I
Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua
stress ini dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsik
dan ekstrinsik.
Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari
individu, yang mana individu berusaha untuk membuat sesempurna mungkin baik
dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya secara
profesional.Stress ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti rasa
sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.Menurut Burnard (1991)
stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan
dengan 3 aspek utama yaitu :
1. Stress di dalam individu
2. Stress yang disebakan oleh pihak lain
3. Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan
sosial
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan
kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya
Memperkuat Ikatan
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kehamilan
memberikan kesempatan pada seorang ibu untuk saling memperkuat hubungan. Dan
hubungan yang kuat lebih penting dari yang lainnya. Masa-masa kehamilan,
persalinan dan bulan-bulan sesudahnya merupakan saat – saat yang sulit.Semakin
dekat pada awalnya, akan semakin baik akhirnya. Jadi, pada saat hidup masih
relatif normal, luangkan waktu untuk berdua, berbicara tentang perasaan
pasangannya. Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami istri,
kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan suatu yang normal.
Kehamilan dan Libido
Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada
trimester pertama ini berbeda- beda. Walaupun pada beberapa wanita mengalami gairah
seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama
periode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara
terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan
merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa hubungan seks. Libido sangat
dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan
kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada
trimester pertama.
Kehamilan dan Olahraga
Setelah hamil, mayoritas wanita dapat melanjutkan aktivitas
biasamereka. Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang teratur, seperti jogging,
bermain tennis, berenang, atau melakukan hubungan seks, dapat menimbulkan
masalah seperti keguguran atau fetal malformation (janin yang cacat)
pada kebanyakan wanita normal dan sehat. Kebanyakan dokter melarang program
olahraga baru yang dimulai pada saat hamil, kecuali latihan-latihan prenatal
yang dirancang khusus untuk wanita hamil.
Latihan-latihan yang paling menguntungkan bagi wanita hamil
adalah latihan dengan gerakan yang menguatkan dinding perut untuk membantu
menopang uterus dan otot pinggul yang akan anda butuhkan untuk mendorong.
Latihan kaki juga penting untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram
otot yang merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.
2. Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan
trimester II
1. Pembagian perubahan psikologis pada trimester II
Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua
fase; prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan
ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang
dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut :
A. Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan
masa preqiuckening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi
hubungannya dan segala aspek di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi
selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan
interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia
mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima
segala nilai dengan rasa hormat yang telah diberikan ibunya, namun bila ia
menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak
terhadap sikap negatif ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya.
Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang
mengembangkan identitas keibuannya.
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini
adalah perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi
pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu).Transisi ini memberikan
pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu
yang memberikan kasih sayangkepada anak yang akan dilahirkannya. Trimester
kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama
trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan
kehamilan.
B. Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas
keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan
persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa
menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama
pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan
pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima sebelum
kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru artinya
bagaimana ia menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila
nanti ia harus meninggalkan rumahnya untuk sementara pada proses persalinan.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep
bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan
perubahan fokus pada
bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu dipikirkan
karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang
menganut sistem
patrilineal/matrilineal).
2. Menjaga agar ikatan tetap kuat
Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya harus
lebih sensitif terhadap pengaruh kondisi ini pada mereka berdua. Ibu hamil
sering merasa takut jika pasangannya mendapati dirinya tidak menarik atau
gendut, tapi masalah yang muncul lebih rumit lagi. Komunikasi adalah kunci
untuk menghadapi masalah ini. Tetap cara ini dapat digunakan bila ibu dan
pasangannya tetap terbuka dan memulainya sedini dan sesering mungkin. Bila
salah satu tidak membicarakan latar belakang masalah yang dirasakan, atau
setelah berdiskusi justru merasa depresi, saat itulah diperlukan penasihat
kehamilan dan orang sekitarnya yang dapat menolong ibu dan pasangannya.
3. Menjaga kehamilan yang sehat
Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester kedua,
tapi bukan berarti bagian luar yang berubah, bagian dalam tubuh pun mengalami
perubahan sebagai respon terhadap kehamilan yang terus berkembang. Beberapa
perubahan dapat saja terasa mengganggu, namun ada juga perubahan yang terasa
menyenangkan bagi ibu hamil.
Perubahan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah keadaan
yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus diberikan pengertian terhadap kondisi
tersebut sehingga ia lebih merasa nyaman lagi. Beberapa perubahan yang
menyenangkan seperti rasa mual berkurang dibandingkan yang dialami selama
trimester pertama, energi bertambah dan peningkatan libido.
4. Reaksi orang-orang di sekitar ibu hamil
Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan psikologis
seiring perubahan yang dialami istrinya yang hamil. Pada suatu studi dilaporkan
sang suami juga merasakan perubahan nafsu makan, perubahan berat badan, rasa
sakit kepala hingga kecemasan dan
ketakutan dirasakan oleh suami yang istrinya sedang hamil.
Saat ini suami lebih aktif ikut menangani dalam kehamilan istrinya dan turut
merasakan tanggung jawab akan kelahiran bayinya.
Apabila di dalam keluarga terdapat anak sebelumnya, ia akan
merasa bingung akan perubahan yang dialami ibunya. Anak perlu diberikan
pengertian secara sederhana tentang perubahan yang terjadi dan hal yang akan
dihadapi sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari wanita hamil tampaknya adalah
orang yang sering mengambil peran yang cukup besar selama kehamilan. Ibu hamil
tampaknya merasa tergantung akan bantuan dari ibunya dalam menghadapi kehamilan
dan persiapan penerimaan bayi yang akan dilahirkan.
5. Berhubungan seks
Ada satu lagi perubahan yang terjadi pada trimester kedua
yang harus diimbangi untuk mengatasi ketidaknyamanan yaitu suatu peningkatan
libido yang pada trimester pertama dihilangkan oleh rasa mual dan lelah.
Kebanyakan calon orang tua khawatir jika hubungan seks dapat mempengaruhi
kehamilan. Kekhawatiran yang paling sering diajukan adalah kemungkinan bayi
diciderai oleh penis, orgasme ibunya, atau ejakulasi.
Ibu hamil dan pasangannya perlu dijelaskan bahwa tidak ada
yang perlu dikhawatirkan dalam hubungan seks. Janin tidak akan terpengaruh
karena berada di belakang serviks dan dilindungi cairan amniotik dalam uterus.
Namun dalam beberapa kondisi hubungan seks selama trimester kedua tidak
diperbolehkan, mencakup plasenta previa dan ibu dengan riwayat persalinan
prematur. Selain itu meknisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan seksual
akan menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring terlentang dan menahan
berat badan suami. Namun dengan mengkreasi posisi yang menyenangkan maka
masalah ini dapat diatasi.Walaupun sebagian ibu hamil merasakan seks selama hamil
terasa meningkat, tidak semua libido wanita meroket tinggi pada trimesterkedua.
Perubahan tingkat libido disebabkan variasi perubahan hormon selama hamil.
Karena respon terhadap hormon berbeda, reaksi masingmasing ibu hamil pun
berbeda.
3. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester
III
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya.Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya
akan lahir sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya
akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali
merasa khawatir atau takut kalau - kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak
normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan
bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya
fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada
trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping
itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada
trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari
suami,
keluarga dan bidan.
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu /
penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.
Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan
dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan
juga sudah dipilih.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran
bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang jenis kelamin
bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.
Kesimpulan
Ibu :
�� Terbuka
atau diam-diam
�� Perasaan
ambivalent terhadap kehamilannya
�� Berkembang
perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi ibu
�� Antipati
karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang tidak menginginkan
kehamilan
�� Perasaan
gembira
�� Ada
perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai ibu
�� Menerima
atau menolak perubahan fisik
Ayah :
�� Berbeda
tergantung dari : usia, jumlah anak, interest terhadap anak, stabilitas ekonomi
�� Menerima
atau menolak keadaan istrinya yang bisa disebabkan karena adanya gangguan
komunikasi
�� Toleransi
terhadap kebutuhan seksual. Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun
�� Ayah
dapat menjadi stress, untuk mengatasinya membuat kegiatan baru diluar rumah.
Trimester II
Ibu :
�� Mengalami
perubahan fisik yang lebih nyata
�� Ibu
merasakan adanya pergerakan janin karenanya ia menerima dan menganggap sebagai
bagian dari dirinya
�� Dorongan
seksual dapat meningkat atau menurun
�� Mencari
perhatian suami
�� Berkonsentrasi
pada kebutuhan diri dan bayinya
�� Perasaan
lebih berkembang sehingga ibu mulai mempersiapkan perlengkapan bayinya
�� Perasaan
cenderung lebih stabil
Ayah :
�� Merasa
senang dengan pergerakkan janin
�� Melibatkan
diri dengan masalah kehamilan istrinya
�� Memberikan
perhatian yang dibutuhkan oleh istrinya.
�� Bila
merasa gagal dalam memberikan perhatian ini ayah menghabiskan waktu diluar
rumah
�� Bila
berhasil, perhatian yang diberikan lebih besar lagi
Trimester III
Ibu :
�� Kecemasan
dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan postur tubuh atau
terjadi gangguan body image
�� Merasa
tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian suami berpaling atau tidak
menyenangi kondisinya
�� 6-8
minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa cemas
terhadap kondisi bayi dan dirinya
�� Adanya
perasaan tidak nyaman
�� Sukar
tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan
�� Menyibukan
diri dalam persiapan menghadapi persalinan
Ayah :
�� Meningkatnya
perhatian pada kehamilan istrinya
�� Meningkatnya
tanggung jawab finansial
�� Perasaan
takut kehilangan istri dan bayinya
�� Adaptasi
terhadap pilihan senggama
B.Pemenuhan Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil Trimester I,
II dan III
1. TRIMESTER I
Sekarang wanita merasa sedang hamil dan perasaannya pun bisa
menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini dipengaruhi oleh keluhan umum
seperti lelah, lemah, mual, sering buang air kecil, membesarnya payudara. Ibu
merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya perubahan emosi
yang sering terjadi adalah mudah menangis, mudah tersinggung, kecewa penolakan,
dan gelisah serta seringkali biasanya pada awal kehamilan ia berharap
untuk tidak hamil.
Pada trimester ini adalah periode penyesuaian
diri, seringkali ibu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa
dirinya memang hamil. ibu sering merasa ambivalen, bingung, sekitar 80% ibu
melewati kekecewaan, menolak, sedih, gelisah. Kegelisahan timbul karena adanya
perasaan takut, takut abortus atau kehamilan dengan penyulit, kematian bayi,
kematian saat persalinan, takut rumah sakit, dan lain-lain. Perasaan takut ini
hendaknya diekspresikan sehingga dapat menambah pengetahuan ibu dan banyak
orang yang membantu dan member perhatian. Oleh karena itu sangat penting adanya
keberanian wanita untuk komunikasi baik dengan pasangan, keluarga meupun bidan.
Sumber kegelisahan lainnya adalah aktivitas seks dan
relasi dengan suami. Wanita merasa tidak mempunyai daya tarik, kurang
atraktif adanya perubahan fisik sehingga menjadi tidak percaya diri. Kebanyakan
wanita mengalami penurunan libido pada periode ini. Keadaan ini membutuhkan
adanya komunikasi yang terbuka dan jujur dengan suami. Perubahan psikologi ini
menurun pada trimester 2 dan meningkat kembali pada saat mendekati persalinan.
Kegelisahan sering dibarengi dengan mimpi buruk, firasat dan
hal ini sangat mengganggu. Dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman
akan kehamilan, bahaya/risiko,komitmen untuk menjadi orang tua, pengalaman
hamil akan membuat wanita menjadi siap. Perasaan ambivalen akan berkurang
pada akhir trimester 1 ketika wanita sudah menerima/ menyadari bahwa dirinya
hamil dan didukung oleh perasaan aman untuk mengekspresikan perasaannya.
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya
akan menjadi ayah adalah timbulnya perasaan bangga atas kemampuannya mempunyai
keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang
ayah dan pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah akan sangat
memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari hubungan seks
karena takut mencederai janin.
2. TRIMESTER II
Periode ini sering disebut periode sehat (radian health) ibu
sudah bebas dari ketidaknyamanan. Selama periode ini wanita sudah mengharapkan
bayi. Dengan adanya gerakan janin, rahim yang semakin membesar, terlihatnya
gerakan bayi saat di USG semakin meyakinkan dia bahwa bayinya ada dan dia
sedang hamil. Ibu menyadari bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari
dirinya oleh karena itu sekarang ia lebih fokus memperhatikan bayinya. Ibu
sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya
secara lebih konstruktif. Sebelum adanya gerakan janin ia berusaha terlihat
sebagai ibu yang baik, dan dengan adanya gerakan janinia menyadari identitasnya
sebagai ibu. Hal ini menimbulkan perubahan yang baik seperti kontak sosial
meningkat dengan wanita hamil lainnya, adanya gelar calon ibu baru,
ketertarikannya pada kehamilan dan persalinan serta persiapan untuk menjadi
peran baru.
Kebanyakan wanita mempunyai libido yang meningkat
dibandingkan trimester I, hal ini terjadi karena ketidaknyamanan berkurang,
ukuran perut tidak begitu besar.
3. TRIMESTER III
Periode ini sering disebut priode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya,
menunggu tanda-tanda persalinan. Perhatian ibu berfokur pada bayinya, gerakan
janin dan membesarnya uterus mengingatkan pada bayinya. Sehingga ibu selalu
waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya, cedera dan akan menghindari
orang/hal/benda yang dianggapnya membahayakan bayinya. Persiapan
aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran bayinya, membuat baju, menata
kamar bayi, membayangkan mengasuh/merawat bayi, menduga-duga akan jenis
kelaminnya dan rupa bayinya.
Pada trimester III biasanya ibu merasa khawatir, takut akan
kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri
persalinan, dan ibu tidak akan pernah tahu kapan ia akan melahirkan.
Ketidaknyamanan pada trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan
jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas dan mudah tersinggung serta merasa
menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih akan berpisah dari bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya selama hamil, disinilah ibu
memerlukan keterangan, dukungan dari suami, bidan dan keluarganya.
Masa ini disebut juga masa krusial/penuh
kemelut untuk beberapa wanita karena ada kritis identitas, karena mereka
mulai berhenti bekerja, kehilangan kontak dengan teman, kolega (Oakley, dalam
Sweet,1999). Mereka merasa kesepian dan terisolasidi rumah. Wanita mempunyai
banyak kekhawatiran seperti tidakan meedikalisasi saat persalinan, perubahan
body image merasa kehamilannya sangat berat, tidak praktis, kurang atraktif,
takut kehilangan pasangan. Bidan harus mampu mengkaji dengan teliti/hati-hati
sejumlah stres yang dialami ibu hamil, mampu menilai kemampuan coping dan
memberikan dukungan.
MENGURANGI DAMPAK PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRIMESTER I, II, DAN
III
A. Support Keluarga
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi
seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu
yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman
dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat.
1. Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti
meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses
persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling
dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami
perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan
perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri
mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan.
Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti
akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi
berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia
mungil” di dalam perutnya.
Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun 2001),Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun 2001),Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita,
jadi sebisa mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung perasaan
istri, misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan ringan, menemahi istri ke
dokter untuk memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam
komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan suami tergantung dari keintiman
hubungan, ada tidaknya komunikasi yang bermakna, dan ada tidaknya masalah atau
kekhawatiran akan bayinya.
Menurut penelitian di Indonesia
Dukungan suami yang diharapkan istri:
1. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri
2. Suami senang mendapat keturunan
3. Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini
4. Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan
keadaan istri/janin yang dikandung
5. Suami tidak menyakiti istri
6. Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang
dihadapi istri
7. Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek
bekerja
8. Suami membantu tugas istri
9. Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya
10. Suami menungu ketika istri melahirkan
11. Suami menunggu ketika istri di operasi
2. Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat
tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil.
Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain
disekitarnya terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian
dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
Dukungan Keluarga Dapat Berbentuk :
- Ayah – ibu kandung maupun mertua sangat mendukung
kehamilan ini
- Ayah – ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam
periode ini
- Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi
- Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti
tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan
3.Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
- Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu
pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan
- Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan melahirkan
- Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu
untuk periksa
- Menunggui ibu ketika melahirkan
- Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
B. Support Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannnya melalui
dukungan :
Aktif : melalui kelas antenatal
Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang
mengalami masalah untuk berkonsultasi.
Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang
ada disekitar ibu hamil atau pasca bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan
pengunjung.
C. Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan
Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi
seorang wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada
kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri. Dukungan
yang diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam
kehamilannya. Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan yang dapat
diberikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu memeriksakan kehamilan,
memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan minum tablet besi,
maupun membantu ibu malakukan kegiatan rumah tangga selama ibu hamil. Walaupun
suami melakukan hal kecil namun mempunyai makna yang tinggi dalam meningkatkan
keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik.
D. Persiapan Menjadi Orang Tua
Ø Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap
sebagai masa transisi atau peralihan
Ø Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat
kelahiran dan peran yang baru, serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran
yang baru ini dapat disatukan dengan anggota keluarga yang baru.
Peran orang tua sebagai proses peralihan yang berkelanjutan
:
1) Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan
bukan suatu keadaan statis
2) Berawal dari kehamilan dan merupakan kewajiban
menjadi orang tua dimulai
Peran orang tua sebagai krisis dibandingkan sebagai masa
peralihan :
1) Perubahan ini dianggap suatu krisis apabila sangat hebat,
sangat mengganggu dan merupakan perubahan negatif
2) Perubahan kebiasaan yang mengganggu seperti:
- Perubahan kehidupan seksual
- Pola tidur dan lain - lain
Hal- hal yang perlu diperhatikan terhadap kehadiran dari
bayi baru lahir adalah:
- Temperamen
- Cara pasangan mengartikan stres dan bantuan
- Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial
mereka
Peralihan menjadi orang tua
Fase Penantian:
1. Berkaitan dampaknya pada kehamilan
2. Calon orang tua perlu menyelesaikan tugasnya untuk
menjadi orang tua, misalnya : pembagian tugas dalam keluarga
3. Pasangan dalam fase ini akan mengalami perasaan yang
hebat, tantangan, dan tanggung jawab.
Fase bulan madu
1. Sangat berdampak pada masa puerpurium, perlu mendapat
perhatian pada askebnya
2. Bersifat psikis dan bukan merupakan saat damai dan
gembura
3. Hubungan antar pasangan memiliki peran penting dalam
membina hubungan baru dengan bayi
4. Merupakan fase yang beratà adaptasi dengan anggota baru
V. PERAN BIDAN
Bidan harus memahami berbagai perubahan psikologis yang
terjadi pada ibu hamil untuk setiap trimester agar asuhan yang diberikan tepat
sesuai kebutuhan ibu. Hal ini diperlukan ketelitian dan kehati-hatian bidan
untuk mengkaji /menilai kondisi psikologi seorang wanita hamil tidak hanya
aspek fisik saja. Memfasilitasi wanita agar mau terbuka berkomunikasi baik
dengan suami, keluarga ataupun bidan.
Dukungan psikososial selama kehamilan telah menunjukkan
secara signifikan dapat meningkatkan kesejateraan emosi. Dukungan psikososial
dalam hal ini, (Cobb, 1976) mendefinisikan dukungan psikososial sebagai
informasi yang membawa seseorang untuk mempercayai bahwa dirinya diperhatikan,
dicintai dihargai. Menurut Schumaker dan Brownell (1984) dukungan psikososial
adalah pertukaran sumber informasi antara minimal 2 individu, yang terdiri dari
provider dan resipien dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan resipien.
Dukungan psikososial ini akan melingdungi/mengurangi efek
negatif dari faktor resiko psikososial, Clupepper, Jack (1993) membagi resiko
psikososial menjadi 3 yaitu : karakteristik sosial/demografi : usia tua, muda,
kurang pendidikan, rumah yang tidak layak huni: faktor psikoligis :stress.
Gelisah dengan riwayat /sedang mengalami gangguan psikologis dan kebiasaan
hidup yang merugikan kesehatan : merokok, suka mabuk, pemakaian obat-obatan,
obesitas, terlalu kurus.
Adapun jenis dukungan psikososial yang dapat diberikan
berupa esteem support (dukungan untuk meningkatkan kepercayaan diri),
informational support, tangible support (sarana fisik) dan perkumpulan sosial.
Power et al (1988) membagi dukungan sosial menjadi 2 :
1. Emosional support : semua yang dapat meyakinkan/menjamin
kedekatan dan pengetahuan bahwa dia dicintai, diperhatikan dan deterima serta
nasihat, saran yang diberikan dapat dapat menimbulkan kepercayaan diri.
2. Practical support : meliputi semua aspek bantuan yang bertujuan
membentuk individu dari sebuah masalah berupa kegiatan fisik (action) seperti
meminjamkan uang, membantu tugasnya yang tidak bisa dikerjakan sendiri.
Bidan harus mampu mengidentifikasi sumber dukungan yang ada
disekitar ibu, mempelajari keadaan lingkungan ibu, keluarga, ekonomi, pekerjaan
sehari-hari. Perlu dipahami bahwa sumberdukungan psikososial yang paling besar
pengaruhnya pada individu adalah orang yang terdekat bagi mereka seperti
pasangan, teman baik, ker
III.Asuhan kehamilan kunjungan ulang kehamilan
Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang
dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama.
Kunjungan ulang dilakukan/ dijadwalkan setiap
4 minggu sekali sampai umur 28 minggu. Selanjutnya tiap 2 minggu sekali sampai
umur kehamilan 36 minggu dan setiap minggu sampai bersalin.
Kunjungan antenatal ulang :
pendektesian komplikasi-komplikasi ibu dan janin,
mempersiapkan kelahiran dan kegawatan, pemeriksaan fisik yang
terfokus dan pengajaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan kunjungan
ulang:
Pihak Ibu
Pihak Bayi
Pemeriksaan Laboratorium/ Penunjang
Pihak Ibu
Riwayat kehamilan sekarang
Setiap masalah atau tanda-tanda
bahaya : perdarahan vagina, sakit kepala yang
hebat, perubahan visual
secara tiba-tiba, nyeri abdomen yang
hebat, bengkakpada
muka/ tangan, gerak janin berkurang.
Keluhan-keluhan lazim kehamilan :
pegel-pegel, kram pada kaki, sering kencing, pigmentasi kulit, sembelit.
Perasaan ibu pada kunjungan sekarang.
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tekanan
darah; berat badan; tinggi fundus uteri (tafsiran berat janin); auskultasi
(mengetahui denyut jantung janin); palpasiabdominal
untuk mendeteksi kehamilan ganda
(setelah UK 28 minggu); manuverLeopold untuk mendeteksi kedudukan abnormal (setelah 36
minggu).
Pemeriksaan keadaan umum
Pihak Bayi
Pada bayi yang perlu dikaji adalah gerakan janin; denyut
jantung janin (DJJ),
dilakukan setelah UK 12 minggu; tafsiran berat janin (TBJ);
letak dan presentasi, engagement (masuknya kepala ke panggul); kehamilan kembar/
tunggal.
Laboratorium
Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dapat
dilakukan pada kunjungan ulangantenatal adalah
: Hemoglobin (Hb), hematokrit (Hmt);
STS (Serologic test for syphilis) pada trimester
III diulang; Kultur untuk gonokokus; Protein urin; Gula dalam darah; VDRL
Ajarkan ibu mengenai (sesuai umur kehamilan),
yaitu pemberian ASI, KB, latihan/olahraga ringan, istirahat, nutrisi.
Ajari ibu tanda
bahaya, pastikan ibu memahami apa yang akan dilaksanakan jika
menemukan tanda bahaya.
Jadwalkan kunjungan berikutnya.
Mencatat kunjungan dengan SOAP.
Kunjungan ini terdiri:
Catatan riwayat dan pemeriksaan fisik yang diarahkan kepada
perkembangan kondisi ibu dan janin,pemeriksaan spekulum/pelvic,laboratorium
bila ada indikasi,dan penjelasan serta pengajaran yang tepat pada kebutuhan
yang ibu hamil dan usia bayi.
Pencatatan kunjungan ulang ini bertujuan untuk :
Mengenalkan bidan kembali dengan temuan-temuan,masalah serta
aspek-aspek yang berkaitan dengan wanita tersebut.
Mengevaluasi data dasar
Mengevaluasi keseluruhan dan efektivitas penatalaksanaan
terdahulu.
Kartu kunjungan ulangan :
Mengkaji kembali catatan sebelumnya untuk mendapatkan
informasi sbb:
Nama
Umur
Paritas
Usia kehamilan
Temuan bermakna dari :
- Riwayat obstetric
- Riwayat medis lampau dan perawatan utama
- Riwayat keluarga
- Riwayat kehamilan sekarang
- Pemeriksaan fisik awal
- Pemeriksaan panggul
Masalah yang telah diidentifikasi,pengobatan dan evaluasi
Kecemasan
Obat-obat khusus,pengobatan dan persyaratan diet yang saat
ini harus dipenuhi ibu hamil tersebut
Laporan-laporan laboratorium:
- Normalitas hasil-hasil
- Perlu untuk mengulangi tes-tes laboratorium
Riwayat
Riwayat kunjungan ulang di rancang untuk mendeteksi
atau indikasi subjektif dari komplkasi terakhirnya.ibu hamil tersebut
ditanyakan tentang hal-hal sebagai berikut:Kecemasan,keluhan,pertanyaan-pertanyaan
atau masalah yang dialami:
Sakit kepala
Gangguan penglihatan
Pusing
Demam/kedinginan
Mual/muntah
Gerakan janin,jika memungkinkan
Nyeri perut/kontraksi
Sakit pinggang
Disuria
Keluarnya cairan vagina
Perdarahan vagina
Konstipasi
Varises
Kram kaki
Oedema ( pergelangan kaki,wajah,tangan )
Paparan terhadap penyakit infeksi
Penggunaan obat-obat selain yang dianjurkan
Perubahan-perubahan hubungan
Perawatan medis sejak kunjungan terakhir
Pemeriksaan Fisik
Pada setiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik
berikut ini dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda komplikasi.
Berat badan
Tekanan darah
Pemeriksaan abdomen:
- Letak, presentase, posisi jika usia kehamilan 32
minggu atau lebih
- Pengukuran tinggi fundus
- DJJ
Pemeriksaan ekstremitas atas untuk oedema jari tangan
Pemeriksaan ekstremitas bawah :
- Oedema pergelangan kaki
- Refleks tendon
PEMERIKSAAN Abdomen
1. Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin
yang berada dalam fundus uteri.
Petunjuk cara pemeriksaan :
Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kearah
kepala pasien. Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti
bentuk uterus. Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran
konsistensi dan gerakan janin. Tentukan bagian janin mana yang terletak di
fundus.
Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi
akan teraba bagian bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong
yang terletak di fundus,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak
spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan,
serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah fundus akan
terasa kosong.
2. Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian
janin yang berada pada kedua sisi uterus.
Petunjuk pemeriksaan :
pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kepala
pasien. Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan
tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi. Secara
perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi
mana terletak pada sisi mana terletak punggung,lengan dan kaki.
Hasil : bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda
yang keras pada beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila
teraba adanya bagian – bagian kecil yang tidak teratur mempunyai banyak
tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka bagian tersebut adalah kaki,
lengan atau lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin
punggung janin berada pada sisi yang sama dengan punggung ibu (posisi
posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi dengan punggung teraba
disalah satu sisi.
3. Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin
apa yang berada pada bagian bawah.
Petunjuk cara memeriksa:
dengan lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati
bagian bawah abdomen pasien tepat diatas simfisis pubis. Coba untuk menilai
bagian janin apa yang berada disana. Bandingkan dengan hasil pemeriksaan
Leopold.
Bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang berada diabagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak dapat diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.
Bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang berada diabagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak dapat diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.
4. Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan
“engangement”.
Petunjuk dan cara memeriksa :
Petunjuk dan cara memeriksa :
Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu.Letakkan kedua telapak
tangan pada bagian bawah abdomen dan coba untuk menekan kearah pintu atas
panggul
Hasil: pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III,
menilai bagian janin terbawah yang berada didalam panggul dan menilai seberapa
jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas panggul.
5. Pemeriksaan denyut jantung janin.
Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin
terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) sejak kehamilan 20 minggu.
Jantung janin biasanya berdenyut 120-160 kali permenit. Tanyakan kepada ibu
apakah janin sering bergerak, katakana pada ibu bahwa DJJ telah dapat didengar.
Mintalah ibu segera bila janinnya berhenti bergerak. Bila sampai umur kehamilan
28 minggu denyut jantung janin tidak dapat didengar atau denyutnya lebih dari
160 atau kurang dari 120 kali permenit atau janinnya berkurang gerakannya atau
tidak bergerak, maka ibu perlu segera dirujuk.
Apabila ibu berencana untuk menyusui ibu membutuhkan
evaluasi/pemeriksaan ulang pada putting susu ibu pada usia kehamilan 36 minggu
untuk memastikan kebutuhan terhadap tindakan-tindakan untuk kondisi putting
susu.
Pemeriksaan Pelvic
Setelah pemeriksaan awal bidan melakukan sebagian atau
seluruh komponen-komponen berikut ini dari pemeriksaan panggul sebagaimana
indikasinya :
Jika hamil tersebut mengeluh tentang keluarnya cairan vagina
- Periksalah tanda –tanda infeksi vagina
- Evaluasi pengobatan untuk infeksi vagina
- Ulangi papsmear jika perlu
- Pastikan ada tidaknya KPD
Lakukan pelvimetri klinik pada akhir trimester ketiga.jika
panggul perlu dievaluasi kembali.
Lakukan pemeriksaan vagina jika ibu hamil memiliki
tanda-tanda atau gejala persalinan kurang bulan untuk menilai :
- Penipisan
- Pembukaan
- Status ketuban
- Masuknya kepala janin
Pemeriksaan Laboratorium
Protein urine: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penipisan
rutin protein urine merupakan cara efektif mendeteksi pre eklamsi
Glukosa : ibu hamil harus diperiksa terhadap kemungkinan
diabetes
Penanganan
Pengumpulan data dasar melalui riwayat,pemeriksaan fisik dan
panggul,laboratorium merukan langkah pertama dalam proses penatalaksanaan. Langkah-langkah
lainnya dari penangan tergantung pada data dasar dan intervensinya mencakup :
Menentukan normalitas :
Membedakan ketidak nyamanan umum dari kehamilan dengan
kemungkinan komplikasi.
Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala kemungkinan menyimpang
dari yang normal atau komplikasi
Mengidentifikasi hal-hal yang mungkin menjadi kebutuhan
keluarga
Antisipasi masalah-masalah potensial hal penting dalam
pengembangan rencana perawatan yang komprehensif.Evaluasi kebutuhan terhadap
intervensi segera dari bidan atau dokter dan untuk konsultasi atau
penatalaksanaan kerjasama dengan para perawat kesehatan.Bila terdapat
penyimpangan dari normal dengan atau tanda situasi gawat darurat.
Pengembangan rencana perawatan menyeluruh mencakup
komponen-komponen berikut:
Penetapan kebutuhan untuk pengujian laboratorium
Menentukan kebutuhan konsultasi dengan bidan/ dokter
Penentuan kebutuhan akan re evaluasi diserta intervensi
Penentuan apa langkah-langkah instruksional untuk memenuhi
kebutuhan
Penentuan kebutuhan akan pengurangan rasa ketidak nyamanan
serta pengobatannya.
Penentuan akan kebutuhan obat-obatan
Penentuan akan kebutuhan konsultasi
Penentuan kebutuhan akan adanya seseorang yang lebih aktif
menemani
Penentuan kebutuhan konseling atau penyuluhan.
REFERENSI
|
1. Bobak, lowdernik, jensen, buku ajar keperawatan
maternitas, jakarta : egc,2004
2. Departemen Kesehatan RI, 1992, Asuhan Kebidanan Pada
Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga, Jakarta
3. Departemen Kesehatan RI, 1998, Asuhan Keperawatan
Ibu Hamil (Antematal), Modul Diklat Jarak Jauh, Jakarta
4. Departemen Kesehatan RI, 1999, Buku Acuan Pelatihan
Asuhan Persalinan Dasar, Jakarta
5. Pusdikanakes – who – jhpiego, asuhan antenatal,
jakarta, 2003
6. W.R., 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan.
Jakarta. Dian Rakyat
7. Varney h, varney’s midwifery, london : jones
& bartlett publishers,1997
8. Seller, p. Mc, midwifery, volume 2, 1993,
juta & co ltd 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Your CommEnT........